Part 25

1.4K 146 11
                                    

Haikal sering datang ke rumah sakit untuk menjenguk dan menemani William di rumah sakit setelah pulang sekolah ataupun saat hari libur.

"Ayo bangun, lu minta gua gak ngehindar dari lu lagi, kan? Sekarang gua gak akan ngehindarin lu lagi."

"Harusnya gua bisa cegah lu buat gak pergi waktu itu, pasti kecelakaan itu gak terjadi dan lu gak tidur disini sekarang."

Tiba-tiba terdengar suara pintu yang terbuka, Haikal pun langsung menoleh kearah pintu yang terbuka, dia melihat Laskar yang tengah berdiri disana dengan jas yang berada di lengannya.

Laskar berjalan menuju ke sofa yang berada tidak jauh dari ranjang William.

"Sudah makan?" tanya Laskar yang dibalas gelengan kepala oleh Haikal.

Laskar yang melihat itu hanya menghela nafasnya, "sana makan, kamu juga perlu menjaga kesehatanmu."

"Nanti, gua masih mau disini," balas Haikal.

"Makan! Ada saya disini untuk menjaga William."

Dengan berat hati, Haikal bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan William menuju ke kantin rumah sakit.

Setelah kepergian Haikal, Laskar berjalan menuju ke ranjang William. Laskar duduk di samping ranjang dan menggenggam tangan William yang terasa dingin.

"Ayo bangun, jangan tinggalin gua! Udah cukup Haidar yang pergi ninggalin gua, jangan sampai lu juga ikut pergi kaya Haidar," ucap Laskar pelan.

"Kalo lu ketemu Haidar disana, tolong bilangin ke dia jangan bawa lu pergi dan bilang juga ke dia kalo gua minta maaf," lanjutnya.

Laskar menelungkupkan kepalanya dengan tangan yang masih menggenggam tangan William. Laskar merasakan ada yang mengelus rambutnya dengan lembut, dengan perlahan Laskar mengangkat kepalanya melihat siapa yang mengelus rambutnya.

Saat Laskar mengangkat kepalanya, netranya tak sengaja bertabrakan dengan netra orang yang mengelus rambutnya. Orang yang mengelus kepala Laskar hanya tersenyum tipis lalu menghentikan elusan nya di kepala Laskar.

"Ayah?" gumam Laskar.

"Hm," dehem Sebastian lalu berjalan menuju ke arah sofa dan mendudukkan dirinya disana.

"Sejak kapan ada disini?"

"Entahlah, mungkin sejak kamu menelungkupkan kepala mu."

Sebastian menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya mengisyaratkan agar Laskar duduk di sebelahnya, Laskar yang paham pun bangkit dan berjalan menuju sofa lalu mendudukkan dirinya di sebelah Sebastian.

Sebastian menepuk pundak Laskar dengan senyum tipis, "tak perlu terlalu dipikirkan, William akan baik-baik saja. Kamu cukup berdoa kepada Tuhan agar William cepat bangun dan berkumpul lagi bersama kita," ujar Sebastian yang dibalas anggukan kepala oleh Laskar.

"Apa tuhan akan dengerin doa orang kaya aku?"

"Tentu, Tuhan selalu mendengarkan setiap doa hambanya. Istirahatlah, kamu pasti lelah karena langsung datang kesini."

"Nanti saja."

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka memperlihatkan Haikal yang membawa sebuah kantung plastik, Haikal berjalan menuju ke arah sofa dan menaruh kantung plastik yang ia bawa keatas meja.

"Buat kalian," ucap Haikal lalu berjalan menuju kearah William.

Sebastian memperhatikan Haikal yang sedang berbicara dengan William yang masih menutup matanya.

"Istirahatlah, kamu pasti lelah menjaga William seharian ini," ucap Sebastian.

"Nanti," balas Haikal tanpa menoleh kearah Sebastian.

HAIKAL NOT HAIDAR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang