Tetap komentar yang menjadi penentu kelanjutan cerita ini :) tidak ada komentar tidak ada next chapter ^_^
Typo bertebaran.....
.
.
Untuk kali ini saja Fitri mengharapkan jika laki-laki cerewet bernama Radika segera menyusulnya dikelas, dan entah kenapa juga jarum jam begitu lama untuk berputar, Fitri merasa tidak betah atau mungkin dia belum terbiasa dengan kelas barunya, Fitri merasa tidak nyaman karena setelah memperkenalkan namanya ada dua orang laki-laki yang menatap kearahnya dengan intens, Fitri merasa risi di tatap seperti itu oleh mereka berdua, dan lebih parahnya lagi Fitri mendapatkan tempat duduk yang kosong tepat di depan meja laki-laki berambut hitam.
" lama banget sih " gumam Fitri dengan kedua mata yang tidak ada henti menatap jam dinding yang berada di atas papan tulis, di hari pertama ini belum ada kegiatan belajar mengajar, tadi Pak Bustomi bilang jika kegiatan belajar akan dimulai hari senin.
" misi mbak ?" Fitri menolehkan kepalanya dengan cepat setelah dirinya mendengar ada seseorang yang berbicara kepadanya.
" iya kenapa ?" Fitri pun menjawab sekaligus bertanya pada gadis berambut sepundak itu.
" aku mau masuk, sebelah kamu itu tempat duduk ku " tunjuk gadis itu pada kursi kosong yang ada di sebalah kanan tubuh Fitri, aah iya Fitri baru mengingat jika dia mempunyai teman semeja.
" oh iya silakan " karena Fitri yang berada di sebelah kiri yang mengharuskan Fitri untuk beranjak dari tempat duduknya memberi jalan pada gadis itu.
" makasih ya, oh iya salam kenal juga namaku Erina " setelah memposisikan tubuhnya dengan nyaman, gadis itu pun memperkenalkan namanya pada Fitri yang mulai hari ini akan menjadi teman satu mejanya.
" aku Fitri, salam kenal juga ya " Fitri meraih telapak tangan gadis bernama Erina untuk berjabat tangan.
" kamu asal darimana, anak baru kan?" Fitri tersenyum mendengar Erina yang kembali memulai perbincangan dengannya, setidaknya untuk sekarang Fitri mempunyai teman ngobrol.
" aku asal dari Surabaya, baru pindah dua bulan yang lalu dan baru kemarin aku dapat informasi ada penerima beasiswa di sekolah ini " Erina menganggukan kepalanya.
" jadi kamu anak beasiswa ?" Ujar Erina kembali.
" i-iiyyaa..... " ucap Fitri dengan sedikit ragu, dia melupakan kenapa dirinya bisa keceplosan mengungkapkan jika dirinya adalah anak beasiswa.
" santai aja jangan gugup seperti itu, aku juga anak beasiswa kok, kita sama" Erina tersenyum lalu menepuk pelan pundak Fitri.
" makasih ya, semoga kita bisa jadi teman baik " setelah mengatakan hal itu suara yang dinantikan Fitri sejak tadi akhirnya berbunyi juga, jam istirahat pertama telah tiba.
" aaah udah bel, maaf ya aku belum bisa ngajak kamu ke kantin bareng, aku ada kumpulan sama anak eskul " Erina merasa tidak enak pada Fitri yang berstatus sebagai teman barunya, seharusnya kan dia menjadi orang yang mengajak Fitri untuk berkeliling sekolah.
" gak papa ko rin.... aku bisa sendiri " Fitri menjawab dengan senyuman yang menawan, Erina juga tersenyum lalu berdiri setelah Fitri memberikan jalan untuknya keluar.
" kalau gitu aku pergi duluan ya, lain kali aku akan ngajak kamu keliling sekolah " ujar Erina lalu pergi meninggalkan Fitri bersama dengan empat orang yang sejak tadi memperhatikannya.
Fitri melirik sekilah kearah mereka, dua laki-laki yang masih melihat kearahnya dengan tatapan sendu dan dua perempuan yang menatap kearahnya dengan tatapan cemburu, Fitri sudah berpikir jika dua perempuan itu pasti sedang merasa kesal karena para kekasihnya memperhatikan Fitri sejak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Seven Brother
FanfictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA...! kisah seorang gadis bersama ketujuh saudara laki-lakinya