{9. Penasaran}

6.5K 270 61
                                    

Update
_________

Typo tandai

Vote comment.

Happy Reading
_

_________

"Seperti apa kamu mengenal Adrian?" Anna mendapat pertanyaan itu setelah lima menit duduk di hadapan Raissa. Mereka berada di sebuah Cafe yang memang sudah Raissa rencanakan sejak awal.

"Emm, aku enggak terlalu kenal Om Adrian, "

"Tapi ada beberapa saat yang bikin kita ketemu. " Jawab Anna, ia tersenyum tenang kepada Raissa. Ketenangan adalah cara Anna untuk menutupi kebohongan, ia bisa menjawab pertanyaan Raissa dengan mengandalkan emosional. Namun, Anna lebih suka menjawab menggunakan logika daripada emosional dalam dirinya.

"Saat-saat seperti apa yang membuat kalian bertemu?" Raissa kembali mengeluarkan pertanyaan.

"Pas aku pulang pesta dan kemarin kita enggak sengaja ketemu di Mall. " Jawab Anna, ia menatap Raissa tanpa keraguan. Anna telah memiliki banyak trik untuk membuat seseorang percaya atas ucapan dan gerak tubuhnya, Anna mendapatkannya dari buku yang ia baca serta pendidikan Psikologi yang pernah ia geluti.

Raissa menarik napas panjang, ia mengalihkan pandangan dari Anna, kemudian membasahi tenggorokannya dengan minuman yang telah ia pesan.

"Ada apa Tante?"

"Kenapa pertanyaan Tante seakan-akan ada hal yang Tante curigai?" Tanya Anna dengan tatapan yang masih tertuju pada Raissa.

"Kamu memiliki hubungan spesial dengan Adrian?" Raissa bertanya secara langsung. Hal itu tentu membuat Anna tertawa atas pertanyaan yang Raissa lempar padanya.

"Hubungan spesial?" Anna melanjutkan tawanya.

"Bahkan aku enggak kenal Om Adrian" Ujar Anna, tawanya mulai luntur. Sekarang Anna hanya bisa berharap jika Raissa kembali mempercayainya.

"Tante Raissa melihat hal berbeda dari kamu dan Adrian, "

Anna menggelengkan kepala atas perkataan Raissa. Sial! Anna dan Adrian dalam bahaya jika Raissa sudah mengatakan hal berbeda yang ia lihat dari Anna dan Adrian.

"Berbeda apa Tante?"

"Aku cuma kenal Om Adrian dan itupun enggak terlalu kenal" Atas jawaban Anna. Raissa mulai ragu dengan setiap tuduhannya yang ia berikan kepada Anna.

"Lagipula cuma kemarin kita enggak sengaja ketemu. " Tambah Anna.

"Tapi cincin kemarin______"

"Itu punya temen aku, lagipula gimana caranya cincin Om Adrian ada di aku, " Anna kembali tertawa menanggapi pertanyaan Raissa.

"Mungkin kebetulan mirip, aku juga enggak pernah tahu bentuk cincin punya Om Adrian. " Tambah Anna kali ini sambil tersenyum tenang.

Raissa rasa Anna benar, berbagai hal yang Raissa tuduhan pada Anna adalah sebuah tuduhan tanpa bukti. Dari ketenangan yang Anna tunjukkan saat menjawab pertanyaan Raissa membuat Raissa mempercayai Anna.

"Aku enggak mungkin seperti ini yang Tante Raissa pikirkan, " Ucap Anna.

"Aku masih bisa cari laki-laki daripada punya hubungan sama suami Tante. " Ujar Anna, sungguh ia menertawakan diri sendiri atas ucapannya.

Raissa menghela napas lega, penjelasan Anna tentang apapun selalu membuat Raissa percaya.

"Kamu benar, maaf atas tuduhan Tante. "

Affair With My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang