Saat ini Haikal dan yang lainnya tengah berada di rumah William dan dengan tidak tau dirinya mereka malah meminta makan, padahal niatnya mereka mau menjenguk William yang baru keluar dari rumah sakit.
"Bang, minta makan dong gua laper," ucap Andra sambil nyengir.
Kan, emang gak tau diri banget mereka.
"Ke bawah saja, minta sama bibi," balas William.
Mereka yang mendapat ijin dari tuan rumah langsung turun ke meja makan tanpa ba-bi-bu lagi.
Tiba-tiba si Andra nongol dari balik pintu namun hanya kepalanya saja, "bang William emang baik, jadi enak deh kita," ucap Andra lalu menyusul teman-temannya.
"Harusnya jangan di kasih, biarin aja mereka kelaparan," ucap Haikal.
"Gak papa, sana susulin mereka pasti kamu juga lapar."
"Gak papa nih gua tinggal?"
"Iya."
"Yaudah, gua turun dulu bentar."
Haikal pun turun untuk menghampiri temen-temennya yang sedang makan. Setelah selesai makan mereka berpamitan ke William untuk pulang kecuali Haikal, dia stay di kamar William.
"Kal," panggil William.
"Ya?" jawab Haikal.
"Jangan menghindar lagi dari saya."
"Gak akan, gua boleh manggil lu dengan sebutan Abang?"
"Boleh, tentu saja boleh."
"Thanks."
"Kal, tinggal bareng kita ya?"
"H-hah? Maksud lu apa bang?"
"Jadi adik saya, nanti saya akan berbicara kepada ayah agar kamu menjadi bagian dari keluarga ini,.
"Hm, akan ayah urus kamu tidak perlu khawatir," ucap Sebastian yang tiba-tiba saja datang.
"Beneran yah?" tanya William.
"Tentu."
"H-hah? Pak tua yang bener aja?" tanya Haikal.
"Tentu saja, mulai sekarang jangan panggil saya dengan sebutan pak tua dan biasakan panggil saya dengan sebutan ayah mulai sekarang karena kamu akan menjadi bagian dari keluarga ini," ucap Sebastian.
Okee, Haikal speechless jadinya dia hanya diam saja, tidak tahu ingin berbicara apa, intinya dia senang dan terharu ternyata ada yang mau mengangkat dia menjadikannya bagian keluarga mereka padahal asal usulnya juga tidak jelas.
"Kemasilah barang-barang milikmu dan mulai sekarang kamu akan tinggal disini bersama kita, saya akan mengurus surat-surat adopsi mu," ucap Sebastian lalu berjalan keluar dari kamar milik William.
"Makasih a-ayah," ucap Haikal pelan tapi masih bisa di dengar oleh Sebastian.
Ucapan yang keluar dari mulut Haikal membuat Sebastian berhenti di depan pintu kamar William, sedangkan Haikal yang baru saja mengucapakan kalimat tersebut langsung mengalihkan pandangannya ke sembarang arah dan wajahnya memerah karena malu.
Sebastian tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya, "hm, nanti akan ada yang mengantarkan mu ke kamar milikmu sendiri." Setelah mengatakan itu, Sebastian pun benar-benar pergi dari kamar milik William.
Setelah kepergian Sebastian, William langsung memeluk tubuh Haikal erat. Sedangkan yang di peluk berusaha melepaskan pelukan tersebut tapi berakhir sia-sia, jadi dia lebih baik pasrah saja.
Tiba-tiba ponsel Haikal berbunyi yang membuat William mau tidak mau harus melepaskan pelukannya.
"Gua pergi dulu," ucap Haikal setelah mengecek ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL NOT HAIDAR [END]
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan!!! BUKAN CERITA BL, BXB, YAOI ATAU SEMACAMNYA!! Budayakan membaca dengan teliti ya bestie. Lanjutan dari cerita Transmigrasi Haidar, kalian bisa baca cerita Transmigrasi Hai...