Hehehe selamat malam _^
Kembali ketemu lagi kita, di tahun yang baru mudah-mudahan apa yang kalian semogakan cepat tersemoga.......
Typo bertebaran........
.
.
Komentar & votenya jangan lupa ya besstyieee..........
.
.
.
.
.
.
.
#Beberapa menit sebelum ledakan kedua............
" suara apa itu anjir, kenceng banget " ujar Jendra menengokan kepalanya kearah pintu keluar yang ada dibelakang tubuhnya. Jevan juga ikut menolehkan kepalanya kearah sumber suara begitu juga dengan Fitri yang mengarahkan pandangannya ke pintu yang terbuka lebar. " gue cek dulu bentar" ujar Jevan kemudian. "lo bisa lanjutin sendiri kan dra...?" sebelum pergi Jevan menyuruh Jendra untuk melanjutkan usaha mereka yang sedang membuka rompi yang melilit tubuh mungil sang adik dengan perlahan. "bisa, tinggal lepasin pelan-pelan, lo mending cek keadaan diluar" Jendra menyanggupi, Jevan menganggukan kepalanya lalu berkata "hati-hati" Jendra mangutin kepalanya, lalu kembali focus pada rompi yang ada di depan matanya, sebelum benar-benar melepaskan rompi tersebut, Jendra melirik sebentar pada bom lebih tepatnya pada detik waktu yang masih terus berjalan secara teratur, dua menit tiga puluh detik menjadi tumpuan Jendra untuk segera melepaskan rompi sialan yang membelenggu tubuh Fitri.
"aku lepasin sekarang, kamu coba pelan-pelan buat keluarin tangan kamu satu persatu oke" ucap Jendra memberikan sedikit pengarahan untuk Fitri, Fitri mangutin kepalanya mengerti. Dengan perlahan namun pasti, Jendra berhasil menuntun Fitri untuk melepaskan rompi itu tanpa membuat waktu pada bom bergulir cepat. Setelah itu Jendra menyuruh Fitri beranjak dari tempat duduk dan menyuruh gadis mungil itu untuk menunggu dirinya di depan pintu. Jendra masih harus menyimpan rompi itu di pojok ruangan dan tentu saja Jendra meletakannya dengan begitu hati-hati.
"dua menit " gumam Jendra kemudian, dalam waktu dua menit mereka harus segera keluar dari tempat ini. Jendra mengambil satu tangan Fitri dan langsung bergerak cepat untuk melarikan diri dari tempat yang sebentar lagi akan hancur.
"Anjing......" geram Jevan melihat tangga yang menjadi akses satu-satunya mereka turun dari lantai dua ke lantai bawah sudah lenyap begitu saja. Jevan melihat kondisi ruangan lantai satu yang sudah di hancur akibat ledakan yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu. Jevan bisa melihat asap pekat dengan api yang berkobar besar sudah memporak porandakan ruangan bawah, Jevan menggelengkan kepalanya tidak tahu harus bagaimana untuk keluar dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Seven Brother
FanfictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA...! kisah seorang gadis bersama ketujuh saudara laki-lakinya