Part 28

1.4K 144 34
                                    

Sudah tiga hari Haikal tidak datang ke sekolah dan mengurung dirinya di dalam kamar, dia juga tidak membalas pesan dari teman-temannya hingga membuat mereka khawatir. Setelah dari pemakaman William waktu itu Haikal langsung mengurung dirinya, bahkan dia mematikan ponselnya.

Karena teman-teman Haikal tidak mendapat kabar dari Haikal, jadi mereka berempat berinisiatif pergi ke rumah Haikal padahal sekarang jam pelajaran masih berlangsung tapi tak apa, sesekali membolos untuk teman.

Sesampainya di rumah Haikal, mereka langsung menuju ke kamar Haikal. Mereka terus mengetuk dan memanggil nama Haikal tapi tidak ada sahutan sama sekali.

"Kal... Haikal," panggil Bayu sambil mengetuk pintu kamar Haikal.

"Kal, Haikal main yuk." Nah ini yang manggil si Andra, siapa lagi kalo bukan dia.

"Yang bener bego manggil nya," ucap Adnan.

"Udah bener itu, kurang bener apa lagi?"

"Akhlak lu kurang bener," sahut Bryan.

"Ishh Bryan gitu, gak like."

"Serius dulu anjir, Haikal gak nyaut-nyaut dari tadi, khawatir gua jadinya," ucap Bayu.

"Iya iyaa."

"Kita panggil sekali lagi, kalo gak nyaut kita dobrak pintunya," usul Bryan yang di setujui oleh yang lainnya.

"Rafa Haikal Abizar, lu di dalem?"

"Kita dobrak aja pintunya. Ndra, dobrak pintunya," ucap Adnan.

"Loh kok gua? Kan lu bisa," ucap Andra.

"Lu paling bongsor disini jadi lu aja yang dobrak. Bay, lu minggir dulu jangan ngalangin."

"Dia gak ngalangin, orang badannya kecil bin mungil gitu."

"Heh body swimming ya lu!" ucap Bayu ngegas, Bayu tanpa ngegas bagaikan sayur tanpa garam.

"Diem! Bay, lu minggir biar Andra bisa dobrak pintunya," ucap Bryan yang langsung di turuti oleh mereka.

Andra mendobrak pintu namun gagal, dia mencoba untuk mendobrak pintu yang kedua kalinya dan akhirnya berhasil. Mereka langsung masuk kedalam dan menemukan Haikal yang duduk di pojok ruangan dengan menelungkupkan kepalanya diatas lutut, karena kamar Haikal terlalu gelap Bayu langsung menghidupkan lampu dan menyibakkan gorden agar cahaya masuk.

"Kal, Rafa Haikal Abizar!" panggil Bryan namun tidak ada sahutan sama sekali dari sang empu.

"Kal, Haikal bangun," ucap Adnan sambil menggoncang tubuh Haikal.

Perlahan Haikal mendongakkan kepalanya, yang pertama kali ia lihat adalah kedatangan teman-temannya. Dapat mereka lihat wajah Haikal yang kusut dan seperti kurang tidur karena kantung matanya yang menghitam.

"Yan? Bay? Nan? Ndra?" ucap Haikal sambil memandang satu persatu wajah teman-temannya.

Mereka semua menganggukkan kepalanya, "iyaa, ini kita," jawab Bayu.

"Bay, William dia udah gak ada. Dia udah mati dan itu semua salah gua, andai aja waktu itu gua nahan dia pasti sekarang dia masih hidup," racau Haikal dengan air mata yang mulai mengalir.

"Ini salah gua, gua bajingan gua brengsek."

Bayu yang melihat Haikal terus meracau pun langsung menarik tubuh Haikal kedalam pelukannya dan mengelus kepala Haikal sambil terus mengeluarkan kata-kata penenang. Sedangkan yang lainnya mengalihkan pandangannya karena tidak tega dengan keadaan Haikal yang begitu kacau, dia terus menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa William padahal itu sudah menjadi takdirnya.

HAIKAL NOT HAIDAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang