Puisi 31

4 2 0
                                    


Duka Negri           Duka Sanubari

Kasus penyalahgunaan uang, kasus pencabulan, kasus pemerkosaan, kasus pembuangan anak dan pembunuhan, kasus pencarian jati diri muda-mudi yang ingin viral, dan kasus-kasus lain yang sedang marak, menggambarkan bahwa negri pertiwi dalam keadaan bersedih, menjerit, dan perih, di mana nilai kemanusiaan sudah tak ditemui.
 
Terganti robot-robot yang tak bernaluri. Kebenaran yang jelas dan nyata seolah menjadi abu-abu.
 
Di mana adil?
Di mana adab?
Di mana persatuan dan kesatuan?
Di mana hikmat?
Di mana kebijaksanaan?
 
Semua sudah tak ada
Adil hanya ada dalam kata yang terucap lidah
Adab sudah membeda-beda
Bersatu dalam bersekutu bagi yang mampu, bukan saja ilmu,
Hikmat tergadai hujat
Pecah di mana-mana ...
 
Rakyat melawan pemerintah
Orang tua kehilangan wibawa
Guru kehilangan karisma
Ahh, bagaimana nasib ibu pertiwi gemah ripah loh jinawi yang kucintai?
 
Luka ibu pertiwi, luka setiap sanubari
Putra-putri yang terlahir di bumi bestari, mengingkari ajaran budi
 
Bendera pusaka, berlambang cinta dan kesuciannya telah ternoda
Kita telah terpecah belah, pecahan terkotak-kotak oleh ambisi perampok negri
 
Aku marah. ..
Siapa mencipta ini semua?
 
Di sepanjang waktu ibu pertiwi merintih ...
 
"Aku yang telah merdeka, telah terjajah para durjana pengaku pencinta bangsa.
Adakah yang mendengar deru jerit tangisku?"
 
"Akulah sang penggerak pena, yang menuang pesan ibunda."
 
Selama dadaku berdetak
'Kan kutuang selalu pesan cinta untuk anak bangsa.

" Selama dadaku berdetak'Kan kutuang selalu pesan cinta untuk anak bangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Syimfoni SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang