Bagian ketiga

14.5K 1.6K 88
                                    

Asahi membuka knop pintu kamar milik adiknya secara perlahan, tak ingin membangunkan si bungsu karena suara bising yang ia ciptakan.

Perlahan kaki jenjang miliknya melangkah mendekat kearah ranjang Haruto, dilihat nya dengan lekat wajah sang adik yang tengah tertidur begitu damai. Mata lentik dengan bibir mungil yang begitu mirip dengan mendiang ibu mereka- Kim Jennie.

Dari dulu ia tak pernah mau mengakui Haruto sebagai adiknya, ia selalu bersikap acuh ketika melihat Haruto mendapatkan kekerasan baik dirumah ataupun disekolah.

Ia sebenarnya tau bahwa Haruto salah satu korban bullying disekolah, tak jarang sang adik pulang dengan keadaan basah kuyup, bau tepung dan telur busuk, dan yang paling sering sang adik pulang dengan keadaan babak belur.

Jika kalian berpikir Haruto pulang dalam keadaan babak belur semua mengkhawatirkan nya maka kalian salah, Haruto akan mendapatkan kembali siksaan ketika sampai kerumah. Ayah mereke-Kim Hanbin begitu membenci anaknya yang tidak disiplin, ia selalu mengira bahwa Haruto selama ini berkelahi disekolah layaknya brandalan.

Putra ketiga dari kim Hanbin itu mengelilingi kamar adiknya yang terbilang biasa saja, hanya ada 1 lemari, ranjang dan meja belajar. Lihatlah bahkan adiknya tak punya hiasan dinding atau semacam nya.

Lelaki bermarga kim itu membuka satu laci meja belajar, tak disangka ia menemukan beberapa photo yang sudah lama mereka buang ke gudang.

Ada photo Hanbin dan Jennie saat melangsungkan pernikahan, ada juga photo mereka berlima dengan Jennie yang memegang perutnya yang sudah mulai membesar.

Wajah damai sang Ibu yang selalu bisa menghipnotis Asahi, lelaki itu mengusap photo yang mulai usang "Ibu, asa rindu Ibu"

Tak terasa sudah 15 tahun wanita cantik yang melahirkan nya pergi dari dunia meninggalkan mereka berlima dengan segala luka "Ibu-"

Arghhhhh

Asahi menoleh cepat, ia berjalan mendekat kearah ranjang dimana adiknya tengah tidur dengan keadaan gelisah. Keringat sebesar biji jagung membanjiri pelipis Haruto

"Haru" Asahi menepuk pelan pipi si bungsu. Namun Haruto masih sama, teriakan anak itu malah semakin nyaring namun matanya masih tetap terpejam.

Asahi bingung, ia mengguncang bahu adiknya agar sadar "HARU?"

"HARUTO?"

"KIM HARUTO?!"

Haruto terbangun dengan nafas tersenggal, ia meremas dadanya yang terasa sesak. Keringat dingin membanjiri seluruh badannya, ia masih berusaha mengatur nafas sebaik mungkin. Belum menyadari keberadaan Asahi yang ada tepat disampingnya.

Asahi mengambil satu gelas air yang ada dinakas menyerahkannya pada Haruto "Minum"

Haruto menerima, dengan tangan yang gemetar hebat ia menerima uluran gelas dan meneguk nya hingga tandas.

Setelah memberikan gelasnya kembali pada Asahi, ia bersandar pada kepala ranjang "Ngapain lo disini?"

Asahi terdiam sejenak, seumur umur ini baru pertama kali Haruto berbicara ketus padanya "Yang sopan saya ini kakak kamu"

Haruto mengerang frustasi, harus berapa kali ia mengelak kalau ia bukan Haruto "Udah gue bilang berapa kali gue bukan haruto! Astaga! Bisa mati muda pangeran!"

Tapi Asahi tidak menanggapi, ia menganggap apa yang diucapkan adiknya hanya angin lalu, lagi juga kata om John haruto itu amnesia jadi wajar hal ini terjadi "Saya Kim Asahi, kakak ketiga mu"

"Dih? Apaan banget lo SKSD" Haruto menatap penuh dengki pada Asahi yang masih saja mempertahankan wajah datarnya

"Udah ya? Gue mau pergi dulu-" Belum sempat Haruto melanjutkan ucapannya, lengannya kini dicekal kuat oleh Asahi "Mau kemana kamu?"

I'm (Not) Haruto || TRANSMIGRASI BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang