Puisi 25

5 2 0
                                    

MARAH

Percik api keluar lisan si Papa.
Tunggu saatmu seperti aku.
Tawa lepasmu 'kan menambah dosa.
Aku yang sekarat bahkan ingin dirampoknya.
 
Gila!
Ternyata dia duafa yang sebenarnya.
Kemarilah!
'kan kubagikan semua makanan mewah dan kuikuti apa yang kau mau.
Biarlah aku cukup melapangkan rumah reyotku.
dan segera kubangun swargaloka.

dan segera kubangun swargaloka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Syimfoni SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang