Orang itu masih menangis dalam dekapan Aldo. "Maafin gua, gua udah ninggalin sahabat seperti lo."
Aldo menangis. rasa sesak, rindu, dan benci begitu sangat dia rasakan saat ini.
Aldo mendorong orang tersebut, hingga pelukannya terlepas. Adelio mendekati Aldo, dia peluk Aldo dengan erat.Aldo menangis dalam dekapan Adelio. "Gua gak mau punya sahabat seperti Sholeh, Kak. dia jahat! dia pergi tanpa kasih kabar ke gua, kehilangan sahabat itu sakit, Kak." Adelio mengangguk. "sabar, Do. dia sudah pernah bilang, dia akan kembali saat kelulusan sekolah."
"Do, maafin gua" kata Sholeh.
Aldo melepas pelukkannya, matanya memerah. rahangnya mengeras, tangannya pun terkepal.
"BUAT APA LO MINTA MAAF?! LO UDAH NINGGALIN GUA GITU AJA! LO PASTI UDAH MENIKAH. GUA ITU SAHABAT LO! TAPI LO MALAH NINGGALIN GUA TANPA KABAR, LO SAHABAT PALING DEKAT, TAPI LO JAHAT." bentak Aldo.
"I-Iya, gua kesini karna gua udah balik dari luar negeri. gua ingat, gua pernah bilang, kalau gua akan balik saat hari kelulusan."
Orang yang kembali itu adalah Sholeh.
Tembakan terdengar, ternyata ratusan helikopter dari Indonesia telah dikerahkan untuk menembak seluruh rekan-rekan yang telah menyerang dunia. Adelio serta yang lainnya langsung berlari keluar dari rooftop.
"KUNCI WOY! BIAR YANG LAINNYA GAK BISA KELUAR DARI ROOFTOP!" teriak Zean.
Adelio mengkunci rooftop tersebut, dia juga menahan pintu yang ingin dibuka.
"BANTU GUA, ANJING!" pekik Adelio.
Zean dan yang lainnya langsung membantu Adelio menahan pintu yang ingin dibuka. salah satu tangan dari rekan Badrun mencekik Adelio.
"KAKAK GUA LO CEKIK ASU!" Aldo membantu lepaskan tangan tersebut dari leher Adelio, dia pukul-pukul tangan tersebut. "BANGSAT! LEPAS."
"Ce-Cepat A-Aldo! gua ngerasa kayak mau ma-mati dicekik gi-gini." kata Adelio.
Aldo terus menerus memukul, akibat tembakan. orang yang mencekik Adelio berhenti, tangannya melemas. semua yang berada dalam rooftop terkena tembakan dari helikopter yang telah dikerahkan.
Darah dari rekan-rekan Badrun memuncrat ke wajah Adelio dan yang lainnnya. Adelio dan yang lainnya menutup matanya sekilas, mereka terkejut akan hal itu.
Setelah sudah dirasa redah, dan helikopter yang telah dikerahkan pergi, Adelio dan yang lainnya menghembuskan nafas mereka berat. mereka kembali masuk kedalam rooftop, meski dalam rooftop tersebut banyak mayat-mayat. darah mengalir dimana-mana, Adelio dan yang lainnnya masih shock atas apa yang telah terjadi pada hari ini.
Salah satu helikopter berada diatas mereka, yang tak lain adalah helikopter yang dibawa oleh Aran.
"Alhamdulillah." kata mereka serentak.
Helikopter sedikit turun, Aran turun dari helikopter tersebut. Aran melihat sekeliling rooftop yang sudah banyak manusia terkapar dan tewas, dia juga melihat Badrun yang telah tewas.
"Kalian tidak apa-apa? kejadiannya baru saja terjadi?" tanya Aran.
Mereka mengangguk.
Aran mendekati Badrun yang telah tewas. "siapa yang telah membunuhnya?" mereka menjawab, "Sholeh!" serentak.
"Badrun adalah keponakan saya, tapi.. jika tidak dibunuh, dia akan bahaya bagi kita semua." kata Aran.
***
Dalam helikopter.
Seharusnya hari yang menjadi hari bahagia dari kelulusan sekolah, serta Adelio dan Aldo yang berulang tahun, menjadi hari yang begitu suram dan tidak akan pernah terlupakan bagi mereka.
Adelio melihat kebawah, rasanya dia ingin menangis. "akhirnya, masalah selesai." dia mengeluarkan air matanya, dia menangis.
"Finally! semua dendam sudah berakhir." kata Gracio.
Semua terdiam sejenak mendengar itu. perasaan terharu, serta sedih tercampur aduk. masalah yang menimpa mereka berurutan sudah berakhir.
***
Posko penyelamatan atau keamanan.
"ADELIO!" Acel langsung berlari, dia memeluk Adelio dengan begitu erat. sangat erat, dia tidak ingin kehilangan orang yang dia cintai.
Adelio mengelus rambut Acel dengan pelan. dia eratkan pelukannya sang istri, Acel meremas baju seragam Adelio, dia menangis begitu kejer.
Acel melepas pelukannya, dia mendongakkan kepalanya menatap Adelio. Acel bisa melihat wajah suaminya yang begitu lelah, sekaligus bahagia. begitu dengan Adelio, dia bisa melihat wajah istrinya yang sembab dan bahagia.
"Aku gak pergi, Cel. aku ada disini, aku akan selalu ngelindungi kamu dan orang-orang terdekat aku. aku berhasil Cel, aku berhasil menepati janji aku. aku berhasil melewati semua rintangannya." kata Adelio.
"Makasih, suami hebat ku!" senyum Acel.
Adelio tangkup wajah Acel, dia kecup kening Acel dengan begitu lama. Acel hanya memejamkan matanya, rasa nyaman yang dia rasakan. setelah itu, dia lepas kecupannya.
"Adelio, Aldo."
Adelio dan Aldo yang mendengar suara itu terkejut. mereka menoleh ke sumber suara, betapa terkejutnya saat mereka melihat wanita yang mereka kenal.
"Ma-Mama?!" Adelio dan Aldo langsung berlari, mereka langsung memeluk wanita tersebut.
"Ini mimpi gak sih? Mama masih hidup, Ma." tangis Adelio.
"Ma, kangen banget. kalau ini mimpi tolong jangan bangunin, aku kangen banget sama Mama." Aldo pun menangis.
Cindy mengeratkan pelukannya. "ini beneran Mama, Nak. orang tua kalian."
Cindy melepas pelukkannya, dia juga mengeluarkan air matanya. dia elus pipi kedua Anaknya menggunakan tangan keduanya. Adelio dan Aldo memegang tangan Cindy yang sedang mengelus pipinya dengan menangis.
"Papa mana?" tanya Adelio.
"PAPA DISINI!" orang tersebut membuka masker, kacamata, dan topinya.
Adelio dan Aldo membalikkan badan mereka, semua menoleh pada sumber suara. kaget, itu yang dirasakan oleh Adelio dan Aldo. yang lainnya tidak kaget, karna mereka sudah mengetahuinya saat Adelio dan yang lainnya masih dirooftop sekolah.
"Papa." lirih Adelio dan Aldo.
Fejinanraz berdiri disamping helikopter, Adelio dan Aldo berlari, mereka langsung memeluk sang Papa dengan erat. keduanya menangis, mereka masih tidak menyangka akan hal ini.
"Pa, jangan pergi lagi. berat banget Pa, rintangannya. aku dan Aldo lelah, kami butuh kedua orang tua." kata Adelio.
Fejinanraz an melepas pelukkannya, dia pegang pundak Adelio dan juga Aldo. "kalian hebat! kalian sudah melewati rintangan yang begitu banyak dan berat. itu semua tanpa bantuan Papa, Papa bangga sama kalian. jangan menangis! hapus air mata kalian, tidak boleh ada tangisan yang tumpah lagi hari ini."
Adelio dan Aldo menghapus air mata mereka masing-masing. Cindy mendekat ke mereka, mereka berpelukkan bersama.
***
Malam hari jam 01.00.
"Maafin gua ya, gua udah benci sama lo. maafin gua, bisa kita ulang semuanya? ulang sebagai sahabat yang dekat seperti dulu?" tanya Aldo. Sholeh menoleh pada Aldo, dia tersenyum dengan mengangguk.
"Mas!" Adel menoleh ke sumber suara, Acel duduk disampingnya.
"Sayang, kok bangun? tadi udah tidur. malam loh, dingin." kata Adelio.
Acel mengerucutkan bibirnya. "lagian, kamu gak ada disamping aku, aku jadi bangun."
"Ohh ya, masa lalu. yang udah berlalu pasti banyak kenangan kan? banyak kenangan indah. tapi kalau misalnya masa lalu itu udah berakhir, yaudah. malah jadi beban pikiran, mending sekarang, mikirin kedepannya. kejar impian kamu, semangat. semangat buat semuanya, oke?" kata Adelio.
Acel tertawa kecil. "siap, Mas batagor!"
VOTE, TIDAK MAKSA. HARGAI, KETIKA SUDAH MEMBACA. TERIMAKASIH..
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE S2 END✓
Teen FictionBACA DULU YOU ARE MINE SEASON 1. Ini adalah perjalanan mereka yang berlanjut dari YOU ARE MINE SEASON 1. "Pengkhianatan!" *** Jangan melompat cerita, tidak paham alurnya? salah sendiri. KAMU MILIKKU 2. Mohon bijak dalam membaca, jangan dibawa real l...