Prolog

4.3K 220 11
                                    

Belavia dengan segala keindahannya. Kekaisaran yang mengatur 6 kerajaan, bernaung dalam satu perintah mutlak sang kaisar dan diatur oleh para raja dengan kerajaannya masing-masing. Belavia mampu menyatukan perbedaan, menyatukan kerajaan-kerajaan itu dengan damai sejak 600 tahun yang lalu.

Tentu itu berkat Kaisar yang agung, berwibawa lagi adil dalam memberikan keputusan. Para calon kaisar sudah di didik agar mempunyai sikap yang baik namun tegas, tidak main-main dalam ucapannya dan dapat dipercaya. Kaisar haruslah tangguh dan berwibawa, berdiri diatas kakinya, kuat juga tak mengenal takut.

Begitu seharusnya, dan yang paling cocok untuk meneruskan tahta kekaisaran hanyalah Taeyong Reidan. Beomgyu sadar kakaknya itu sudah ditempa sedemikian rupa dan sangat sempurna untuk dijadikan kaisar selanjutnya. Namun sayangnya laki-laki itu malah bersembunyi selama 5 tahun setelah perang itu.

Perang yang menewaskan ayahnya, perang yang hampir saja mengundang pemberontakan dan juga hampir menghancurkan kekaisaran.

Beomgyu saat itu sungguh dilanda tekanan hebat. Dituntut menjabat diusia belia dan dalam waktu singkat diwajibkan sudah mengerti semua mengenai sistem kekaisaran dan pemerintahan. Hampir saja dia tak menyadari kekacauan yang hendak terjadi karena dirinya sibuk di dalam perpustakaan, berkutat dengan buku-buku tebal yang sialnya harus ia pahami semuanya.

Dan entah keajaiban dari mana pemberontakan itu tak pernah menyentuh kerajaan, seakan pemberontakan yang akan terjadi itu hanyalah kabar burung yang tak jelas. Beomgyu bersyukur tapi dia juga tidak mampu mempercayai semuanya.

Selama 5 tahun dia sibuk dengan pelajaran-pelajaran kebut tentang kekaisaran, ibunyalah yang mengambil alih semuanya. Dia wanita hebat yang mampu mengurus semuanya sendirian, Beomgyu takjub akan hal itu. Meski terkadang dia melihat ibunya menangis dan terpuruk, ayahnya sudah tak ada sementara Taeyong tak pernah kembali. Seluruh pengawal sudah dikerahkan namun laki-laki berparas tampan itu tak pernah ditemukan.

Berbagai pemikiran buruk terkadang menggangu Beomgyu, bagaimana kalau Taeyong disekap? Bagaimana kalau ia ternyata dia sudah mati? Atau bagaimana kalau semua adalah rencana kakaknya itu. Beomgyu selalu resah dengan ketidak pastian ini, kebingungan yang membuatnya tak bisa tidur nyenyak lagi. Ia hanya bisa terus berdoa agar kakaknya kembali ke sini, kembali bersama mereka lagi.

Di tengah kekacauan itu Beomgyu tau mereka merencanakan suatu hal yang hanya menguntungkan diri mereka sendiri, itu terbukti dengan banyaknya surat tak jelas dari kerajaan yang datang ke kaisaran. Beomgyu hanya melihat-lihat amplop surat itu, tak berniat untuk membuka satupun surat itu.

Tangannya terus memilah amplop surat itu, membaca nama pengirim surat itu dengan malas sampai tangannya berhenti pada sebuah surat beramplop coklat kotor dengan lelehan lilin merah tanpa stemple keluarga apapun.

Beomgyu yang merasa tertarik namun enggan untuk membacanya disana lantas memasukannya pada jas yang dia gunakan. Dia merasa harus membacanya seorang diri dan merasa firasat baik di salam sana.

"Yang mulia, sekarang waktunya kita untuk latihan berpedang. Sir Dof sudah menunggu di ruang latihan." ucap seorang pria jangkung yang berpakaian biru tua, badannya proporsional dan jangan lupakan wajahnya yang tampan itu. Beomgyu terkadang menyayangkan hal itu, laki-laki itu bisa hidup bebas dengan tampangnya itu. Namun dia memilih menjadi pengawal pribadinya bahkan dia bejanji akan setia pada Beomgyu hingga akhir hayatnya.

Beomgyu tersenyum, "Baiklah, ayo Gabriel." Beomgyu berjalan mendahului pengawal pribadinya. Sebenarnya dia agak tidak suka dengan panggilan yang mulia itu, dia tidak begitu terbiasa tapi karena sebentar lagi dia akan menjabat maka dia harus terima dengan panggilan itu.

Kakak, kembalilah aku mohon.

****

Hari melelahkan sudah usai, kini waktunya Beomgyu beristirahat. Dia sudah siap untuk tidur dengan piyamanya. Namun surat itu membuatnya menunda kantuknya. Diraihnya pintu nakas itu, surat itu masih ada di sana. Syukurlah Beomgyu mampu menybunyikannya dengan baik. Sebenarnya tidak masalah jika itu tergeletak dimanapun semau Beomgyu, hanya saja dia tidak begitu percaya dengan orang-orang yang ada di sini.

Semua orang dapat bermuka dua, dapat berhianat. Beomgyu sudah belajar banyak tentang sikap seseorang, mereka cenderung manipulative.

Beomgyu kini duduk di sofanya yang menghadap ke arah jendela besar, dia mulai membuka amplop itu, mengambil surat yang ternyata memiliki 2 lembar dan mulai membaca isinya.

[ Jangan ragu untuk tempatmu, kelilingilah istanamu dengan para lelaki madu. Demi kedamaian Belavia.]

Jantung Beomgyu berdekat cepat saat ini. Beomgyu kenal tulisan ini. Kenal kata-kata ini. Dan kini ia mulai meyakinkan diri bahwa dugaannya benar. Kakaknya masih hidup dan surat ini dari kakaknya. Beomgyu yakin itu. Lantas Beomgyu membuka lembar satunya lagi, lembar kosong yang Beomgyu tau bahwa pesan itu tertulis rahasia. Ia lantas mendekatkan surat itu pada lilin dan tulisan itu kini semakn nampak dan mudah terbaca.

[Beomgyu, aku tak tau kamu masih bodoh apa tidak tapi aku harap kamu mampu mencerna semua ini dengan dewasa. Jangan mencariku.

Aku ingin kau naik tahta secepatnya, buat harem laki-laki dan pilihlah orang-orang terkuat itu untuk berada di pihakmu. Aku percaya kamu bisa melakukan itu.

Rahasiakan kalau aku masih hidup, termasuk juga pada ibu.

Bakar surat ini jika sudah selesai membacanya.]

Beomgyu tanpa sadar menangis, dia beryukur, amat sangat bersyukur karena kakaknya masih hidup. Dia masih bernafas dan dia juga sangat bersyukur menyadari surat ini. Setidaknya dia kini tidak perlu khawatir lagi.

Beomgyu tak akan mematahkan kepercayaan kakak dan ibunya. Dia kini punya persetujuan dari kakaknya maka dia akan menaiki tahta dan melakukan apa yang kakaknya suruh.

"Apapun maksudmu, aku yakin ini adalah jalan yang terbaik. Demi kekaisaran Belavia."

Beomgyu membakar surat itu saat itu juga, hanya surat yang terbakar itulah yang menerangi kamarnya dan setelah surat itu menjadi abu kamar Beomgyu berubah menjadi gelap lagi. Hanya cahaya bulan saja yang mengintip malu-malu. Setelahnya Beomgyu bangkit, dia naik ke atas kasur, memutuskan untuk tidur dengan nyenyak.

Esok Beomgyu akan meminta pada ibunya untuk secepatnya dilantik menjadi Kaisar. Sudah saatnya dia memimpin, menanggung semuanya di pundaknya. Beomgyu sangat yakin, apapun yang kakaknya lakukan selama 5 tahun dirinya menghilang itu demi keutuhan kekaisaran.

Aku yakin kak, pemberontakan itu tak sampai di telinga ibu dan aku karena ulahmu yang menghentikan semuanya sebelum menyentuh kami. Batin Beomgyu, sampai kapanpun dia tak akan pernah memaafkan orang yang sudah membunuh ayahnya.

.

Next or not?

.

Beomgyu Harem | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang