Seorang pemuda tengah berada di sebuah tempat dengan pencahayaan yang remang-remang dan suara musik yang di putar keras. Pemuda itu duduk sambil membawa gelas yang berada di tangan kanannya sedangkan di tangan kirinya terdapat rokok, sesekali dia meminum cairan yang ada di dalam gelas yang ia pegang.
"Lu gak mau ikut mereka?" tanya pemuda yang duduk disebelahnya sambil menunjuk ke arah pemuda lain yang sedang asik berciuman dengan seorang wanita.
"Gak minat," tolak pemuda itu.
"Yakin? Apa jangan-jangan lu belok?"
"Gua gak belok cuma gak minat aja, lagian gua gak mau bibir gua ternodai sama para jalang itu."
"Hm, iyain aja deh."
Pemuda tadi hanya mengangkat bahunya acuh, dengan sekali tenggak cairan yang ada di dalam gelas langsung habis tak tersisa.
"Gua balik deh," pamit pemuda itu.
Tanpa menunggu jawaban dari temannya, ia langsung berjalan keluar dari club yang biasa ia datangi bersama teman-temannya. Nama pemuda itu adalah Rafa Haikal Abizar, seorang pemuda yang sering keluar masuk club dan mabuk-mabukan. Dia tinggal seorang diri di sebuah rumah kecil peninggalan ibunya, jadi tidak masalah jika ia pulang dengan keadaan mabuk, tidak akan ada yang memarahinya.
Haikal berjalan keluar dengan badan yang sedikit sempoyongan, bahkan beberapa kali ia menabrak orang yang berada di club malam itu. Ia terus berjalan menyusuri jalan tanpa tau kemana ia akan pergi, hingga dia menabrak seseorang.
"Heh! Hati-hati dong kalo jalan. Jalan tuh pake mata," ucap Haikal sambil menunjuk-nunjuk kearah orang yang ia tabrak.
"Haidar?"
"Hah? Haidar?"
"Lu bukan Haidar? Jelas bukan lah bego kan Haidar udah lama mati."
"Siapa Haidar? Gua gak kenal sama Haidar, gua....huekk." Belum selesai mengucapkan sesuatu tiba-tiba Haikal mengeluarkan isi perutnya hingga mengenai jas orang yang dia tabrak.
Orang yang terkena muntahan Haikal sedikit menjauh, "lu mabuk?" tanya orang itu.
"Hm," gumam Haikal setelah itu dia memejamkan matanya, jika saja Haikal tidak segara di tangkap maka ia akan jatuh ketanah.
"Apa gua bawa pulang aja?" gumam orang itu.
Kemudian orang itu membopong tubuh Haikal menuju mobilnya yang berada tidak jauh dari sana. Dengan perlahan dia meletakkan Haikal kedalam mobil, kemudian dia berjalan menuju ke kursi pengemudi dan melajukan mobilnya menuju ke rumah.
Sesampainya di rumah, seorang satpam membukakan gerbang agar mobil tersebut bisa masuk. "Selamat malam tuan muda William," sapa sang satpam yang hanya dibalas anggukan. Ya, orang yang ditabrak oleh Haikal tadi adalah William.
Dengan perlahan William memapah tubuh Haikal untuk memasuki rumahnya, baru saja masuk William di sambut oleh sebuah suara yang berasal dari ruang keluarga.
"Darimana? Kenapa baru pulang?" tanya seorang pria paruh baya.
"Habis meeting dengan klien," jawab William.
Sebastian menyadari bahwa ada keberadaan orang yang tidak dikenal lantas bertanya kepada sang anak, "dia siapa?"
"Aku tidak tau."
"Kalau tidak tahu kenapa malah dibawa kesini? bisa saja dia pencuri."
"Hanya ingin dan lagi muka dia mirip dengan Haidar."
Sebastian langsung menatap kearah William dengan wajah yang penuh tanda tanya.
"Jangan bohong!"
"Kalau ayah tidak percaya, ayah bisa lihat sendiri." Dengan perlahan Sebastian mengangkat wajah Haikal agar menghadap kearahnya, saat sudah melihat wajah Haikal sepenuhnya, Sebastian dibuat tertegun karena wajah anak itu sangat mirip dengan Haidar, anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL NOT HAIDAR [END]
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan!!! BUKAN CERITA BL, BXB, YAOI ATAU SEMACAMNYA!! Budayakan membaca dengan teliti ya bestie. Lanjutan dari cerita Transmigrasi Haidar, kalian bisa baca cerita Transmigrasi Hai...