Silimit milim ^_^
Seperti biasa komentar kalian penentukan kelanjutan chapter berikutnya....
Typo bertebaran.......
.
.
Semakin kesini Fitri semakin dekat dengan Jendra dan juga Jevan, dua kembar itu selalu saja berusaha untuk mendekati diri dengannya, ketika Jevan ataupun Jendra mendekat Fitri pasti akan merasakan sakit kepala terlebih dulu bedanya sekarang Fitri tidak sampai pingsan seperti sebelumnya, entah kenapa dua laki-laki kembar itu juga lah yang bisa menjadi penawar untuk sakit kepalanya, dengan sekejap Fitri akan merasa kembali baik ketika Jevan ataupun Jendra menyentuh dirinya.
Jam istirahat sedang berlangsung sejak beberapa menit yang lalu, seperti biasa Radika sudah menunggu Fitri di depan kelas, Radika memang tidak pernah absen untuk berada di samping Fitri. gadis yang ditunggu pun akhirnya keluar kelas bersama dengan Erina, Radika tidak masalah, Fitri memang sering bersama dengan teman perempuannya, siapa pun teman Fitri akan Radika jadikan teman juga, begitu pun dengan empat orang yang baru saja menghampiri mereka, siapa lagi kalau bukan Jendra, Jevan, Indah dan juga Kayla.
" kantin bareng aja " ujar Jevan kemudian.
" gak papa emang bro?" Tanya Radika.
" ya gak papa lah, emang kenapa coba" ucap Jevan menanggapi pertanyaan dari Radika.
" gak papa sih, takut ganggu aja"
" kalian udah jadi teman kita " ujar Jendra berjalan satu langkah mendekati Fitri.
" ayo " ujar Jendra sembari mengulurkan tangan kanannya meraih telapak tangan Fitri untuk di genggamnya.
" ebuset mau jadi playboy tuh si Jendra..." celetuk Indah yang melihat Jendra menggenggam tangan Fitri dan juga di sebelah kiri Jendra ada Kayla yang sudah menggandeng lengan kiri Jendra.
" heh....."
" pawangnya ngamuk tuh " ucap Erina kemudian, Jevan hanya bisa tersenyum sedangkan Indah begitu antusias menunggu adanya keributan di antara mereka ber-empat.
" lepasin bro, jangan pegang-pegang.... biar gue yang pegang tangan Fitri, lo udah ada Kayla juga tuh yang gelayutan kek monyet di tangan kiri lo " tentu saja Radika langsung melepaskan tautan jemari Jendra pada jari-jari tangan Fitri, di gantikan langsung oleh telapak tangannya yang menggenggam telapak tangan Fitri dengan erat dan lembut.
" ngomong apa loo Radik....!" Kayla langsung melepaskan lengan Jendra, ingin menghampiri Radika namun ditahan oleh Jendra.
" jelek banget manggil nama guenya lo" Radika memutar bola matanya dengan malas, Kayla kembari ke tempat semula.
" dah lah kantin sekarang, gak kebagian tempat duduk nanti " setelah berucap seperti itu Erina pun melangkah terlebih dulu meninggalkan tiga pasang anak manusia yang masih berdiam diri di dekat pintu kelas. Fitri menjadi orang kedua yang mengikuti langkah kaki Erina menuju kantin, Jevan dan Jendra langsung tertawa melihat genggaman tangan yang Radika lakukan pada Fitri di hempaskan begitu saja, Radika hanya bisa berdecak sebal menendang angin serta mengacak rambutnya dengan asal.
" sabar bro, masih muda jangan bunuh diri dulu " Jevan menepuk pundak Radika, kemudian langsung berjalan bersama dengan Indah yang masih bergelayut manja pada lengannya.
" eh Radik....." panggil Kayla kemudian.
" apa lo " jawab Radika dengan ngegas.
" idih sensi amat, pms lo " Jendra hanya bisa terkekeh pelan mendengar keluhan Radika yang prustasi dengan sikap adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Seven Brother
FanfictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA...! kisah seorang gadis bersama ketujuh saudara laki-lakinya