30

336 49 47
                                    

Sedikit greget hehehe :v



Typo bertebaran.......

.

.

.

.


" semua yang dikatain teman Dika gak bener kan mas.....?"

Setelah sepulang sekolah, Radika menuruti perkataan dua cewek reog buat nanya sama Mahen. Radika pun langsung menghubungi Mahen, minta waktu Mahen buat ketemuan sama dirinya. Untung aja Mahen ada waktu buat ketemuan, Radik pun bergegas mencari kendaraan umum untuk jalan ke tempat yang udah Mahen tentuin.

Disinilah Radika sekarang, duduk berhadapan dengan Mahen yang sedang menceritakan semua fakta yang baru saja dia ketahui.

" bener, semua perkataan yang temen kamu ucapkan semuanya bener. Fitri adeknya Jevan sama Jendra, mereka bertiga saudara kembar non identik. Fitri bukan adik kandungnya mas, maaf mas baru kasih tau kamu "

Menganga tidak percaya, ya itulah yang Radika rasakan saat ini. Radika sedang mencari letak kebohongan tapi tidak ada, ekpresi wajah Mahen tidak menampakan raut candaan sedikit pun.

" tapi kenapa bisa......." ujar Radika tampak menghembuskan nafas nya dengan pelan, Mahen yang melihat tampang Radika yang seperti itu pun tersenyum kemudian. Mahen sendirilah yang mulai menceritakan semuanya.

.

.

Radika berjalan menelusuri trotoar jalan, sejak tadi kedua kakinya tidak lepas menendang-nedang krikil dan batu kecil yang menghalangi langkah kakinya. Radika kesal dan takut.

" Fitri hilang ingatan "

" bapak yang nemuin Fitri "

" Fitri merupakan putri dari keluarga Pradifta "

" Fitri punya tujuh saudara "

" Jevan dan Jendra adalah salah satunya"

Sejak tadi kalimat inti yang Mahen ucapkan terus-terusan berputar dalam isi kepalanya. Radika meruntuki kebodohannya yang lebih memilih egonya, 7 abang. Apakah Radika bisa melewati tembok besar itu.

" ya kali gue mundur sih....!" Ucap Radika prustasi. Pasalnya dia sudah di cap cowok brengsek sama Jevan, sejak tadi Radika mikirin gimana kalau Jevan ngomong sama yang lainnya tentang dia nyuri ciuman. Radika tidak membayangkan nasib dirinya, amukan Jevan udah ngebuat dia masuk rumah sakit.

" nyawa gue gak akan kemana-mana kan...?" Radika ngeri sendiri memikirkan tampang-tampang menyeramkan dari para abang barunya Fitri.

*****

Di salah satu rumah besar, ada satu kelompok orang tengah duduk bersama sedang membicarakan sesuatu yang begitu serius.

" apakah mereka mengenali mu..?" Tanya Angga selaku ayah dari laki-laki muda yang duduk tidak jauh dari pandangannya.

" sepertinya tidak ayah " jawab Satria kemudian, laki-laki muda itu adalah Satria. Satria Gumilar Pradifta yang merupakan putra tunggal dari Angga Pradifta. Laki-laki dewasa yang duduk bersebelahan dengan kakeknya Andra.

" om Agung tidak mengenaliku " ujar Satria kembali, mengingat ketika dirinya bertemu dengan ayahnya Fitri untuk yang pertama kalinya.

" bagus, kau sudah menjalankan tugasmu dengan baik. Kakek bangga sama kamu " Andara Pradifta memuji sang cucu satu-satunya. Anak muda itu sudah menjalankan perannya dengan baik dan benar.

My Seven Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang