Rhea berlari terburu- buru menuju kantor BP. Dia mendengar berita dari Riska, salah satu teman sekelasnya yang naksir berat pada Arkan. "Lo udah denger belum, Arkan tawuran sama anak Bhakti Bhuana?"
Rhea memang semakin dekat dengan Arkan belakangan ini, karena cowok itu semakin sering mendapatkan tugas untuk mengantar Rhea pulang, ketika Aru sedang sibuk ikut ekstrakulikuler di sekolah.
Bahkan, saat Rhea meminta Aru untuk menjemputnya, yang datang bukanlah cowok itu , melainkan Arkan.
Arkan juga yang pernah menyaksikannya ribut dengan Agress saat pulang sekolah. Dan berakhir dengan Arkan yang mengantarkan Rhea pulang.
Pak Prasodjo sedang berteriak- teriak tentang tugas sebagai murid, di depan tujuh orang murid yang sebagian mukanya sudah babak belur.
"Perlu kalian main keroyokan begitu? Perlu sok jago? Tugas kalian itu belajar," wajah Arkan tampak jemu mendengar ceramah guru piket hari itu. "Kamu Arkan," pandangan Pak Pras jaruh ke arah cowok yang biasanya jarang banget cari ribut itu. "Kenapa kamu rusak reputasimu dengan bergabung bersama para bergajul ini?!" Tangan Pak Pras menunjuk ke arah para bromocorah yang berdiri berjejer di samping cowok itu.
Pria berambut kelabu, berkacamata itu menggeleng tak habis pikir. "Untuk itu, kalian harus dihukum. Dua minggu jadi relawan panti jompo Kartika Widya,"
***
"Elo nekat banget sih ngeroyok sekolahnya si Agress?" Rhea berkata dongkol, sembari tangannya sibuk membersihkan luka- luka di muka Arkan.
Siang itu sehabis diomeli oleh Pak Prasodjo, Rhea mengajak Arkan ke belakang sekolah. Di sana ada rumah Pak Basri dan Pak Jum, penjaga sekolah. Bu Basri membuka warung kecil- kecilan di depan rumahnya. Nasi ramesnya murah dan juara. Di depan warung itu ada bangku panjang.
Biasanya yang makan di sini adalah anak kelas XII, para penjaga sekolah, kadang guru- guru kalau tanggal tua, atau penduduk sekitar yang bisa keluar masuk hanya sampai ke area rumah Bu Basri yang dekat dengan pagar setinggi tiga meter yang mengelilingi sekolah. Antara sekolah dan rumah Pak Basri hanya dibatasi pagar besi setinggi dua meter.
Rhea dan Arkan duduk di bawah pohon jambu. "Gue berantem bukan karena elo. Cuma lagi kepingin aja."
Rhea berdecak kesal lalu menggeleng. " Kenapa sih, Ar, elo jadi begini banget? Kemarin- kemarin elo masih jadi anak baik." Rhea terus mengomel, selagi tangannya bergerak di wajah Arkan. Membuat cowok itu meringis berkali- kali. Tapi nggak protes.
Arkan menoleh. "Lo tahu apa sih tentang gue, Tuan Putri?" desis cowok itu. Rhea mematung mengawasi Arkan. Ada sorot takut di matanya. Arkan kemudian bangkit dan pergi meninggalkan Rhea.
***
"Udah denger belum?"
"Apa?"
"Bonyoknya si Arkan. Liburan ke Galapagos. Pesawatnya jatuh di laut, Men!"
"Yang bener?"
"Iya."
"Tau dari mana?"
"Dari ruang guru. Gue habis bantuin Nyai Intan bawain tugas ke ruang guru. Mereka lagi bahas itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
No Regrets
أدب نسائيAwalnya, persahabatan itu berjalan baik antara Rhea Shakuntala dan Erwin Andaru meskipun nyatanya Rhea menyimpan perasaan khusus pada pria itu. Namun, sejak Daru pulang dari Aussie, segalanya sudah terasa berbeda. Sehingga Rhea harus mencari apa ya...