Last Update
______________Typo tandai.
Happy Reading
____________
"Aku berhenti memaksa, melepaskan mu adalah caraku mencintaimu. "
________Dua bulan berlalu, Hanna duduk mengamati Raissa yang masih terbaring tidak sadarkan diri, setelah kejadian itu Raissa mengalami koma.
Setiap harinya Hanna harus melihat keadaan Raissa, tak ada perkembangan dan Hanna benar-benar merasa sendirian. Hanna rasa semua ini adalah beberapa akibat yang harus ia terima setelah melakukan berbagai perilaku buruk, mendua dari suaminya, membiarkan keluarganya menghabisi suaminya hanya demi pria yang kini Hanna nikahi yang sekarang pergi entah kemana.
Semua buruk untuk Hanna, bahkan putri tunggalnya tak lagi bersamanya. Meski awalnya Hanna tidak menyetujui hubungan Anna dengan Adrian, tetapi semakin lama Hanna sadar.
Sesuatu yang menyatu tidak boleh dipaksa untuk hancur, setiap orang berhak bahagia dengan apa yang mereka jalani.
Hanna bertemu dengan Anna sekitar dua minggu lalu, sejak satu bulan lalu Hanna tidak ingin Anna terlalu sering menemuinya dikarenakan keadaan Anna yang sedang mengandung anak pertamanya.
"Raissa" Hanna tersadar dari lamunan saat melihat satu-persatu ibu jari Raissa bergerak, Hanna bergerak cepat untuk menekan tombol di ruangan itu agar Dokter segera datang.
Hanna bahagia atas perkembangan Raissa, meski kebahagiaan itu tidak akan bertahan lama. Hanna ingat perkataan Adrian bahwa Raissa akan dipenjarakan atas kasus pembunuhan kedua Orangtua Adrian, terdengar menyedihkan, namun ada sebab ada akibat. Hanna harus menerimanya.
"Maaf, bisa anda keluar sebentar?"
"Dokter akan memeriksa pasien. " Hanna mengangguki perkataan Perawat, ia melangkah keluar membiarkan Dokter memeriksa keadaan Raissa.
Setelah berada di luar ruangan, barulah Hanna mengirim pesan tentang keadaan Raissa kepada Anna. Hanna tak lagi ingin bermain, sehebat apapun ia menutupi kasus Raissa, Adrian jauh lebih hebat dalam menemukannya. Bahkan tak butuh waktu lama Adrian sudah mengumpulkan banyak bukti, sekarang tinggal menunggu Raissa sadar dari mimpi indahnya.
_______________
Hanna memperhatikan Raissa yang sudah membuka mata, tatapannya tertuju pada langit-langit ruangannya, ia meneteskan air mata atas setelah sadar dari semuanya. Raissa tidak menyangka jika Tuhan masih memberinya kesempatan hidup, Raissa sangat bersyukur untuk itu, Tuhan masih memaafkannya, tetapi Adrian tidak. Adrian hanyalah manusia biasa yang tak bisa melupakan kesalahan besar seseorang.
"Berhenti" Ucap Hanna lirih, ia mengusap tangan Raissa pelan.
"Berhenti untuk berharap jika sesuatu akan terjadi sesuai keinginan. " Raissa melirik Hanna, mata Raissa berair, ingin sekali Raissa mengatakan sesuatu, tetapi ia belum mampu untuk mengatakannya.
"Biarkan semuanya berjalan seperti yang seharusnya. " Ucap Hanna.
Hanna menghela napas panjang, baiklah setelah ini Hanna harus melepaskan Raissa untuk hidup di dalam jeruji besi, meski begitu Hanna tak akan melakukan sesuatu, bukan karena tega, tetapi Hanna hanya mencoba menghadapi fakta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With My Uncle
Romance{ANNA & ADRIAN} WARNING:MENGANDUNG BEBERAPA ADEGAN DEWASA ⚠️ Adrianna Sandria Nathalia tidak pernah mengira sebelumnya jika kehadiran pria yang merupakan suami dari bibinya bisa menjadi orang yang sangat dekat dengannya, bahkan melakukan sesuatu yan...