Tik... Tik... Tik...
Hampir empat jam Law masih berdiri bersandar di jendela. Kedua matanya masih menatap heran kepada langit mendung hari ini. Tangan kanan nya menyentuh dagunya, seolah sedang berpikir keras. Bagaimana mungkin petir, gledek, dan angin yang hampir menyamai badai bisa terjadi hari ini?
Ia sudah membersihkan diri setelah "bermain" dengan Luffy. Tentu saja Law adalah pria tampan yang sangat bertanggung jawab, ia juga membantu Luffy yang masih tertidur pulas untuk membersihkan tubuhnya. Bahkan Law sendiri terkejut melihat banyak cairan yang keluar dari lubang kenikmatan Luffy yang kembali berkedut. Law merasa gugup dan berdebar di saat bersamaan. Bahkan Law juga membantu Luffy untuk memakai pakaian hangat, dan memberikannya selimut hangat.
Tetapi bukan itu yang penting.
Law sudah mengecek berita dari televisi atau pun ponselnya. Semua orang terlihat panik dengan fenomena gaib yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Bahkan BMKG berkata fenomena petir, gledek, dan angin bukan faktor Kota Hujan. Jadi, sebenarnya kenapa hal ini baru terjadi sekarang?
"Torao?" Luffy akhirnya terbangun dari tidur panjangnya. Ia mengucek kedua matanya dengan perlahan.
Law menoleh dan tersenyum tipis. Kakinya melangkah mendekat dan duduk di bibir kasur. "Bagaimana perasaanmu, Luffy-ya?" Law mengambil secangkir teh hangat yang sengaja dipesannya sebelumnya.
"Ini minumlah dulu selagi masih hangat." Lanjut Law.
Luffy menerimanya dan meminumnya dengan perlahan. Law hanya memperhatikan dengan tatapan lembut. "Apa masih sakit?" Tanya nya.
Luffy tidak menghabiskan tehnya, ia justru menyisakan nya dan memberikannya kepada Law. "Kau berbohong!" Luffy menarik seprai dengan kasar. "Kau bilang hanya setengah!?" Pekiknya.
Law menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Maaf... aku tidak bisa menepati janjiku sebelumnya. Setelah melihat raut wajahmu, semakin aku ingin melihatnya lebih. Maafkan aku..."
"Dasar penipu!" Wajah Luffy memerah lagi, ia membuang muka saat mengatakannya.
JDER! Kemarahan Luffy tiba-tiba di wakilkan oleh suara gledek yang berhasil membuat terkejut. Kali ini Luffy ikut terkejut bersama Law. Kedua matanya langsung menoleh ke arah jendela dan menyipit. Law buru-buru menatap jendela dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Sebenarnya kenapa?" Law tiba-tiba berucap. Kedua matanya terfokus menatap langit.
Luffy tiba-tiba tertawa geli setelah mendengar kata-kata Law yang berhasil menggelitik perutnya. "Sepertinya mereka marah kepadamu, Torao!" Serunya.
Law menoleh kepada Luffy dan mengangkat sebelah alis dengan heran. "Mereka?" Ulangnya.
"Iya." Pendek Luffy. Ia menunjuk ke arah jendela. "Petir, gledek, dan angin itu." Jelasnya kemudian.
Law agak terkejut mendengarnya, ia menatap Luffy hati-hati. "Kamu—"
Luffy terkekeh geli, kemudian ia menyatukan kedua tangannya dan memejamkan kedua matanya. Seraya mengucapkan mantra sihir yang meyakinkan, tiba-tiba saja Awan mendung yang dikelilingi petir, gledek, dan angin badai seolah menjadi damai. Tidak ada petir yang menyambar lagi. Tidak ada lagi suara gledek yang berhasil membuat terkejut. Dan tidak ada lagi angin ribut yang terlihat. Law terkejut, ia segera menoleh kepada Luffy dan menatapnya dengan seribu pertanyaan.
Luffy tersenyum memaklumi. "Itu karena aku seorang pawang hujan, Torao." Ucapnya santai. "Apa kau lupa?"
Ya, itu benar. Law sempat melupakannya. Tetapi Luffy tidak begitu mengambil pusing. Ia kembali meminta teh nya yang mulai mendingin kepada Law. Luffy menatap pantulan dirinya di teh, ada senyum tidak mengenakan yang diperlihatkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/291032436-288-k111521.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN || LAWLU ✅
FanfictionH U J A N: Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Apa kalian percaya jika "Pawang Hujan" benar-benar ada di dunia ini? Cover by Pinterest + sg Tell me if...