"Selamat pagi, Haya-san!"
Hayabusa menatap sumber suara. Hanabi yang tersenyum manis padanya, menyapa ketika dia berjalan menuju tempat duduknya.
"Pagi, Hanabi!" Balas Hayabusa. "Pagi juga, Kagura!"
Kagura yang baru saja akan menyapa, urung, beralih memperhatikan wajah Hayabusa yang terlihat lesu.
"Ada apa, Haya-san?" Tanya Kagura. Hanabi yang berada di seberang Hayabusa mendelik.
Hayabusa menghela napas, "Tidak ada, hanya sedang berpikir."
Kagura hanya mengangguk, urung bertanya lagi setelah melihat Hayabusa yang terlihat tidak mau diganggu saat ini.
Dalam pikiran Hayabusa tidak lain dan tidak bukan adalah Hanzo. Hayabusa khawatir anak itu akan berkelahi lagi di sekolah dan pulang dengan keadaan babak belur seperti semalam.
Sementara itu, Hanzo saat ini sedang menopang dagu sambil mendengarkan penjelasan guru di depan. Sesekali menguap, memainkan jarinya, mencoret-coret bukunya, dan melempari Yin dengan bola kertas kecil-kecil. Lumayan lama tidak bersekolah sejak lulus sekolah menengah pertama, Hanzo harus membiasakan diri untuk kegiatan belajar mengajar yang membosankan ini. Mau tidak mau dia harus belajar agar nilainya baik dan membuat Hayabusa bangga. Begini-begini Hanzo pernah menjadi juara kelas tiga kali berturut-turut.
Setidaknya Hanzo berhasil memperhatikan-meski tidak sepenuhnya-pelajaran sampai jam istirahat pertama. Dia merenggangkan punggungnya yang terasa pegal karena terus menerus duduk selama dua setengah jam, merasakan otot-ototnya yang rileks membuatnya menghela napas lega.
"Hei, Kawan! Bagaimana kabarmu?" Yin menepuk bahu Hanzo. Merasa sudah mendapatkan perhatian Hanzo, dia melanjutkan perkataannya, "Kau tahu tidak? Ah, kita mengobrol di kantin saja, yuk? Hei apatis, kita ke kantin yuk?" Beralih menghampiri Julian yang sedang menggeser-geser layar ponsel.
Hanzo menatap Yin yang menarik-menarik lengan Julian dan dibalas penolakan dari si rambut merah. Rasanya penolakan itu tidak berarti untuk Yin, si rambut pirang itu bersikeras mengajak Julian yang akhirnya menyerah, dengan terpaksa mengikuti Yin. Hanzo juga mengikuti mereka berdua yang berjalan keluar dari kelas.
•××ו
Kantin lumayan ramai.
"Kalian tidak pesan sesuatu?" Tanya Yin. Hanzo dan Julian menggeleng serempak. "Kalau begitu tunggu sebentar, aku ingin membeli roti."
Sepeninggal Yin, Hanzo dan Julian diam seribu bahasa. Dua orang yang sama-sama berambut merah itu sibuk dengan kegiatannya masing-masing, Julian dengan ponselnya dan Hanzo memperhatikan sekitar. Suasana beku itu mencair ketika Yin datang dengan membawa sebungkus roti isi.
"Apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Hanzo.
"Swebengar, akwu mwak-"
"Telan dulu baru bicara!" Desis Julian, rasanya pemuda itu tidak mau buka suara selain kepada Yin.
Yin mengunyah roti di mulutnya sambil menatap Julian sebal. Menelan.
"Baiklah, apa kau kenal dengan Gusion Paxley?" Tanya Yin sambil menatap Hanzo.
"Bahkan Selena si vokalis cantik yang sedang naik daun itu pun aku kenal, ada apa memangnya?" Jawab Hanzo sekenanya.
Yin mendengus, "Serius, Kawan! Kau kenal tidak?"
Hanzo menggeleng sebagai jawaban.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANIKI
Romantika[Hayabusa x Hanzo] [Modern AU] Dalam kehidupan yang gelap, Hanzo hanya ingin menemukan kehangatan... * MY FIRST BOOK * - Jadwal up tidak tentu, kadang ide mandek di tengah jalan. - Banyak kesalahan tipografi, jadi kalau menemukan tolong komen untuk...