{14. Pelajaran}

5.7K 215 33
                                    

Update
____________
Typo tandai.

Vote comment. Terimakasih.

Happy Reading

____________

Anna berbaring pasrah sejak malam tadi sampai kini sudah dini hari, sudah beberapa posisi Anna dengan Adrian lakukan.

Kulit mereka saling bersentuhan, berbagai cairan dari tubuh mereka saling menyatu.

Suara mereka menyatu di ruangan yang mereka tempati, tapi Adrian tak perduli, lagipula ini kan malam pertamanya dengan Anna. Jadi apa yang salah?.

Lagi pun mereka sudah menikah, bukankah ini hal yang wajar?.

Anna mengalungkan tangannya di leher Adrian, membiarkan Adrian bergerak di atasnya dengan mata tertuju pada mata Anna, keringat membasahi tubuh dan wajahnya, rambut Adrian yang berantakan juga menambah ketampanannya.

Adrian benar-benar membakar. Membakar gairah Anna.

Adrian mencium kembali bibir Anna, mereka berciuman lama, dalam dan membangkitkan sesuatu yang seharusnya sudah tertidur, kini harus kembali bangun.

Anna kembali merasakan jika ia sedang menjepit sesuatu di dirinya. Adrian melepaskan ciuman yang ia berikan kepada Anna, kini ia kembali bergerak di atas tubuh Anna.

Selama kurang lebih satu detik, tubuh Anna terangkat saat merasakan milik Adrian di dalamnya, memenuhi miliknya.

Adrian menciumi leher Anna dan meninggalkan tanda kepemilikan di sana, sementara itu Anna meremas rambut basah Adrian saat merasa geli oleh terpaan napas Adrian di lehernya.

Tidak ada bedanya dengan malam-malam lainnya, Anna selalu membiarkan Adrian menjamah tubuhnya.

____________________


Setelah puas dengan hubungannya dengan Anna, Adrian berada di Cafe and Restaurant Hotel yang rupanya masih menyediakan beberapa minuman saja. Tak masalah bagi Adrian, lagipula ia hanya membutuhkan sesuatu yang bisa di minum.

Adrian duduk sendirian dengan secangkir minuman hitam pekat dan rasa pahit yang sangat Adrian nikmati.

Mungkin saja dari kalian ingin menjadi teman untuk Adrian dan pemanis bagi kopi yang Adrian minum.

"Adrian, " Adrian melirik ke arah suara laki-laki yang memanggilnya, darimana laki-laki itu tahu nama Adrian.

"Kau?"

"Kau siapa?" Adrian bertanya pada laki-laki yang berdiri tak jauh darinya.

Laki-laki berkepala plontos dan kulit sedikit gelap sedang menatap Adrian dengan senyum tipis di wajahnya. Pertanyannya, apa Adrian mengenalnya?.

"Aku teman dekat Raissa, istri mu. " Jawabnya.

Adrian mengangguk pelan. Lalu memalingkan pandangannya, karena pria itu tidak penting untuknya.

"Kau di sini juga sama seperti Raissa, "

"Hanya saja kau tidak ada di kamar Raissa. " Laki-laki itu tetap berbicara meski tak ada respon positif dari Adrian.

"Apa kalian sedang bertengkar atau sengaja berbeda kamar?" Adrian menatapnya, lalu segera beranjak dari tempat duduknya.

"Jangan biasakan terlalu banyak bicara dengan orang yang tidak kau kenal. " Mata Adrian tertuju pada laki-laki di hadapannya, satu kata untuk laki-laki itu 'pengganggu'.

Affair With My UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang