Part 47

4.2K 290 26
                                    

Happy reading

"Selesai!" tania, lita, anisa bersorak kegirangan mereka saling berpelukan seperti teletabis

"Setelah ini kita pasti akan menjamin kebahagiaan tuan muda sudah ada di depan mata" lita seperti seorang dukun yang berupaya untuk menerawang masa depan

"Ya semoga saja untuk ke depan nya tuan muda dapat bahagia tanpa ada masalah Seperti sekarang" lanjut anisa

"Amiin, ini flasdisk sipa yang mau bawa, gue? Atau lo berdua?" tanya tania seraya mengangkat flasdisk ke dapan wajah lita dan anisa

"Lo aja deh" jawab anisa dan di angguki lita

"Ya sudah, nis tolong bawakan tuan muda air kelapa muda" kata tania

"Syapp" anisa langsung mengacir menuju dapur

Cklek

Puk

Puk

"Tuan muda bangun dulu" anisa menepuk pelan pipi alviano dan membuat alviano mendesis ke ganggu

"Enghh apaan sih?" tanya alviano seraya merengangkan tubuh nya

"Ini tuan di minum dulu" anisa menyerah gelas kepada alviano lalu alviano meminum dengan cepat karna ia juga haus

"Nih"

"Tuan muda tidur lah lagi, muka anda semakin pucat" kata anisa dengan khawatir

"Hm" alviano merebahkan kembali tubuhnya lalu memejamkan mata nya

"Eh bu, tolong puterin lagu money nya ayang gue dong" alviano memerintah anisa dengan mata terpejam

"Hah yang mana tuan?" tanya anisa dengan nada kebingungan

"Alah cari aja money lisa blackpink"

"Baik tuan muda" anisa langsung cekatan untuk menyetel lagu yang di inginkan tuan muda nya

"Apakah volume nya kurang keras tuan muda?" tanya anisa

"Udah cukup, dah sana keluar lo babu, gue mau bogan dulu" alviano menaikan selimut nya sampai ke dada dan memeluk guling nya

Anisa melihat tingkah tuan muda nya itu hanya geleng geleng kepala dalam pikiran nya mengapa tuan muda nya yang satu ini beda sama yang lain, tapi tidak apa apa justru tingkah tuan mudanya itu membuat suasana mansion wiliams menjadi lebih berwarna

Ceklek

Anisa tersadar dari melamun saat ada yang membuka pintu kamar alviano lalu membulatkan matanya ke arah orang yang tadi membuka pintu kamar alviano

"Tuan-... "

"Diam." orang tersebut berjalan mendekat ke arah alviano yang sedang tertidur lalu duduk di samping tubuh alviano, menunduk kan tubuh nya agar bisa mengecup kening alviano

Dengan perlahan orang tersebut mengakat alviano ke gendongan nya ala bridal style

"Tuan, tuan muda mau di bawa kemana?" tanya anisa

"Bukan urusan mu" kata orang tersebut lalu berjalan menjauh dari anisa

"Huh" sebenarnya anisa mau melarang orang tersebut untuk membawa alviano tapi ia terlalu takut

"Lho ini gimana kalau dokter udah bawa penawar nya tapi tuan muda malah pergi"

Plak

"Nisa tololl banget sih looo"

"Duh gimana nii!!"

Anisa langsung seketika menjadi atlet lari, anisa berlari kesana kemari mencari tania serta lita dan ternyata tania serta lita lagi ngerumpi di taman

"Eyyy para monyet sini kalian woyyy, hiks...  Ini gimana kampret" anisa sudah berteriak histeris membuatnya kek orang gilaa

"Apaan sih lo nis"

"Ini gimana nii? Tuan muda di bawa sama tua-"

"What!!"

"Kok bisaa sih!!

"Gue belum selesai ngomong bego" anisa melurukan tubuh nya ke bawah

"Ya udah yok kita susul tuan muda, sekarang!!" tania serta lita menarik kedua tangan anisa padahal anisa belum berdiri dari duduk di tanah nya dan membuat anisa terseret

"Woyy tangan gue sakit kaprettt"

"Bodo amat!" tania serta lita menjawab dengan kompak

Di lain sisi alviano masih tertidur pulas di pangkuan orang yang menggendong nya tadi

Cup

Orang itu mencium pipi alviano dengan gemas

"Enghh.."

"Stt, tidur lagi hm"

"Hikss..."

"Stt"

Akhirnya alviano berhenti menangis dan kembali tertidur

Mereka membutuhkan waktu sekitar 4 jam an menuju ke tempat tujuan di perjalanan mobil yang di tumpangi alviano serta orang tadi hanya terisi dengan keheningan dan supir tetap fokus mengemudi

Hingga sampai pada tujuan sekitar pukul 20.30 alviano digendong keluar dari mobil lalu menuju kearah rumah yang sederhana tapi sangat sangat asri lingkungan nya membuat semua orang betah tinggal di situ

"Enghh.." alviano mengucek matanya tapi terhenti kala mendengar suara yang familiar di telinga nya

"Berhenti mengucek mata mu baby"

"DADDY!!" yup benar orang yang membawa alviano itu adalah daddy andre dan orang yang pesta minuman itu adalah daddy andre dan brian mereka sudah menyiapkan sesuatu yang besar untuk alviano

"Ya?" daddy andre menunduk ke arah alviano

"Ngak papa cuma kaget aja aku tu dadd" alviano berkata dengan bibir mengerucut

"Kaget?"

"He'em, kangen sama daddy hungg~" yang tadi nya alviano di gendong ala bridal style dengan mudah nya daddy andre mengubah gendongan nya menjadi ala koala

"Me to baby" daddy andre mendekap alviano dengan erat

"Sesek dad" alviano berusaha untuk mengendur kan dekapan dari daddy nya

"Sorry son"

"Hm tidak apa apa, ngomong ngomong daddy mau bawa ano kemana?" tanya alviano dengan penasaran

"Rahasia" daddy andre bebisik di telinga alviano

"Ih sok banget pake rahasia rahasiaan" alviano menaruh kepalanya di pundak daddy andre

"Turun dulu" daddy andre menurunkan alviano dari gendongan nya tepat di depan pintu rumah yang alviano tidak tau punya siapa itu, tapi yang pasti itu punya daddy nya sih secara kan daddy nya itu kaya raya

Di sisi lain membuat alviano bingung karna tidak biasanya daddy andre menyuruhnya turun dari gendongan nya

"Ndak mau, mau gendong lagii~" alviano merentangkan kedua tangan nya sambil merengek

"Nanti, sekarang buka dulu pintunya lalu kita masuk kedalam, udara sudah mulai dingin" penjelasan daddy andre membuat alviano mau tidak mau membuka pintu di depan nya

Ceklek






Hai
Hello
Annyeong

Maaf....
Maaf banget baru bisa update, soalnya ngak ada waktu buat nulis 😭

Untuk update berikutnya aku usahain untuk cepet, ngak akan selama update di part ini

Sekali lagi aku mau minta maaf buat kalian yg udah nunggu aku update cerita alviano

Oh ya kalian pasti ngira orang yg sedang pesta minuman di part sebelum tambahan pemeran iya kannn? 

Jujur sih aku tu ngak niat buat nambah pemeran hiks....

Spam next disini biar akunya tambah semangat buat nulis!!!

Jangan lupa vote dan komen

AlvianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang