13

1.3K 111 1
                                    

Ternyata itu ibunya , Anin. Adelio langsung menormalkan pernafasan nya. Anin berjalan mendekati anaknya lalu duduk di sebelah anaknya.

" Mami udah tau semuanya " ucap Anin yang membuat Adelio terdiam.

" maaf mami " ucap Adelio yang membuat Anin mengangguk.

" Eh itu si Ashel manggil kamu dengan sebutan Adel ga papa? " Tanya Anin untuk memastikan.

Adelio yang mendengar pertanyaan ibunya hanya bisa terdiam. Ia bingung juga harus menjawab apa karena dirinya sendiri saja tidak bisa memastikan jawaban nya.

" Kamu harus bisa nge lupain masa lalu Lio " ucap Anin yang membuat Adelio terdiam dan mengalihkan pandangannya.

" aku udah berhasil ngelupain dia mami " ucap Adelio yang membuat Anin terkejut sekaligus senang .

Anin segera menatap anaknya dan kembali menanyakan kepastian jawaban anaknya.

" sebelum aku kenal sama Ashel juga aku udah lupain dia " ucap Adelio yang membuat Anin semakin senang.

" Berarti? Kamu ga jadiin Ashel pelampiasan untuk ngelupain masa lalu kan? " Ucap Anin yang dijawab oleh anggukan kepala Adelio.

" Ihh anak mami pinter " ucap Anin yang sangat bangga pada anaknya.

Keesokan paginya

Mereka kini libur. Ashel dan Flora sudah terbangun dan sedang membantu Anin memasak kan makanan.

" Gini kan shel? " Ucap Flora yang masih bingung dengan ajaran yang baru saja maminya berikan.

" Iya gitu " Jawab Ashel yang membuat Flora lega.

Flora benar benar senang karena kehadiran Ashel yang bisa membantunya.

" mami kesini sebentar!! " Teriak Corneliando yang membuat Anin , Flora dan Ashel menoleh ke kamar Corneliando dan Adelio.

" Ashel bisa tolong liatin mereka sebentar " ucap Anin yang membuat Ashel terkejut.

" Iya Tante " jawab Ashel yang hanya menurut saja karena ia hanyalah tamu.

Ashel segera berlari menuju kamar tidur Corneliando dan Adelio. Setelah ia masuk betapa terkejutnya ia melihat Corneliando yang tanpa baju dan sedang memperlihatkan otot otot miliknya. Ashel segera menutupi matanya dengan kedua tangannya.

" ehh sorry " ucap Corneliando yang membuat Adelio menatap tajam pada Corneliando.

Adelio segera berdiri walaupun kepalanya sedikit pusing. Ia menghampiri Ashel dan menutupi pemandangan dibelakangnya.

" buka mata aja sekarang , dia udah ga ada " ucap Adelio yang membuat Ashel membuka matanya dan menurunkan kedua tangannya.

" Kak Adel? " Ucap Ashel yang membuat Adelio menatap wajah Ashel.

" yes my little baby? " Ucap Adelio yang membuat pipi Ashel memerah mendadak.

" Kak Adel! " Ucap Ashel yang terdengar seperti teriak.

Ashel langsung memeluk Adelio. Ia tak ingin di godain seperti itu. Adelio hanya bisa tertawa terbahak-bahak dengan tingkah laku Ashel.

" ehemm udah puas bucin nya? " ucap Corneliando yang iri dengan pemandangan dihadapan nya.

" yailah iri aja lo " ucap Adelio yang langsung melepaskan pelukan Ashel itu dan menuruh Ashel keluar dari kamarnya.

Ashel pun mengangguk lalu kembali membantu Flora dan Anin memasak . Sedangkan Adelio yang masih sedikit terpengaruh dengan minuman keras keluar dari kamar dan meminta izin keluar sebentar. Ia berjalan jalan di sekitar perumahannya. Tiba tiba ia melihat pemandangan yang tidak enak dilihat , yaitu seorang nenek nenek yang di isengin oleh 6 orang remaja . Adelio langsung menghampiri mereka .

" WOY! " teriak Adelio yang membuat mereka semua menoleh.

Mereka berbalik badan dan menatap tajam wajah Adelio.

" LO SEMUA GW SOLO ! " Ucap tegas Adelio yang membuat mereka tertawa dan langsung berlari ke arah Adelio.

Adegan perkelahian antar Adelio dan 6 remaja tadi membuat para tetangga dan Ashel kembali keluar dari rumah. Mereka melihat perkelahian itu , memang ke 6 remaja ini sering menganggu orang orang perumahan.

Bughh..

Bughh..

Bughh..

Dua orang berhasil Adelio jatuhkan. Ia kembali menghajar dan menghindari pukulan dari 4 remaja lainnya.

" Itu mirip Kak Narel " Batin Ashel dari rumah Adelio yang melihat perkelahian itu.

Setelah ia perjelas ternyata benar itu Narel , kakak tiri Ashel. Ashel segera berlari mendekati perkelahian itu. Kini tinggal Narel seorang yang akan dihajar habis habisan oleh Adelio.

" Kak Adel stopp " ucap Ashel yang memeluk Adelio dari belakang.

Adel tak bisa berkutik ketika Ashel memeluknya dari belakang. Ia pun melepaskan pelukan Ashel itu , ia mengambil barang yang 6 remaja tadi mainkan lalu ia memberikan nya pada nenek nenek tadi.

" ini nek , lain kali hati hati ya nek " ucap Adelio yang membuat nenek itu tersenyum lalu pergi.

Kini Narel menjadi pusat perhatian , ia merasa malu. Ia segera mencengkeram kuat tangan Ashel dan menariknya untuk pulang namun tangan Narel ditahan dengan sangat kuat oleh Adelio.

" lepasin dia ... " ucap Adelio yang masih menahan amarahnya .

" siapa lo? LO GA ADA HAK SAMA ADEK TIRI GW!  " ucap Narel yang ada benarnya namun Adelio tersenyum.

" saya memang tak ada hak tapi anda yang memiliki hak malah ingin merusak masa depan Ashel dengan suatu perantara! jadi mendingan lepasin dia .. " ucap Adelio yang semakin membuat Narel mencengangkan kuat tangan Ashel.

Ashel seketika meringis kesakitan. Adelio yang mendengarkan itu langsung menghajar Narel tanpa ada rasa takut dan kasihan padanya.
Ashel ingin menahan perlakuan Adelio kepada Narel namun ia masih merasa sakit di tangannya.

" BANGSAT LO! " ucap Adelio dengan sangat tegas.

Ia menghajar Narel habis habisan . Corneliando yang baru keluar dari rumah melihat kembarannya yang sedang memukuli seseorang. Ia segera berlari menuju kembarannya dan langsung menahan nya agar tak menghajar Narel.

" LEMAH LU! BERANINYA SAMA PEREMPUAN DOANG! " Ucap Adelio dengan sedikit berteriak.

" udah udah Lio cukup , biarin aja dia " ucap Corneliando yang mencoba menenangkan adiknya.

Adelio yang sudah sedikit tenang langsung berbalik badan menuju rumah di ikuti oleh Ashel dan Corneliando. Adelio sempat menatap wajah Narel , ia ingin kembali memukuli Narel cuman kembali ditahan oleh Corneliando. Mereka semua pun masuk kedalam rumah. Adelio memiliki sedikit memar karena pukulan salah satu remaja. Ia pun kini duduk di sofa dan akan di obati oleh Ashel . Ashel kembali membawa sebuah wadah yang berisi air dingin dan sebuah lap. Ia mulai mengobati Adelio.

" Lain kali jangan cuman hati yang dijaga kesehatannya juga dijaga " ucap Ashel yang membuat Adelio tersenyum.

Flora POV.

Flora yang melihat pemandangan bucin dihadapan nya merasa sangat jijik .

" Idihh najiss banget " Batin Flora yang jijik akan bucin dihadapannya.

" ini dua orang kalau bucin ga kenal tempat banget " Batin Corneliando yang berada disebelah Flora menatap ke arah Adelio dan Ashel.

Bersambung...

Nahh kalau gini kan enak ya!
Bisa tenang kalau ga up beberapa hari

My Two Brother [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang