(10)

668 84 11
                                    

"Hanzo!"

Si surai merah berbalik badan, mendapati Yin dan Julian yang baru saja datang. Ya, di mana ada Yin di situ ada Julian. Mengagumkan melihat dua orang berbeda kepribadian itu berjalan bersisian tanpa konflik.

"Pagi, Yin dan Julian!" Sapa Hanzo begitu mereka berdua tiba di sisinya. Ketiga pemuda itu pun melanjutkan langkah mereka menyusuri halaman sekolah.

"Pagi Hanzo!" Balas Yin bersemangat, sementara Julian hanya menganggukkan kepala.

Waktu sudah lama berlalu sejak malam itu. Tiga musim sudah terlewati, tahun pun sudah berganti. Dua minggu setelah libur musim dingin dan satu bulan sebelum ujian kenaikan kelas. Belum ada suasana menegangkan dimana anak malas mendadak jadi kutu buku dan anak rajin mendadak jadi tutor, saat ini masih dalam suasana penghujung musim dingin bulan Februari.

"Oh iya, aku lupa hari ini hari valentine!" Gumam Yin setelah mengamati beberapa pasangan yang saling bertukar coklat di halaman sekolah.

"Valentine?" Tanya Hanzo yang merasa asing dengan istilah itu.

Yin terkejut, "Sungguhan? Kau tidak tahu apa itu valentine?"

Hanzo menggeleng polos.

"Aduh!" Yin menepuk jidatnya, "Bagaimana bisa? Bahkan Julian yang tidak peduli apapun, tahu apa itu valentine." Berpikir sejenak untuk menjelaskan. "Jadi valentine adalah hari dimana kau menyatakan kasih sayang kepada orang-orang yang kau sayangi, biasanya orang-orang akan memberikan coklat atau hadiah lain kepada kekasih, keluarga, atau sahabat mereka."

Hanzo mengangguk paham. Ternyata ada hari perayaan semenarik ini di dunia. Sepertinya dia pernah lihat orang-orang saling bertukar coklat dalam sehari saat sekolah menengah dulu, tapi dia tidak tahu maksud mereka dan menganggap itu bukan hal yang menarik.

Di tempat loker pun ada beberapa orang yang mendapatkan coklat di dalam loker mereka. Yin menatap mereka iri, sementara Julian sibuk mengganti sepatunya dengan sepatu ruangan, Hanzo mengamati pemuda yang senyum-senyum seperti orang gila sambil memeluk coklat yang didapatkannya.

"Tidak ada satu pun gadis yang tertarik padaku. Jika aku mendapatkan coklat di lokerku, aku khawatir itu pemberian hantu." Ujar Yin sembari membuka lokernya, "Lihat, lokerku kosong! Bahkan hantu pun tidak tertarik denganku!"

Hanzo tertawa menanggapi keluhan Yin. Berharap ada seseorang yang mau memberikan sumbangan coklat pada pemuda bersurai kuning itu agar wajahnya tidak layu seperti bunga yang lupa disiram.

"Jika aku tahu hari ini ada perayaan, pasti aku akan membeli beberapa coklat, lalu membaginya denganmu dan Julian."

"Terima kasih atas niat baikmu, Kawan. Kutunggu tahun depan."

Hanzo tertawa sembari membuka lokernya. Dia mendapati sebatang coklat dan secarik kertas di dalamnya. Dengan wajah bingung, Hanzo mengambil kedua benda itu dan membaca tulisan di atas kertas.

"Apa itu? Coklat dan surat? Ini tidak adil! Bahkan Hanzo yang baru beberapa menit yang lalu mengenal hari valentine sudah mendapatkan coklat, lalu bagaimana denganku?" Yin mendekati Hanzo untuk melihat, begitu juga Julian. Sepertinya si apatis itu juga penasaran.

"Selamat valentine untuk Hanzo, cahayaku." Hanzo membaca tulisan di kertas dengan wajah bingung. Siapa yang memberikannya? Dan kata-kata itu seperti kalimat menggelikan yang sering diucapkan Hayabusa kepadanya, tapi mana mungkin orang itu yang memberikannya, terlebih di dalam lokernya di sekolah.

"Kau punya kekasih?" Tanya Yin.

"Punya." Jawab Hanzo spontan, lantas menyadari kekeliruannya dalam menjawab. Ada Hayabusa dalam benaknya saat menjawab, sementara bukan itu maksud pertanyaan Yin. "Uh, maksudku ... Aku punya, tapi tidak di sini."

ANIKI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang