Seorang pria dengan memakai kemeja berwarna hitam dengan lengan yang digulung hingga ke siku menambah kadar ke tampanannya dan juga aura hot daddy-nya, dia adalah Sebastian.
"Ayah mau kemana?" tanya William, yang melihat penampilan ayahnya.
"Ayah ingin pergi ke suatu tempat sebentar," jawab Sebastian.
"Oh, yaudah."
Sebastian keluar dari rumah dan berjalan menuju ke mobilnya, hari ini dia akan mengendarai mobilnya sendiri tanpa menggunakan supir.
Sebelum ke tempat yang akan dia tuju Sebastian berhenti di sebuah toko bunga.
"Ada yang bisa saya bantu tuan?" tanya pegawai toko.
"Tolong, berikan saya buket bunga tulip putih dan juga bunga anyelir merah," ucap Sebastian.
"Baik, mohon tunggu sebentar."
Tak lama kemudian pegawai toko datang dengan buket bunga tulip putih dan anyelir merah di tangannya.
Pegawai toko memberikan buket bunga tersebut kepada Sebastian, "tuan, ini buket bunga pesanan anda," ucap pegawai toko.
Sebastian pun mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan uang tersebut kepada pegawai bunga.
"Terimakasih, semoga anda puas dengan pelayanan kami dan jangan lupa datang kembali." Sebastian hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu Sebastian keluar dari toko bunga dan melajukan mobilnya ketempat yang akan ia tuju.
Sesampainya di tempat yang ia tuju, Sebastian keluar dari mobil tidak lupa dengan buket bunga di tangannya. Dia berjalan hingga sampai ke sebuah makam yang bertuliskan Renata Saskia Ardinaya binti Satria Ardinaya. Sebastian menaruh buket bunga anyelir merah diatas pusaran makam milik istrinya.
"Aku datang, maaf baru datang kesini. Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan urusan kantor, aku ingat dulu kamu selalu menasehati ku agar tidak memaksakan diri. Kamu tau, aku menemukan seseorang yang benar-benar mirip dengan anak kita, saat melihat dia seolah-olah aku melihat anak kita. Caranya berbicara, tersenyum dan kelakuan menjengkelkannya mengingatkan aku dengan anak kita," ucap Sebastian.
"Baiklah, mungkin hari ini sudah cukup untuk bercerita kepada mu. Aku pergi dulu, nanti aku akan datang lagi," pamit Sebastian.
Setelah mengunjungi makam sang istri, Sebastian kembali berjalan menuju ke sebuah makam yang bertuliskan Haidar Arsalan Putra bin Sebastian Putra. Sebastian berjongkok di sebelah makam Haidar dan menaruh buket bunga tulip putih yang tadi dia bawa ke atas pusaran makam Haidar.
"Maaf, ayah baru memiliki keberanian untuk datang kesini. Ayah tau, ayah adalah ayah yang begitu buruk, ayah pantas untuk di benci oleh kamu. Maaf untuk semua yang pernah ayah lakukan kepada mu, maaf atas luka yang ayah torehkan kepada mu entah itu luka fisik maupun luka batin.
Kenapa kamu memilih untuk pergi disaat ayah belum sempat meminta maaf kepada kamu? Mungkinkah ini hukuman dari kamu untuk ayah? Kenapa kamu menghukum ayah dengan cara seperti ini? Ayah menyesal telah mengabaikan kamu, tapi itu semua sudah terlambat. Ayah tidak ingin meminta Tuhan untuk memutar waktu kembali karena ayah takut jika memutar waktu kembali ayah malah melukai kamu semakin dalam," ucap Sebastian dengan mata memerah.
"Maaf, maaf dan maaf. Ayah tau, kata maaf tidak bisa membuatmu kembali hidup tapi ayah benar-benar minta maaf. Ayah pulang dulu, nanti ayah akan kembali kesini lagi," pamit Sebastian, kemudian dia berjalan meninggalkan makam Haidar menuju ke mobilnya.
Sebastian melajukan mobilnya meninggalkan area pemakaman, saat sedang mengendarai mobilnya tiba-tiba ada seseorang yang menyebrang jalan.
"Aaaaa tidakkkk!" teriak orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL NOT HAIDAR [END]
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!! Jangan lupa tambahkan ke perpustakaan!!! BUKAN CERITA BL, BXB, YAOI ATAU SEMACAMNYA!! Budayakan membaca dengan teliti ya bestie. Lanjutan dari cerita Transmigrasi Haidar, kalian bisa baca cerita Transmigrasi Hai...