17 tahun kemudian.
Carloz hari ini berulang tahun, usianya sudah menginjak 17 tahun.
"Ayah, Mama, ingat gak? Hari ini ada apa?" Carloz tersenyum ke sang Ibu, "kamu ultah kan?" Carloz mengangguk semangat.
"Mau kado apa?" Acel menawarkannya, "sebutin, mau minta apa? Mobil? Motor? Hotel? Pesawat? Pulau? Duit? bebas.. mau minta apa?" begitu juga dengan Adelio.
"Istighfar jadi suami!" ucap Acel.
"Aku gak salah, aku cuma ingin kasih kado ke Anak aku." jawab Adelio
"Kira-kira dong Mas.. sekalian aja, beli negara!" ucap Acel.
"Itu mah kecil, mau negara mana?" tanya Adelio, ia mendapat pukulan dari sang istri pada bahunya.
PLAK!
"Carloz mau punya pacar!" sahut Carloz.
"PACAR?!" terkejut Adelio dan Acel.
"Masih 17 tahun, gak boleh pacar-pacaran." ucap Adelio, dengan menatap tajam Carloz.
"Idih.. dulu pas kelas 10 siapa ya? Yang ngejar-ngejar? Masih umur berapa tuh? Kurang dari 17 deh kayaknya. tapi udah kejar-kejar bidadari kayak Acel." sindir Acel.
Adelio memutar bola matanya malas.
"Ayah perhitungan sama Carloz?" Adelio menggeleng, "kamu fokus belajar, paham?!" Carloz sangat kesal atas respon Adelio, "Ayah jahat! Padahal dulu Ayah begitu."
"Ayah tidak pernah untuk mengajarkan kamu melawan Ayah!" kata Adelio, dengan sangat tegas.
Carloz berlari menuju lift, dia meninggalkan ruang tamu.
***
Kamar Carloz.
Ada Adelio dan Acel dikamarnya, Carloz berada ditengah-tengah mereka.
"Ayah izinin, bersyarat." ucap Adelio.
"Kenapa harus pake syarat? Apa syaratnya?" Carloz menatap Adelio,
"kamu wajib latihan selama bulan ini sampai akhir tahun, latihan mafia di rumah hutan." jawab Adelio, yang membuat Carloz melas."Tapi, Carloz tu ma---" pembicaraan Carloz dipotong oleh Adelio, "tidak ada mager-mager! Keluarga Hapsari tidak mengenal kata malas. kamu harus belajar mandiri."
"Carloz.. ikutin aja, apa kata Ayah. kamu udah diizinin sama Ayah kamu, ikutin saja." ucap Acel, tangannya terulur mengelus rambut sang Anak.
"Carloz boleh pacaran? Selagi tepatin syarat itu?" Adelio mengangguk atas pertanyaan Anaknya.
"Emang kamu udah ada pacar?" Carloz menggeleng, "gak, cuma aku crushin orang.. yaolo.. cantik banget dah."
Adelio dan Acel yang mendengar itu menggeleng.
"Latihannya kapan dimulai?" tanya Callie.
"Besok, jam 12.00 malam, sampai pagi jam enam." jawab Adelio.
"APA?! JAM DUA BELAS? SAMPAI JAM ENAM PAGI? YANG BENAR AJA!" teriak Carloz.
"Emang benar, dulu.. Ayah juga dilatih begitu sama Kakek kamu, apalagi ini awal kamu latihan. udah, Ayah mau ngurus Nenek dan Kakek kamu dulu, mereka sedang sakit." jawab Adelio, lalu berdiri dan pergi meninggalkan kamar Carloz.
"Happy sweet seventeen.. gantengnya Mama," kata Acel, dengan mengecup pucuk kepala Carloz.
"Makasih, Mama." Carloz memeluk sang Ibu.
"Carloz gak mau dirayain, cuma mau keinginan Carloz dapetin dia tercapai. dan keluarga baik-baik aja, serta bahagia terus. cukup sederhana, tapi bermanfaat buat kedepannya aja yang Carloz mau. makasih ya Ayah.. Mama.. senang banget punya orang tua seperti kalian. makasih.. sudah sabar hadapin sikap manja aku. Carloz akan berusaha belajar mandiri, dan menjadi diri yang lebih baik lagi." ucap Carloz.
Acel tersenyum senang mendengar Carloz berbicara seperti itu.
***
Malam hari.
Indira memasukki kamar Carloz. iya, Indira adalah Anak dari Aldo dan juga Muthe.
"Ngapain lo?" Carloz menatapnya, "gue pengen ucapin lo." jawab Indira.
Indira duduk disampingnya, "happy sweet seventeen saudara sok cool gue.. semoga apa yang lo ingin, bisa tercapai. cuek boleh, asal harus peduli jika ada orang yang susah. btw.. tetap jadi Carloz yang gue kenal ya, itu aja doa dari gue, untuk kadonya besok aja."
"Thanks! Aamiin." jawab Callie.
Cup!
Indira mencium Carloz, tepat pada pipinya.
Carloz terdiam, dia mematung.
"Kenapa lo? Salting gue cium?" Carloz mengelap pipinya, "NAJIS!" Indira terkekeh.
Indira merebahkan dirinya, dia tarik selimut serta guling untuk dia peluk.
"Ngapain?" Carloz menatap Indira, "ngantuk! Gue tidur di sini aja ya, mager gue ke kamar." jawab Indira, ia menutup matanya.
"Kebiasaan! Kayak gak punya tempat tinggal." ucap Carloz, ia merebahkan dirinya.
"Berisik banget si lo! Bacot tau gak?!" kesal Indira, ia ngedumel dengan mata tertutup. "berisik! Tidur aja," jawab Carloz, lalu merebahkan dirinya.
Tidak ada respon dari Indira, Carloz meliriknya sekilas. "cantik crush gue," katanya.
VOTE! TIDAK MAKSA, HARGAI, KETIKA SUDAH MEMBACA. TERIMAKASIH..
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE S2 END✓
Teen FictionBACA DULU YOU ARE MINE SEASON 1. Ini adalah perjalanan mereka yang berlanjut dari YOU ARE MINE SEASON 1. "Pengkhianatan!" *** Jangan melompat cerita, tidak paham alurnya? salah sendiri. KAMU MILIKKU 2. Mohon bijak dalam membaca, jangan dibawa real l...