[22. Duka]

4.3K 245 36
                                    

Update!
____________

Typo tandai.

Happy Reading 💛

_____________

"Kau bisa mencintai seseorang, tapi kau tidak bisa memaksa orang itu untuk mencintai mu. "

"Kemana kau ingin pergi?" Langkah Raissa berhenti, pelariannya ke rooftop tidak ada hasilnya. Adrian menemukannya.

Adrian menatap wanita yang menghadap ke arahnya itu, langkah Raissa mundur saat Adrian mulai melangkah maju.

"Adrian" Raissa mundur, ia takut saat melihat raut marah yang ada di wajah Adrian.

"Kau terlihat takut, ada apa?" Balas Adrian, tak ada jawaban dari mulut Raissa, yang ada hanya gelengan kepala. Sungguh Raissa belum siap untuk melihat kemarahan Adrian.

Adrian berhenti, begitupun Raissa, karena jika Raissa kembali melangkah, sudah di pastikan wanita itu akan jatuh dari atas rooftop.

"Tenanglah, aku tidak akan membunuhmu. " Ucap Adrian, sebagai penenang untuk Raissa yang terlihat takut atas kehadirannya.

"Kenapa kamu di sini?" Balas Raissa dengan terbata, ia ragu untuk bertanya, tapi dengan bertanya, siapa tahu konsentrasi Adrian dapat teralihkan.

"Iseng. " Adrian memberi jawaban itu dengan tatapan tajam tertuju pada Raissa. Seakan hewan yang siap memangsa.

Adrian kembali memulai langkahnya, sehingga Raissa harus kembali melangkah mundur. Raissa bisa jatuh, jika Adrian melanjutkan langkahnya.

"Adrian aku bisa jatuh" Langkah Adrian berhenti saat perkataan itu keluar dari mulut Raissa.

"Tidak jika kau tidak mundur. " Kata Adrian, ia kembali melangkah maju. Lalu, Adrian mendorong tubuh Raissa.

Tepat sekali, Adrian mendorong tubuh Raissa, hingga Raissa berteriak dan akan terjatuh jika kedua tangan Raissa tidak bergelantungan untuk menahan agar dirinya tidak terjatuh.

"Aku tidak perlu menjelaskan kesalahan mu" Kata Adrian dengan kedua tangan masuk ke dalam saku dan tatapan mata tidak tertuju pada Raissa yang susah paya untuk tidak jatuh.

"Tolong aku Adrian!" Teriak Raissa, sesekali ia menatap ke bawa sana, jika ia terjatuh, mungkin ia tidak akan selamat.

"Tadinya aku ingin menolong, tapi aku tidak ingin melakukannya. " Jawab Adrian, ia menatap Raissa, kemudian tersenyum bahagia melihat Raissa kesusahan. Tidak masalah, ini belum seberapa.

Kaki Adrian terlihat akan melangkah, tapi sayangnya bukan untuk menolong Raissa, namun justru untuk menginjak salah satu tangan Raissa.

"Adrian!!" Raissa berteriak, ia merasakan sakit luar biasa pada salah satu tangannya atas perbuatan Adrian.

"Kau boleh mencintai ku, tapi kau harus sadar, "

"Aku tidak pernah mencintaimu, meskipun banyak hal yang kau lakukan. " Raissa pikir sudah cukup, semua yang ia lakukan telah usai, setelah ia mendengar kata-kata itu dari Adrian. Mungkin pelajaran yang bisa di ambil adalah sekuat apapun rasa cintanya pada Adrian, tapi jika Adrian mencintai orang lain, tidak ada gunanya. Bahkan Raissa bisa celaka hanya karena menginginkan pria, yang tidak pernah menginginkannya.

"Kau juga membunuh Orangtua ku. " Detik itu juga detak jantung Raissa berhenti untuk sesaat, bagaimana Adrian bisa tahu, siapa yang memberi tahu Adrian atas kejadian itu.

Affair With My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang