Part 7

2.4K 232 15
                                    

Sesampainya di rumah, Haikal pun berjalan menuju ke dapur sambil menenteng plastik yang berisi belanjaannya tadi. Haikal menaruh mie instan dan snacks kedalam lemari yang biasa ia gunakan untuk menyimpan makanan.

Setelah itu Haikal berjalan menuju ke kamarnya untuk berganti pakaian. Selesai berganti pakaian, Haikal pun berjalan keluar rumah untuk berangkat bekerja di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari rumahnya.

Sesampainya di cafe tempatnya bekerja, Haikal pun berganti pakaian dengan seragam kerja yang sudah di sediakan oleh pihak cafe.

"Kal, bisa anterin ke meja yang di sebelah sana gak?" tanya Riko, salah satu rekan kerjanya.

"Bisa bang," jawab Haikal.

Kemudian Haikal mengantar pesanan ke meja yang berisi beberapa perempuan. "Ini kak pesanannya, selamat menikmati," ucap Haikal.

"Boleh kenalan gak mas?" tanya salah satu perempuan yang berada di meja itu yang dibalas senyuman oleh Haikal. Jual mahal dikit lah, ada untungnya juga wajahnya yang menurutnya sangat tampan ini.

"Ihh mas nya kalem banget ya," sahut yang lainnya.

"Ya jelas lah, ya kali gua harus jaipongan di sini," batin Haikal.

Haikal hanya tersenyum membalas ucapan pelanggannya.

"Tipe cewek idaman mas nya kaya gimana? Siapa tau saya salah satu cewek idaman mas nya."

"Yang jelas bukan kaya mbak nya, kalo gitu saya permisi dulu ya mbak," balas Haikal sambil tersenyum manis, lalu pergi untuk mengantar pesanan yang lainnya.

"Mampus lu di tolak sebelum berjuang, tipe cewek idaman gua itu yang kaya Wendy atau Irene Red Velvet," batin Haikal.

Haikal pun kembali ke dapur untuk mengambil pesanan pelanggan yang lain. Saat sedang mengantar pesanan milik pelanggan yang ternyata orang yang ia temui beberapa jam yang lalu.

"Hai, kita ketemu lagi," sapa David.

"Siapa ya?" tanya Haikal.

"Lu lupa sama gua? Wah parah lu padahal baru beberapa jam kita gak ketemu."

"Sorry, lu gak penting buat gua."

"Hahaha bener tuh," ucap orang di sebelah David. David yang mendengar itu hanya mendengkus kesal.

"Bercanda bang," ucap Haikal.

"Hm, btw kenalin ini temen-temen gua," ucap David.

"Gua Mars, panggil aja bang Mars," ucap Mars.

"Mars yang planet itu bukan?" tanya Haikal.

"Bukan lah."

"Kirain planet mars."

"Rival, panggil gua bang Rival," ucap Rival.

"Gua Haikal, salken ya. Yaudah, gua balik kerja dulu, masih banyak pesanan yang perlu diantar," pamit Haikal kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka bertiga.

Disisi lain. William tengah makan malam bersama dengan ayah dan juga Laskar, kakaknya.

"Kamu punya nomor dia? Kalau kamu punya coba hubungi dia, aku ingin bertemu dengannya," ucap Sebastian dengan menatap kearah anaknya.

"Aku tidak punya nomornya, tapi aku tau dimana dia bersekolah," balas William.

"Dia siapa?" tanya Laskar yang sudah tidak bisa membendung rasa penasarannya.

"Lu bakal tau nanti kalo udah ketemu sama dia," ucap William dengan senyum misterius.

Setelah selesai makan malam mereka semua kembali ke kamar masing-masing tanpa adanya obrolan hangat antara keluarga, rumah ini semakin sepi setelah kepergian Haidar karena biasanya ada Haidar yang berbuat ulah sehingga membuat rumah ini menjadi ramai.

HAIKAL NOT HAIDAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang