Part 42

4.2K 312 46
                                    

Happy reading

Brian dan alviano turun ke lantai bawah melewati lift dan sesekali alviano tertawa karna hidung bang brian di gesekan di hidung nya atau alviano berhasil mengerjai abang brian tujuan mereka adalah meja makan, karna sudah waktunya makan malam

Ting

Brian keluar dari lift dengan alviano di gendong lalu berjalan sebentar dan sampai lah di meja makan yang sudah lengkap dan ada tambahan orang

"Selamat malam semuaaa" alviano menyapa mereka dengan suara yang keras

"Malam baby"

"Malam anak mama"

"Malam cucu kakek" alviano menatap orang yang terlihat asing di mata nya lalu menatap abang brian yang berada di samping nya

"Makan dulu ya" brian yang melihat ke bingung alviano rasanya ingin menjawab sekarang tapi tidak bisa karna alviano harus makan terlebih dahulu dan alviano mengangguk nurut lalu memakan makanan yang di ambilkan mama dania untuk nya

"Mari makan" opa memerintah mereka untuk memulai makan malam nya

Mereka makan dengan tenang sesekali alviano mencuri pandangan ke nenek tua yang memberikan pandangan tidak suka ke arah nya dan tentu saja yang lain nya tidak melihat tatapan nenek riana yang dilanyangkan untuk alviano, setelah makan malam mereka berjalan bersama sama menuju ruang keluarga

Alviano duduk di pangkuan opa dengan menyenderkan tubuh nya ke dada opa nya, lalu menaikan jari tangan opa nya yang lebih besar dari nya

"Opa mereka siapa?" tanya alviano dengan nada lirih

"Mereka adalah ibu dan ayah dari mommy mu baby" opa menjawab pertanyaan dari alviano

"Benarkan?" alviano mendongak keatas untuk menatap opa nya

"Benar baby kami adalah orang tua dari mommy mu" jawab kakek dengan senyuman yang tulus dan binar kerinduan di dalam matanya yang membuat alviano terpaku

"Jika kau ingin melihat wajah mommy maka lihat wajah nenek, mereka sangat mirip, bahkan wajah mommy mu tidak mirip dengan kakek haha" alviano mendegarkan perkataan kakek nya dengan seksama, lalu matanya beralih menatap wajah ibu nya mommy nya dan seketika mata alviano berkaca kaca

"Bolehkah alviano memeluk mu ne-ne-k?" alviano ragu untuk mengucap kan kata terakhir nya

Anggukan singkat yang di dapat alviano

Alviano berjalan pelan ke arah nenek riana setelah sampai di depan nenek riana alviano menatap kedua mata nenek nya lalu nenek riana mengangguk

Alviano memeluk nenek riana dengan erat bahkan tangisan alviano sudah pecah saat berada di pelukan nenek riana dan anggota keluarga yang lain merasa hati nya di sayat sayat karna mendengar tangisan alviano yang keras itu bahkan mama dania ikut menangis di pelukan suami nya

Daddy andre merasa bersalah mengapa ia baru bisa menemukan alviano dalam waktu dekat ini, andai saja ia tidak meninggalkan alviano dulu maka tidak akan terjadi kejadian ini, mungkin

"Hiks mommy...hiks" alviano masih betah di pelukan nenek riana, dan nenek riana mengelus punggung alviano dengan tidak ikhlas

"Bolehkan nanti alviano tidur dengan nenek" ujar alviano dengan nada memohon dan di dalam hati nenek riana bersorak senang

"Boleh" jawab nenek riana dengan senyum yang mengembangkan membuat alviano terpaku dan membayangkan kalau mommy nya tersenyum pasti sangat cantik

Malam hari ini dihabiskan dengan kakek nenek yang bercerita tentang mendiang mommy bunga, alviano sendiri sangat senang mendengarkan nya

"Alviano waktunya tidur sayang" kata daddy andre setelah melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya

"Yah, daddy ngak seru padahal ano masih mau dengar cerita dari kakek hump.." jawab alviano dengan cemberut

"Tak apa sayang, besok kakek ceritakan lagi tentang mommy mu" kakek hugo berusaha untuk membujuk alviano supaya mau tidur dan yang menceritakan tentang mommy hanya kakek hugo dan untuk nenek riana hanya berbicara ketika kakek hugo menyuruh untuk bercerita

"Serius kek!?" tanya alviano dan antusias

"Serius" kakek hugo mengangguk dan tak lupa dengan senyuman nya

"Yaudah kalau gitu ano mau tidur sama nenek, tidur di kamar ano ya nek?" alviano meminta persetujuan ke nenek riana dan mendapatkan anggukan kepala

"Berikan kecupan selamat malam untuk kita semua baby" mama dania meminta kegiatan yang wajib di lakukan sebelum alviano tidur

"Baiklah" alviano mulai memberikan kecupan untuk mereka setelah itu mengucapkan selamat malam

"Oh ya dad, tolong matikan cctv yang ada di kamar ano ya, ano mau berduaan dengan nenek tanpa kalian lihat seperti biasanya" pinta alviano dan di angguk i yang lain nya mereka paham kalau alviano butuh waktu berdua besama nenek nya

dan mengandeng tangan nenek riana untuk ke kamarnya sedangkan yang lain nya masih berada di ruang keluarga karna mereka ingin berbicara tentang bisnis

Saat sudah jauh dari ruangan keluarga dan sudah berada tidak jauh dari kamar alviano nenek riana menghempaskan tangan alviano yang mengandeng nya dan membuat alviano terpaku di tempat

"Jangan sentuh tangan saya" kata nenek riana dengan nada ketus

"Memang kenapa nek?" alviano bertanya dengan suara yang agak ketakutan

"Karna saya ngak sudi di sentuh anak pembawa sial kaya kamu"

Deg

Hati alviano sakit mendengar perkataan nenek nya itu, padahal tadi nenek nya biasa biasa saja saat ia peluk dan nenek juga tersenyum pada nya

Nenek riana masuk ke dalam kamar alviano terlebih dahulu sebenarnya ia tidak mau tidur dengan anak pembawa sial itu, tapi mau bagaimana lagi ia harus membangun citra yang baik pada keluarga mantu nya, dan alviano menyusul nenek riana masuk ke dalam kamar nya

"Sini kamu" nenek riana memerintahkan alviano untuk mendekat ke arah nya

"Ada apa nek?" tanya alviano dengan ketakutan

"Kamu harus tau kalau kamu itu anak pembawaan sial, karna melahirkan kamu anak satu satu saya meninggal" kata nenek riana dengan sarkas, nenek riana tidak berani berteriak atau berkata dengan keras karna ia takut ketahuan

"Alviano tau nek, andai dulu alviano bisa memilih maka alviano memilih untuk meninggal saat di lahirkan" jujur alviano tidak kuat menahan tangisan hati nya sangat sakit ketika ia di panggil anak pembawa sial oleh ibu mommy nya sendiri

"Andai, andai, dan andai, saya jengah mendengar kata itu"

"Kamu mau tau kalo kamu bisa hilang dari jangkauan keluarga kamu hm?" lanjut nenek riana dengan nada dingin dan di jawab gelengan dari alviano

"Semua itu rencana saya, saya pengen kamu menderita dan juga mati, tapi semua impian saya harus gagal ketika kamu masih hidup dan baik baik saja" alviano di buat terkejut oleh pengakuan jujur dari nenek riana berarti ia tidak di culik oleh musuh keluarga wiliams tapi ia malah di buang oleh nenek kandung nya sendiri

"Terus mau nenek alviano harus bagaimana?" tanya alviano dengan nada putus asa

"Mau saya kamu pergi jauh dari keluarga saya dan menantu saya kalau bisa kamu mati sekalian!"

Deg

Deg






Hai
Hello
Annyeong

Gimana tanggapan kalian tentang nenek riana?

Silakan hujat nenek riana di sini!!

Sampai di sini dulu ya gess soalnya babang renjun dan nunggu
Hahaha

Spam next disini!!

Jangan lupa vote dan komen

AlvianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang