ayaiyay

1K 150 26
                                    

Setelah seluruh pekerjaannya selesai dan pertemuan dengan para tamu sudah usai Beomgyu meregangkan badannya. Rasanya benar-benar lelah terus berbicara menjawab pertanyaan kurang ajar dari para raja itu.

"Harusnya dulu buyutku leburkan saja sistem kerajaan-kerajaan tak berguna itu, ganti dengan sistem kekaisaran. Aku sungguh kesal sekali dengan sikap angkuh mereka!" gerutu Beomgyu dengan wajah ketus.

"Maaf yang mulia, buyut anda melakukan ini untuk meminimalisir pemberontakan. Dengan wilayah kekaisaran yang menaungi 6 kerajaan kita tidak bisa melakukan perubahan seperti yang anda bicarakan itu. Itu terlalu beresiko." ucap Gabriel.

"Aku sebenarnya masih bingung, untuk apa ada kerjaan-kerajaan itu tidak dileburkan menjadi satu saja. Sungguh Gabriel otak kecil ku ini masih bingung."

"Ada alasan dibalik itu semua yang mulia. Kerajaan-kerajaan itu mau menjadi bagian kekaisaran asal tidak merubah sistem yang mereka buat dan buyut anda mencintai perdamaian, dia tak ingin meneruskan pertumpahan darah ini." ucap Gabriel menjelaskan, "Bukannya kita sama-sama diuntungkan? Maksud saya mereka menginginkan kedamaian dan kita dapat mewujudkan itu dalam satu kesatuan. Diantar ke enam kerajaan itu mereka terlindungi dibawah naungan sistem kaisar."

Beomgyu menghela nafas, dia menyandarkan tubuhnya di sofa.

Memang benar apa yang dikatakan oleh Gabriel, Beomgyu sudah membacanya di dalam buku sejarah kekaisaran. Istana kaisar ini dibangun diatas 6 kerajaan yang saling bermusuhan, mendamaikan mereka dengan sistemnya yang mengekang dan itu tidaklah mudah. Banyak pertumpahan darah, banyak pemberontakan dan rasa tidak percaya dari para raja itu. Namun karena kekuatan besar yang buyutnya dapatkan, dia menjadi satu-satunya orang yang paling kuat diantara raja-raja itu dan berhasil menundukan raja dan menjadikan kerajaan-kerajaan itu masuk kedalam wilayahnya.

"Mereka memang hebat ya, apa aku bisa sehebat mereka?" tanya Beomgyu entah pada siapa, pandangannya kini kosong dan wajah sang kakak kembali terbayang-bayang.

Apakah aku biasa sehebat ayahku, kak?

"Gabriel." panggil Beomgyu tiba-tiba. Gabriel melirik ke arah Beomgyu. "Menurutmu siapa yang harus aku tiduri selanjutnya?" tanyanya.

Gabriel terdiam, dia mencoba untuk berfikir. "Apa anda siap untuk meniduri mereka lagi yang mulia? Apa tubuh anda sudah kembali bugar?"

Beomgyu merona mendengar pertanyaan Gabriel, "A-apa aku terlihat buruk?" tanya Beomgyu, wajahnya kini sudah ditutupi olrh kedua tangannya.

Gabriel terkekeh pelan. Ia tidak bermaksud menggoda begitu tapi sepertinya Beomgyu salah dalam menangkap pertanyaannya. "Maaf yang mulia saya tak berniat kurang ajar pada anda."

"Jangan bicara yang lain! Jawab pertanyaanku saja!" ucap Beomgyu galak. Gabriel bukannya takut malah gemas melihat Beomgyu yang marah dengan imut begitu.

"Emm... aku rasa ke tiganya sangat penting yang mulia. Kalau anda menginap di kamar pangeran Kai lebih dulu dia akan sangat menghormati anda dan membawa pertalian yang kuat dengan kerajaan Antrania , kalau anda menginap di kamar tuan Yeonjun lebih dulu anda dapat mungkin dapat mengetahui dengan siapa saja dia memiliki koneksi dan mungkin anda juga membutuhkan hal itu untuk kedepannya, dan kalau anda menginap di kamar Tarhyun lebih dulu anda dapat mengambil hatinya untuk memberikan sedikit bocoran mengenai perang itu."

Kening Beomgyu mengernyit, dia mencoba untuk berfikir keras. "Baru kali ini aku harus kesusahan padahal cuma mau tidur saja." Keluhnya.

"Aku tak jadi tidur di harem sampaikan itu pada mereka. Seminggu ini aku tak akan pergi ke harem." titah Beomgyu. Keputusannya itu memang mendadak tapi Beomgyu rasa ini jalan yang baik, dengan mengunjungi harem malam ini maka keadaan di dalam sana akan semakin kacau. Cukup sudah perkelahian Soobin dan Taehyun menjadi menggangu pikiran-nya, dia belum siap melihat pertengkaran-pertengkaran lainnya lagi. Setidaknya selama seminggu ini.

Beomgyu Harem | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang