Malam hari.
Carloz memberanikan dirinya untuk berbicara pada Adelio mengenai nilai ulangannya, dia bersama kedua orang tuanya di ruang tamu.
"Kenapa nilai matematika kamu tiga puluh?!" tanya Adelio.
"Maaf.." Carloz menunduk, senyuman pahitnya terukir.
"Ayah inhin kamu kerja keras untuk dapetin nilai seratus, bukan malah tiga puluh seperti ini." ucap Adelio.
"Tapi Carloz udah berusaha, aku juga udah yakin dengan jawabannya, cuma.. emang nilai matematikanya segitu." jawab Carloz.
Adelio berdiri, dia hempas kertas tersebut ke meja. "BELAJAR LEBIH GIAT! JANGAN PACAR-PACAR MULU YANG ADA DI OTAK KAMU. DIKIT-DIKIT HP, MAU JADI APA KAMU SAAT BESAR NANTI?!" bentaknya.
"Del.. jangan gini, kasihan Anak kita." sahut Acel.
"Ajarin Carloz, biar nilainya tinggi! Jangan malu-maluin nama keluarga Hapsari." jawab Adelio, ia langsung pergi meninggalkan ruang tamu.
Carloz mendekati Acel, ia merebahkan kepalanya pada paha sang Ibu. air mata yang ingin mengalir, dia tahan.
"Ma.. Carloz gak tau harus gimana lagi.." Acel mengusap rambut Carloz pelan, "coba lagi ya... kamu bisa Gak boleh nyerah ya?" Carloz mengangguk.
Indira baru saja datang ke ruang tamu, ia duduk di sofa.
"Kenapa nih Tante? Tumben.. Carloz manja gitu." tanya Indira.
"Nilai Carloz matematikanya tiga puluh, tapi cuma matematika doang, yang lain gak remedial." jawab Acel.
"Lho! Bukannya kita kerjasama ya Carloz? Kok nilai lo bisa segitu?" timpal Indira.
Carloz menoleh pada Indira, "gue gak tau, emang nilai lo betapa?" tanyanya.
"Gue sembilan puluh lima, karena gue aja tau jawaban yang essai dari lo! Kalau gak nanya sama lo, nilai gue jeblok." jawab Indira.
"Coba lihat, mana nilainya?" pinta Carloz, seraya terduduk kembali.
Indira mengangguk, dia pergi menuju kamarnya, dia ambil kertas ulangan semuanya, dia kembali ke ruang tamu, ia serahin ke Carloz kertasnya.
"Coba cocokin deh," ucap Indira.
Carloz dan Indira mengoreksi ulangan tersebut, benar saja, jawaban mereka hampir sama, essai mereka juga tidak beda jauh.
"Pilihan ganda gue bener semua jancok!" pekik Carloz.
"Nah, coba deh lo ke Pak Mandara, kan dia guru matematikanya." ujar Indira.
"Pacar lo kan?" Indira mengangguk, "kan lo tau.. gue udah jadian sama dia kemarin-kemarin" Carloz menatap kesal padanya, "PACAR LO GAK BECUS!" celetuk Carloz.
"Carloz.. gak boleh gitu," sahut Acel.
Carloz menoleh ke Acel.
"Logika Ma.. nilai aku semuanya di atas kkm, masa matematika doang yang jeblok gini. udah gitu, aku sama Indira kerjasama, masa iya Indira bagus akunya jeblok." ucap Carloz.
Acel mengelus rambut Carloz.
"Pegang teguh jiwa kamu, cari tau.. inget keluarga kita, keluarga kita itu Hapsari. semua bisa terungkap, kalau keluarga kamu bisa, kamu juga harus bisa." ujar Acel.
"Ada yang gak beres di sekolah, aku akan cari tau." jawab Carloz.
***
Acel sedang berbicara kepada Adelio di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE S2 END✓
Teen FictionBACA DULU YOU ARE MINE SEASON 1. Ini adalah perjalanan mereka yang berlanjut dari YOU ARE MINE SEASON 1. "Pengkhianatan!" *** Jangan melompat cerita, tidak paham alurnya? salah sendiri. KAMU MILIKKU 2. Mohon bijak dalam membaca, jangan dibawa real l...