J D E R!
Gluduk yang membuat terkejut terdengar di udara. Membuat Ace dan Luffy yang berlarian di lereng bukit sempat berhenti di tengah jalan. Luffy refleks menoleh ke belakang dan menatap khawatir.
"Ada apa, Luffy?" Ace bertanya.
"Aku khawatir..." Jawab Luffy.
"Tentang apa?"
"Ayah Shanks dan Mama Makino..." Jawab Luffy jujur.
Ace meraih tangan Luffy dan menggenggamnya erat. "Percayalah dengan orang tuamu sendiri, Luffy!"
"Mereka pasti mampu untuk menjaga diri." Lanjutnya. "Mereka pasti akan melindunginya!" Ace kembali mengajak Luffy untuk kembali berlari.
Kaki-kaki mereka terus berlari, menuruni lereng dengan hati-hati. Melewati jembatan yang belum tersentuh air. Dan berakhir berhenti di sebuah pos penjaga perbatasan. Ace dan Luffy buru-buru mengambil udara, bernapas, dan menghela lelah.
"Kau capek, Luffy?" Tanya Ace. Ia menyentuh kedua pipi Luffy untuk memeriksa.
Luffy mengangguk kecil. "Bagaimana denganmu, Ace?"
"Jangan khawatirkan diriku!" Tegur Ace. Ia menggenggam tangan Luffy erat dan mengajaknya untuk berjalan lagi.
Luffy menatap sekelilingnya. Banyak orang-orang yang sedang mengantre untuk giliran mereka melewati perbatasan. "Kita mau kemana, Ace?"
"Aku akan membawamu pergi. Aku akan menyelamatkanmu." Jawab Ace cepat. Luffy tersentak saat mendengarnya, ia memberontak, mengambil tangannya dari genggaman Ace. Tetapi pria dengan wajah bintik-bintik itu hanya menatap Luffy dengan cemas. "Ada apa, Luffy?"
"Apa kau tidak ingat, Ace? Alasan kenapa kita tidak pernah pergi dari kota ini? Apa kau lupa? Apa kau sengaja berpura-pura tidak tahu?" Luffy menatap Ace dengan tatapan tidak mengerti.
Tetapi Ace tiba-tiba memeluk tubuh mungil Luffy dengan erat. "Apa pun kulakukan untuk melindungimu, Luffy..."
"Jangan melakukan hal bodoh!" Bentak Luffy. Ia memaksa untuk melepaskan pelukannya. "Aku tidak akan pernah bisa keluar dari Kota Hujan ini, Ace. Ini tindakan yang sia-sia."
"Tetapi jika kau tetap di sini, orang-orang itu akan terus mengejarmu!" Ace membentak Luffy. Suaranya tinggi, bahkan Luffy tidak pernah mendengar nada suara seperti itu dari Ace.
Jantung Ace semakin berdebar cepat saat mengetahui orang-orang suruhan Doflamingo ternyata berhasil menyusul mereka. Ace melorotkan kedua matanya, ia menarik tangan Luffy, memaksa pria mungil itu untuk berlari bersamanya. "Lari!" Ucapnya.
Mereka berlarian, menghindari tangan-tangan yang berusaha keras menangkap Luffy. Tetapi Ace dengan cekatan menyalip di antara manusia, berkamuflase, dan bersembunyi di beberapa tempat. Sejujurnya Luffy juga tidak ingin ditangkap. Ia tidak mau dipaksa berdoa untuk langit dan berubah menjadi buih hujan begitu saja.
Ini terlalu kejam untuk takdirnya.
Tetapi cerobohnya, Luffy tersandung. Genggaman tangannya dan Ace terlepas begitu saja. Lututnya terluka, hanya luka gores yang tidak begitu parah. Ace buru-buru membantu Luffy berdiri dan merangkul lengan pria mungil itu.
"Apa kau masih bisa berlari?" Ace bertanya khawatir. "Aku tidak bisa mengobati lukamu sekarang."
Luffy mengangguk yakin. "Aku masih bisa berlari, jangan khawatir." Tetapi saat Luffy mencoba untuk berjalan, kakinya terasa sangat sakit dan nyut-nyutan. Ada gemetaran di sekitar lututnya yang menyebabkan dirinya terjatuh sekali lagi.
"Aku akan membantumu berlari!" Ace buru-buru melangkahkan kakinya dengan tekun. Membantu Luffy untuk berlari. Tetapi langkah mereka melambat.
Dua orang pria bertubuh besar segera menghalangi jalan keluar mereka. Ace memilih satu-satunya jalan yang tidak mungkin bisa di lewati. Kedua mata Luffy melotot, ia menatap Ace panik.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN || LAWLU ✅
FanfictionH U J A N: Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Apa kalian percaya jika "Pawang Hujan" benar-benar ada di dunia ini? Cover by Pinterest + sg Tell me if...