Bagian keempatbelas

10.1K 1.1K 154
                                    

Setelah beberapa menit Haruto mulai kembali tenang, ia tak melepaskan pelukan Jisso barang sedetikpun. Entah kenapa ia merasa aman jika Jisso berada di dekatnya, namun tak ayal sedari tadi ia terus bergumam kata Bunda

Karena bagaimana pun ia begitu rindu pada bunda Lisa.

"Haru, Haru istirahat lagi ya? Keadaan kamu belum sepenuhnya pulih" Jisoo berujar lembut, ia hanya takut Haruto akan pegal jika terus berlama-lama dalam posisi seperti ini.

Mereka masih berjongkok di dekat lemari.

Haruto mengangguk, Jisoo menuntunnya dan membaringkan badan Haruto di kasur. Namun tangan anak itu masih setia memegang tangan Jisoo, ia menarik Jisoo untuk duduk disampingnya. Jisoo menurut, ia duduk didekat Haruto yang tengah berbaring.

Mengusap helaian rambut keponakannya yang sedikit kusut "Eumm.. Mommy"

"Iya sayang?"

"Mommy itu siapa? Haru tidak ingat"

Jisoo terdiam sejenak, jika pun Haruto tak amnesia, anak itu tak mungkin mengingatnya pasalnya setelah 1 minggu kepergian Jenni, Jisoo langsung menetap di Amerika.

"Mommy adalah Kakak ibumu"

Haruto mengangguk, setelah itu kembali hening. Tak ada yang memulai obrolan, Haruto masih menikmati setiap usapan lembut dari tangan seorang ibu meski Jisoo tak melahirkan nya.

Tapi, tangan Jisoo mampu membuat ia nyaman.

Ceklek!

Pintu kamar Haruto terbuka, menampilkan Hanbin dan ketiga putranya beserta Johnny yang masih mengekor dibelakang. Ia ingin memeriksa keadaan Haruto.

Keadaan yang semula tenang kini kembali menegang, Haruto yang sudah tenang kini kembali menangis kencang.

Anak itu terduduk, ia beringsut mundur. Memandang Hanbin dengan sirat ketakutan "PERGI!" melemparkan semua barang yang ada didekatnya, Haruto terus meraung "PERGI!"

"HARUTO!"

Bahkan Jisoo yang berada di dekat Haruto pun ikut terkena amuk, ia beberapa kali terkena lemparan barang. Haruto kembali meringkuk, menutup kedua telinganya dengan tangan yang gemetar hebat.

Potongan memori bak kaset rusak kini tiba tiba saja berputar membuat kepalanya terasa pening dan telinga yang berdengung nyaring

KENAPA HARUS ISTRIKU YANG TIADA? KENAPA TIDAK KAU SAJA HAH?!

KAU BUKAN ADIKKU! DASAR PEMBUNUH!

KELAHIRANMU HANYA MEMBAWA MALAPETAKA BAGI KELUARGA KU!

BAHKAN SAMPAI MATI PUN AKU TAK AKAN PERNAH SUDI MENYENTUHMU!

Ab-bang... Haru-

BUGH!

PLAK!

DUGH!

AKU BERHARAP KAU MATI DETIK INI JUGA!

hiks.. Ampun ayah!

ARGHHHH

"AMPUN!"

"HIKS! AMPUN AYAH"

"HARU MINTA MAAF! HIKS.. HA-HARU MOHON... JANGAN PUKUL HIKS HARU!"

Teriakan histeris Haruto membuat hati semuanya terenyuh. Hanbin menegang, hatinya begitu sakit melihat Haruto yang kini lepas kendali.

Johnny sudah meminta junkyu untuk membawa Jaehyun ke mansion, karena entah kenapa Jaehyun begitu sulit untuk dihubungi.

I'm (Not) Haruto || TRANSMIGRASI BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang