Saat sedang asik merokok di rooftop sekolah mereka kepergok oleh guru yang tengah berkeliling mencari murid yang membolos.
"Kalian lagi kalian lagi, cepat ke ruang BK! Saya tunggu kalian disana." ucap pak Bani selaku guru BK.
Karena malas mendapat ceramah panjang lebar dari sang guru akhirnya mereka pun berjalan menuju ke ruang BK. Sesampainya di ruang BK, mereka disuguhkan dengan pemandangan yang tidak mengenakkan, bagaimana tidak rupa guru BK itu seperti ingin memakan mereka hidup-hidup.
"Kalian ini kapan kapoknya?"
"Kapan-kapan pak," jawab Adnan.
"Diam! Saya tidak menyuruh kamu menjawab," ucap pak Beni.
Adnan pun langsung menutup mulutnya, takut-takut kena semprot oleh guru BK yang kini sedang menjelma menjadi macam, pak Beni menghela nafasnya sebelum kembali berbicara.
"Kalian tidak bosan masuk ke sini setiap hari? Saya saja sampai bosan liat muka-muka burik kalian ini," ucap pak Beni sambil menunjuk kearah muridnya satu persatu.
"Sama pak, saya juga bosen," balas Haikal.
"Kalo bosan jangan buat ulah terus, kalian ini sudah kelas dua belas."
"Bosen liat muka bapak, maksud saya," lanjut Haikal. Wajah pak Beni seketika menggelap, sedangkan teman-temannya mati-matian menahan tawa yang akan keluar.
"Haikal!" bentak pak Beni.
"Hadir pak," ucap Haikal sambil mengangkat tangannya dengan wajah seperti tidak ada dosa.
Pak Beni memijat pangkal hidung untuk mengurangi rasa pusing di kepalanya akibat ulah muridnya, "saya capek sama tingkah kalian."
"Kalo capek ya istirahat dong pak."
"Udahlah pak, cepetan mau ngasih kita hukuman apa," ucap Bryan yang sudah jengah dengan ocehan gurunya.
"Huftt kalian semua, bersihkan toilet yang ada."
"Banyak amat pak," protes Andra.
"Mau saya tambah?"
"Hehe enggak pak. Makasih, buat bapak aja."
"Udah kan? Yaudah kita pergi dulu," ucap Bayu.
Kemudian mereka bertiga pergi meninggalkan ruang BK, jika kalian mengira mereka akan melaksanakan hukuman yang diberikan maka kalian salah. Mereka pergi bukan untuk melaksanakan hukuman namun pergi ke warung yang berada di belakang sekolah. Mereka tidak perlu repot-repot memanjat pagar untuk keluar dari sekolah, mereka cukup membohongi atau menyogok satpam sekolah.
Sesampainya di depan gerbang mereka pun berjalan menghampiri satpam sekolah yang tengah berjaga sambil tersenyum manis.
"Pak, bukain gerbangnya dong," ucap Andra.
"Mau ngapain?" tanya satpam.
"Ini pak saya mau nganterin temen saya ke rumah sakit, dia kena penyakit asma," jawab Bryan sambil menunjuk kearah Haikal dan Adnan.
Satpam pun menoleh kearah Haikal dan teman-temannya, mereka pun langsung berakting seolah tengah terkena asma.
"Cepetan pak bukain, kasian temen saya udah bengek gini," ucap Bayu sambil merangkul pundak Haikal sedangkan Andra merangkul pundak Adnan.
"Kalian sudah ijin ke guru kesiswaan?"
"Udah pak, gak usah banyak tanya! Cepetan pak, kalo nanti temen saya kenapa-kenapa bapak yang kita salahin," ucap Andra.
"Yaudah," ucap satpam yang takut jika disalahkan jika terjadi sesuatu pada mereka, sang satpam lalu membuka gerbang mempersilahkan mereka untuk pergi.
Mereka berlima pun keluar dari area sekolah, setelah cukup jauh dan tidak terlihat oleh satpam, mereka pun berhenti berpura-pura dan tanpa perasaan Bayu langsung mendorong tubuh Haikal menjauh darinya hingga Haikal terjatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL NOT HAIDAR [END]
Novela JuvenilJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan!!! BUKAN CERITA BL, BXB, YAOI ATAU SEMACAMNYA!! Budayakan membaca dengan teliti ya bestie. Lanjutan dari cerita Transmigrasi Haidar, kalian bisa baca cerita Transmigrasi Hai...