Duapuluh Empat

1K 129 4
                                    

Memasuki bulan keempat kehamilannya, penderitaan Rhea agak sedikit berkurang.

Sekarang tabiatnya berganti, dari susah mandi selama hampir tiga bulan, Rhea menjelma menjadi STTB--- Si Tangan Tak Berkuman.

Gampang banget jijik.

Bahkan sehari bisa berganti pakaian enam kali, hanya karena pakaian itu menguarkan bau vanila dari dapur Winona. Yang repot adalah asisten rumah tangga yang didatangkan Eva khusus untuk mengurus pakaian gadis itu.

Dari penggemar duren dan kambing, Rhea sekarang bermetamorfosis menjadi penggemar seafood, meski dia harus menghindari kerang. Karena sumber protein tersebut sangat rawan mengandung zat berbahaya seperti merkuri. Mengingat seperti apa kualitas perairan Jakarta.

Jadi, Rhea hanya diizinkan makan udang dan salmon. Itu pun dalam jumlah sangat terbatas dan harus benar- benar matang..

Ajaibnya, dia sembuh total dari alergi. Kalau biasanya udang membuat tubuhnya gatal hingga bengkak- bengkak, sekarang nggak sama sekali. Pisang dan anggur merah menjadi favorit barunya, namun ia masih benci makan sayuran.

Bukan hanya itu, Rhea juga sangat suka menonton anime. Mulai dari Doraemon, Naruto, Detective Conan, One Piece, Spy X Family, bahkan Slam Dunk dan Captain Tsubasa yang dengan susah payah dicari oleh Regan demi supaya sang kakak bisa mendapatkan hiburan.

Nggak hanya itu, Rhea juga menjadi penggemar baru Batman. Hobi baru yang lain adalah menumpuk action figure, lego, hot wheels, dan miniatur segala jenis mobil jip dan segala macam pesawat. Kegemarannya pada stationary tiba- tiba raib begitu saja seperti hantu  terkena sinar matahari di siang bolong.

Awalnya, baik Dev, Bell, maupun Regan sangat bersemangat dengan perubahan Rhea yang dari pemurung, sekarang penuh semangat memenuhi paviliunnya dengan aneka mainan, menggantikan buku bacaan berat dengan komik- komik dari yang baru sampai yang bekas. Dari yang berharga murah sampai yang harus dipesan lewat Amazon. Sampai Rhea menunjukkan tabiat barunya yang aneh, dia tidur sambil memeluk Batman- nya. Pernah suatu ketika si Batman hilang tiba- tiba, dan bikin Rhea tantrum kayak balita. Hal itu bikin semua orang kapok masuk ke paviliun gadis itu.

**"

Sementara itu keadaan Winona masih stabil berkat kerjasama Regan dan semua staf toko.

Perut Rhea juga sudah sedikit membuncit, ia mulai menggantikan celana jin dengan celana kain berpinggang karet, terusan, dan rok. Yang membuat Bell iri setengah mati adalah kulit dan wajah Rhea yang semakin  terlihat glowing.

"Kenapa ditunda?" mereka, Rhea dan Bell sedang duduk manis di restoran Italia. Kali ini Rhea kembali pada Chicken Parmigiana, setelah tiga bulan sebelumnya selalu menginginkan lasagna.

Sementara Bell memesan tagliatelle. Wajah cantiknya tersaput sedikit mendung. "Katanya punya bayi itu ribet. Padahal nantinya gue juga yang ngurus bayi itu."

"Mungkin Ren masih kepingin bulan madu sama elo."

"Tapi ini udah hampir setahun, Rhe. Gue sih santai kalau nyokap sama adiknya Ren itu nggak setiap saat datengin rumah gue buat nanyain soal perkembangan pembuahan gue, atau bawain gue sayur, buah, vitamin, bahkan obat Cina buat penyubur kandungan." Keluh Bell. "Tapi yang mereka lakuin itu malah bikin gue stres. Tertekan.

Rhea menatap sahabatnya tanpa ekspresi. "Lo nggak lagi minta dikasihani sama gue, kan?" Rhea menaikkan sebelah alis, membuat Bell semakin memanyunkan bibir. " Ih, elo mah hamil bukan makin nyenengin. Malah ngeselin gue!"

Rhea tertawa. Saat itulah bencana datang, berupa kedatangan Reina dan Nia yang belum ditemui Rhea selama beberapa bulan ini.

"Mbak Rhea?" Reina terkejut melihatnya. Entah kenapa, Rhea sendiri juga bingung. Tapi perempuan itu mampu menyungging senyum cool. "Kata Nia Mbak sakit waktu itu, sakit apa?"

No RegretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang