Baru saja memasuki kawasan mansion Haruto sudah berteriak tak jelas membuat Junkyu harus segera menjaga adiknya itu agar Haruto tak banyak tingkah dan menguras energinya sendiri,
Untuk masalah Hanbin dan ketiga putra lainnya, Jisoo sudah memaafkan mereka tidak ada untungnya juga saling membenci terlebih mengingat kondisi Haruto saat ini, mereka sudah seharusnya menjadi dekat seperti keluarga.
"Diam jangan berteriak, kamu masih dalam masa pemulihan!" Tegur Junkyu membekap mulut adiknya, Haruto yang merasa kesal langsung mengigit tangan pemuda itu membuat Junkyu mengaduh kesakitan.
"Tangan lo bau terasi!" Marah Haruto yang menatap Junkyu sengit, semua orang hanya menggeleng pelan melihat tingkah keduanya, Junkyu dan Haruto memang sudah seperti tom and Jerry,
"Bunda siapkan makan siang dulu ya?" Pamit Jisoo mengusak gemas rambut keponakannya,
"Bunda aku ikut!" Teriak Mashiho berlari mengikuti Jisoo kearah dapur,
Junkyu memberhentikan kursi roda Haruto diruang keluarga, mereka duduk dan menonton televisi, Haruto yang merasa bosan tidak ada keributan tentu saja mulai berpikir untuk membuat suasana menjadi lebih cair agar tak sekaku sekarang, lagian juga mereka begitu sibuk dengan pembicaraan yang tidak Haruto mengerti, Haruto tidak suka di cuek kan, ia akan menjadi anak caper.
Pemuda itu tersenyum jahil saat melihat ada cicak di dekat televisi, Haruto berusaha untuk berdiri dari kursi roda nya, mereka yang sedang sibuk dengan pembicaraan penting tentu saja tak menyadari dengan apa yang dilakukan oleh Haruto,
Namun belum ada satu langkah Haruto kembali ambruk dan terjatuh dengan bunyi nyaring yang cukup keras, seluruh tubuhnya terasa begitu nyeri dengan dada yang berdebar sangat kencang, rasa sesak mulai begitu menguasainya,
"Astaga Haruto!"
Hanbin berteriak panik ketika melihat Haruto yang sedang terdiam dengan tatapan kosong, terlihat sangat syok.
Junghwan segera menggendong tubuh Haruto, mendudukkan pemuda itu diatas kursi,
Melihat pernafasan Haruto yang mulai tak stabil, Yoshi berlari kearah kamar adiknya mengambil tabung oksigen dan masker oksigen, dengan cepat Yoshi memasangkan alat bantu pernafasan itu pada adiknya.
Asahi mengusap peluh yang membanjiri pelipis adiknya,
"Ru sayang, jangan terlalu gegabah ya ayah mohon" Pinta Hanbin pada putra bungsunya itu,
"Gue gak bisa berdiri lagi?" Tanya Haruto dengan begitu lemah dibalik masker oksigen yang pemuda itu kenakan,
"Bisa, pasti bisa hanya saja jangan terlalu memaksakan ya? Kondisi kamu belum sepenuhnya pulih"
Entah harus percaya atau tidak, tapi yang pasti Haruto merasakan omongan Junkyu tidak sepenuhnya benar, kakinya terasa begitu lemas seperti jelly tak bisa berdiri seperti dulu, Haruto menatap mansion dengan tatapan kosong, dulu ia masih bisa berlari dan bermain namun sekarang seperti itu hanya tinggal kenangan.
Apa ini tandanya hidup Haruto sudah tak lama lagi? Semua bagian tubuhnya begitu nyeri, bahkan tidak ada kata baik-baik saja setiap kali menghirup oksigen.
Rasanya setiap kali waktu berjalan Haruto merasakan kondisinya malah semakin memburuk,
********
Huek!
Huek!
Jisoo memijit tengkuk Haruto dengan pelan, pemuda itu terus saja memuntahkan makanan yang masuk kedalam mulutnya, semakin hari tubuh Haruto semakin kurus, tidak lagi lemak di pipi berisinya yang dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (Not) Haruto || TRANSMIGRASI BOY
Teen FictionGentala Haris Bagaskara adalah fanboys dari salah satu grup ternama 'Treasure'. Haris, begitu menyukai apapun yang bersangkutan dengan Idolanya. termasuk membaca beberapa cerita yang berisi cast member Treasure. sampai dimana, ia membeli novel yang...