Part 16

1.8K 181 1
                                    

Setelah berniat rusuh di sekolah lain tapi tidak jadi dan berakhir menonton orang berkelahi, mereka berlima pun kembali ke sekolah mereka. Tadinya memang berlima tapi Haikal diajak pergi oleh orang yang tidak mereka kenal dengan iming-iming akan diberi uang, mereka berempat sih tidak merasa curiga sama sekali karena tampangnya seperti orang kaya jadi mereka membiarkan Haikal pergi bersama orang itu. Nanti biar tas sekolah Haikal mereka yang membawa pulang, kan ada untungnya Haikal dibawa oleh orang itu jadi mereka bisa mendapatkan uang secara cuma-cuma. Teman yang baik harus bermanfaat bukan?

Sedangkan Haikal duduk dengan tenang di dalam mobil sambil memakan yupi yang tadi sempat mereka beli hasil dari rengekan Haikal yang katanya sedang ngidam yupi dan jangan lupakan rambut Haikal yang masih diikat Apple hair yang belum juga di copot sendari tadi. Hal itu membuat orang di sebelahnya menahan gemes, ingin menculiknya lalu mengurungnya di rumah agar tidak ada yang bisa melihat ke-gemoy-an Haikal.

Haikal menoleh ke arah orang yang duduk di sebelahnya, "kita mau kemana bang?" tanya Haikal.

"Mau ke pasar gelap," jawab orang itu.

"Ngapain?"

"Jual lu." Setelah menjawab pertanyaan dari Haikal, orang itu langsung tertawa karena muka Haikal langsung berubah menjadi pucat.

"Bercanda, mana berani gua jual orang."

Haikal akhirnya bisa menghembuskan nafasnya lega, berarti dia tidak jadi di jual. Orang di sebelah Haikal kembali fokus nyetir sedangkan Haikal lanjut memakan yupi nya lagi.

Sesampainya di sebuah rumah, mobil itu berhenti dan membuat Haikal menoleh ke arah orang yang membawanya tadi, "ini rumah siapa bang?" tanya Haikal.

"Rumah gua," jawab orang itu.

Haikal hanya menganggukkan kepalanya yang membuat rambutnya ikut bergerak sambil ngebuletin mulutnya.

"Yaudah, ayo masuk."

Kemudian mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah, sesampainya di depan pintu Haikal bisa melihat ada dua orang yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

"Bang," sapa Haikal.

Orang yang sedang duduk di ruang tamu langsung menoleh ke arah pintu, "sini duduk," ucap salah satu dari mereka.

Haikal langsung duduk di sofa sebelah orang yang manggilnya tadi, "udah dari tadi bang? Gak kerja?" tanya Haikal.

"Lumayan, kantornya punya kita jadi bebas mau masuk apa nggak," jawab orang itu.

"Sombong."

Ia mereka itu David, Mars dan Rival dan yang tadi mengambil Haikal dari teman-temannya waktu di depan sekolah itu Mars.

"Bang, pinjem hp dong hp gua baterai nya lowbat." Mars pun menyerahkan ponselnya untuk di mainkan oleh Haikal, isi ponselnya juga tidak ada yang penting.

Dikarenakan tingkat ke kepoan Haikal yang tinggi jadi dia ngubek-ubek isi hp milik Mars mulai dari WhatsApp, Instagram hingga ke galeri. Saat membuka aplikasi galeri di ponselnya Mars, Haikal menemukan satu foto yang berisi empat orang pemuda yang menggunakan seragam SMA dan salah satu dari mereka mempunyai wajah yang mirip dengannya.

"Dia siapa bang?" tanya Haikal sambil nunjukin foto yang tadi dia temuin.

"Dia sahabat dan juga adik kita, salah satu orang yang berharga di hidup kita," jawab Rival sambil senyum tipis.

"Sekarang dia dimana bang?"

"Dia ada, dia udah tenang di sisi Tuhan," jawab David.

"Sorry bang, udah ngebuat kalian jadi sedih."

"Gapapa, lagian juga itu udah lama."

"Kalian laper gak?" tanya Mars yang mengalihkan pembicaraan agar tidak mengingat kembali kenangan bersama Haidar.

"Laper bang," jawab Haikal sedangkan yang lain cuma ngangguk.

"Yaudah biar gua masakin," ucap Mars.

"Gak usah, mending kita pesen aja," ucap David cepat mencegah Mars untuk memasak.

Dia tuh takut kalau makan masakannya Mars nanti yang ada malah keracunan, soalnya Mars tidak pintar memasak bisa-bisa nanti bukannya garam yang dimasukin tapi malah gula.

"Biar gua aja yang pesen," lanjutnya.

Kemudian David ngotak-atik ponselnya nya untuk memesan makanan. Sambil menunggu makanannya datang, mereka berempat memilih untuk bermain game sekalian untuk menghilangkan rasa bosan yang mendera.

Mereka bermain kartu dan yang kalah mukanya akan di coret menggunakan tepung, waktu sedang asik bermain game tiba-tiba bel rumah Mars bunyi. Dan membuat Mars mau tidak mau harus bangkit untuk membuka pintu dengan muka yang penuh dengan tepung.

Tak lama kemudian, Mars datang sambil membawa sebuah kantong plastik yang berisi makanan, dia menaruh makanan itu di tengah-tengah mereka. Tanpa menunggu lama mereka langsung memakan makanan yang sudah mereka pesen.

Setelah selesai makan, mereka kembali duduk-duduk santai sambil menonton televisi.

"Kita udah lama gak nengok Haidar, gimana kalo kita kesana?" usul Mars.

"Yaudah ayo, lu mau ikut gak?" tanya David.

"Boleh?" tanya Haikal.

"Hm."

"Yaudah gua ikut deh."

Kemudian mereka berempat berjalan menuju ke mobil milik Mars, Mars sebagai supir dan yang lain hanya duduk dengan tenang. Sebelum ke makam Haidar mereka berhenti di sebuah toko bunga, setelah membeli bunga mereka melanjutkan perjalanan menuju ke makam Haidar.

Sesampainya di makam Haidar, mereka langsung jongkok dan doa, sebelum itu mereka ngebersihin makam Haidar dan menaruh bunga yang sempat mereka beli tadi diatas makam Haidar.

Haikal merasa kalau nama yang ada ditulis di batu nisan itu seperti familiar, apalagi nama walinya. "Kok namanya kaya familiar ya," celetuk Haikal.

"Emang iya?" tanya Mars.

"Iya, sekarang gua inget kenapa namanya keliatan familiar. Ternyata dia anaknya pak tua itu, kan?"

Rival langsung menoleh ke arah Haikal, "lu kenal sama para bajingan itu?" tanya Rival.

Dengan ragu Haikal menganggukkan kepalanya, "i-iyaa," jawab Haikal pelan, takut dia tuh sama tatapan mata Rival yang tajam seperti silet.

"Jauhin mereka!"

"Kenapa?"

"Karena orang itu yang udah ngebuat Haidar menderita selama dia hidup, dan gua gak bakal maafin mereka. Mereka nyalahin Haidar tentang kematian ibunya yang bahkan Haidar belum pernah ngerasain apa itu kasih sayang seorang ibu, mereka sering maki-maki Haidar bahkan mereka gak segan buat nyiksa Haidar," ucap Rival dengan penuh emosi dan kesedihan dimatanya walaupun wajahnya tetap menampilkan raut wajah datar.

Haikal yang mendengar itu terdiam, dia tidak menyangka kalau orang yang dia kira baik ternyata pernah berbuat seperti itu.

"Lupain apa yang tadi gua omongin," ucap Rival.

Haikal hanya bisa menganggukkan kepalanya, tanpa membalas apa-apa. Dia masih tidak menyangka saja dan dia juga merasa kasian dengan Haidar yang mengalami itu semua, kalau dia yang mengalami itu mungkin dia akan langsung menyerah dengan hidupnya.

Setelah dari makam Haidar, mereka pun kembali lagi ke rumah Mars, Haikal juga masih ikut dengan mereka, dia sih betah-betah saja bermain bersama mereka bertiga lagian juga dia mendapatkan banyak makanan dan apapun yang dia mau pasti di turuti.

Sesampainya di rumah Mars, Haikal langsung merebahkan tubuhnya di sofa dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya. Mars yang melihat itu langsung nyuruh Haikal untuk berganti baju menggunakan bajunya.

"Ganti baju sana," suruh Mars.

Dengan malas Haikal bangkit dari posisinya yang sedang rebahan untuk berganti baju.

______________________________

Jangan lupa vote & komen
Sorry kalo banyak yang typo

Next?

HAIKAL NOT HAIDAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang