{12. Flashback?}

5.7K 253 53
                                    

Update
________

Typo tandai.

Vote comment.

Happy Reading

_______

Adrian mulai tenang. Ia duduk sendirian di dalam kamarnya tanpa ada satupun yang menemaninya kecuali sebatang rokok di tangannya.

Adrian sadar jika perbuatannya menampar dan mendorong Raissa terlalu kasar, tetapi Adrian melakukan semua itu dengan alasan jelas. Pertama karena Raissa membantah permintaanya untuk berpisah dan kedua karena Raissa hendak menyakiti Anna.

Semua kejadian di hidupnya penuh dengan alasan, termasuk hubungan dengan Anna dan kebenciannya pada Raissa.

Adrian kembali mengingat saat itu, ia ingat betul di hari Rabu pagi atau lebih tepatnya setelah satu minggu ia menikahi Raissa dengan paksa.

___________________

"Aduh sakit" Gadis itu memegangi kakinya yang terkilir dan jatuh tepat di depan lift.

Lift itu terbuka menampilkan pemilik Perusahaan yang sedang gadis itu datangi. Sungguh ia malu atas kejadian ini, tetapi ia datang dengan terburu-buru dengan pria yang menatapnya sedang terjatuh tanpa berniat menolongnya.

Ia segera berdiri dengan kaki yang masih terasa sakit. Wajahnya memerah setelah merasakan kepanikan luar biasa sepanjang perjalanan.

"Kak, Mas, Pak, Om. "  Ujarnya pada pria tampan di hadapannya. Pikirannya masih kalut hingga tak bisa menentukan dengan sebutan apa ia harus memanggil pria di hadapannya.

"Kita harus bicara, ini penting" Ujarnya yang sedikit terbata karena mengatur napas.

"Kamu siapa?" Tanya pria yang rupanya tak terlalu ingat dengan perempuan di hadapannya.

"Anna. "  Ah! Laki-laki itu mengingatnya. Perempuan di hadapannya adalah perempuan yang berhasil mencuri hatinya saat pertama kali mereka bertemu.

" Ada apa?"

"Kita harus bicara, lima menit cukup kok"  Ucap Anna, dari cara ia bicara seperti ada hal penting yang ingin ia katakan pada pria di hadapannya.

"Baiklah, " Pria itu melangkah terlebih dahulu, diikuti oleh Anna di belakangnya. Tatapan para pekerja tidak Anna hiraukan, memang memalukan saat ia teringat ketika terjatuh tepat di hadapan pria yang langkahnya dua kali lebih cepat dari Anna. Ia adalah Adrian.

Langkah Adrian berhenti di tempat yang jauh dari para pekerjanya atau siapapun itu. Tempat ini cendrung kosong, tetapi berbagai tanaman hias membuat  suasana tempat ini lebih nyaman. Kaca-kaca yang menjadi dinding tempat ini memberikan siluet pada dinding tinggi di belakang mereka yang menjadi pembatas dengan ruangan lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Affair With My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang