Tik... Tik... Tik...
Kedua mata Law melotot tidak percaya. Sebutir tetesan hujan tiba-tiba terasa di batang hidungnya. Buru-buru Luffy membuka payung merahnya lagi dan berlindung di bawahnya. Sedangkan Law terlalu lama untuk merespon dan akhirnya ia terguyur oleh rintikan hujan deras lagi. Seluruh pakaiannya sangat basah kuyup, tetapi hujan tetap tidak membuatnya kehilangan akal.
"Bagaimana mungkin?!" Law akhirnya berkata dengan susah payah. Bibirnya membiru pucat karena guyuran hujan deras ini.
Luffy berjalan mendekati Law dan berbagi tempat di bawah perlindungan payungnya. Kedua matanya menatap wajah Law yang hampir memucat itu dengan tatapan datar.
"Kenapa kau tidak mempercayaiku, Pak Dokter?"
Law menggeleng ringan. "Tidak ada manusia yang dapat menghentikan cuaca dalam waktu singkat! Kecuali jika kau adalah dewa cuaca yang dapat mengendalikan cuaca. Tetapi kau hanya manusia biasa!"
Luffy terkekeh geli. Terlihat sangat manis di saat bersamaan. Pipi Law merasa memanas saat melihat tawa manis Luffy. Jantungnya berdebar kencang saat merasakannya. Lalu Luffy menatap Law dengan tatapan penuh harap.
"Jadi, kau tidak mempercayaiku?" Tanya Luffy untuk memastikan.
"Hanya orang bodoh saja yang mempercayai kata-katamu!" Jawab Law. "Bahkan anak kecil pun tahu jika kau berbohong,"
Lagi-lagi Luffy tertawa geli saat mendengarnya. Mendengar tawa Luffy membuat Law menjadi salah tingkah. Ia membuang muka saat merasa jantungnya semakin berdebar kencang di setiap detiknya. Bibir dan tubuhnya bergetar menggigil karena suhu udara semakin mendingin.
Dan di detik setelahnya, tanpa peringatan apa pun, bibir mungil milik Luffy tiba-tiba menempel di bibir pucat milik Law. Melumatnya dengan lembut dan memberikan kehangatan yang cukup untuk bibir pucat itu. Luffy menarik diri setelah kehabisan beberapa oksigen, ia tersenyum manis, lalu tertawa kecil.
"Kau pria yang sangat aneh, Pak Dokter!" Luffy terkekeh pelan. "Bagaimana bibirmu? Apa sudah cukup hangat?" Luffy menjauhkan diri, memberikan jarak di antaranya.
Law terkejut dan terlambat untuk merespon. Wajahnya semakin memerah karena mendapat ciuman mendadak itu. Jantungnya berdebar kencang, kedua matanya melotot marah.
"A-apa yang—" Law menyentuh bibirnya dengan panik.
Tetapi Luffy tidak begitu peduli dengan respon manis dari Law. Ia mengatupkan kedua tangannya lagi dan memejamkan matanya. "Sebaiknya kau lihat ini baik-baik, Pak Dokter!"
Ada jeda di antara Luffy dan rintikan hujan ini. "Aku adalah penyebab hujan selalu turun di Kota ini," ucapnya.
Dalam waktu singkat, rintikan hujan deras itu berhenti dan berganti melalui cahaya bulan yang bersinar dengan lembut. Lagi-lagi Law terpesona olehnya. Bukan karena kekuatan pria mungil itu yang dapat mengendalikan cuaca, namun ia terpesona karena cahaya bulan tepat menyinari pria mungil itu. Ada senyum lembut yang menghiasi wajah Luffy. Begitu menggoda, begitu cantik, begitu indah. Begitu—
—sexy.
GASP!
Kenapa dia memiliki pemikiran mesum seperti itu? Law tiba-tiba menjadi pribadi yang tidak dapat mengontrol emosinya. Ia membuang muka dan menutup wajahnya dengan tangannya.
"Ada apa?" Luffy menatap dengan khawatir. Ia berjalan mendekat tetapi ditepis oleh Law.
"Jangan mendekat!"
Luffy tersentak dan refleks mengangkat kedua tangannya. "Aku hanya khawatir karena tingkahmu menjadi aneh..."
"Bukan urusanmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HUJAN || LAWLU ✅
FanficH U J A N: Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan di atas permukaan Bumi. Apa kalian percaya jika "Pawang Hujan" benar-benar ada di dunia ini? Cover by Pinterest + sg Tell me if...