Bugh!
Laki-laki itu tersungkur, ia terkekeh kecil dan mengusap sudut bibirnya
"Kita memang berteman, tapi tujuan kita berbeda!"
Tawa kencang seketika menggema, ia memandang sinis pada satu temannya yang kini bertingkah seperti pahlawan "Apa kau bilang? Teman? Bukankah pertemanan kita hanya sandiwara?"
Laki-laki itu mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah, lantas berjalan menuju sofa kecil yang berada di sudut gudang sekolah. Mendecih tak suka saat mendengar kata teman yang dilontarkan oleh pemuda yang berdiri tak jauh dari daun pintu "Asal kau ingat, tujuanku yaitu membawa Haruto pada Nyonya Lisa, tidak lebih"
"Apa kau gila?! Kau menyetujui keinginan wanita tak waras itu?!"
Pemuda itu berjalan mendekat ke arah temannya, lantas memandang sorot tajam sang teman dengan tatapan teduh, berbicara lewat mata seolah memberi tahu bahwa jalan yang dipilih oleh temannya adalah jalan yang salah.
Memberikan Haruto pada Lisa, sama saja dengan memberikan daging segar pada Harimau yang tengah kelaparan.
"Aku tak punya pilihan lain!" Tatapan yang semula tajam kini tampak menyendu "Aku harus membawa Haruto pada Lisa, jika tidak maka wanita itu akan membunuh keluarga ku"
Lisa, tak bisa ia anggap remeh. Kekuatan keluarga Kim memang begitu kuat entah didunia bawah maupun dunia atas. Meski Lisa begitu dibenci oleh Hanbin, tapi kekuasaan Taehyung tak bisa disepelekan.
Beberapa minggu yang lalu pertemuan nya dengan Lisa adalah kesialan untuknya. Ia bukan terlahir dari keluarga kalangan atas, ibunya hanya seorang pegawai kantoran biasa dan sang Ayah merupakan salah satu orang yang berkerja dengan Taehyung didunia bawah.
Mengetahui dirinya yang bersekolah di sekolah yang sama dengan Haruto membuat Lisa tentu mempunyai rencana busuk, yaitu membuatnya harus berteman dengan Haruto.
Awalnya ia menolak karena ia tau Lisa sedikit tak waras, namun wanita gila itu mengancam akan memenggal kepala ayahnya jika ia tak menurut
Untuk anak berusia 15 tahun, ia tak bisa berbuat lebih selain menurut.
"Apa kau tega memberikan Haruto pada Lisa? Bisa saja wanita itu membunuh Haruto"
____________
Hujan mengguyur kota Seoul sedari tadi siang, air langit masih terus menghujam bumi. Meski waktu sudah memasuki sore hari hujan itu tak juga reda. Gemericik suara air yang begitu menenangkan membuat Jisoo terus memandang kearah luar jendela.
Ibu dari dua anak itu masih berdiam diri didalam kamar Haruto.
Jisoo termenung, perkataan Johnny tadi pagi masih teringat jelas didalam benaknya. Ia bimbang, apa ia harus memberi tahu pada Hanbin mengenai hal ini?
Ceklek!
"Loh Mommy?"
Haruto terlihat bingung mendapati Jisoo yang terduduk menghadap kearah balkon bahkan pintu balkon pun terbuka sedangkan cuaca diluar begitu dingin.
Jisoo tersentak, buru-buru ia mengusap kedua pipinya yang tampak berlinang air mata
"Haru? Kau pulang cepat?"
"Tidak, ini kan memang jam pulang sekolah"
Jisoo melirik kearah jam dinding
16.34
Terlalu sibuk didalam dunia lamunan membuat Jisoo tak sadar bahwa ia sudah berdiam dikamar Haruto hampir 8 jam lamanya. Oh astaga, Ia bahkan lupa untuk memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) Haruto || TRANSMIGRASI BOY
Teen FictionGentala Haris Bagaskara adalah fanboys dari salah satu grup ternama 'Treasure'. Haris, begitu menyukai apapun yang bersangkutan dengan Idolanya. termasuk membaca beberapa cerita yang berisi cast member Treasure. sampai dimana, ia membeli novel yang...