akhir

723 25 0
                                    

Happy Reading


"Tapi nanti Farel kasih tau tempat persembunyian kak frea aja ya, kalau bunda tiba2 masuk kedalam perkampungan nya pasti bunda akan di tangkap juga" Ujar Farel. Sekarang mereka sedang berjalan bersama menuju perkampungan orang pedalaman itu, fani dan sikel membantu Farel membawa beberapa buah kelapa.

"Baiklah nak, Terimakasih sudah membantu kami" Farel mengangguk dan berlari, mereka berdua pun ikut berlari dimana arah lari Farel, benar saja ternyata benar2 ramai terdengar dari suara yang di keluarkan oleh mereka, fani dan sikel menaruh semua kelapa itu di depan pintu masuk perkampungan, dan Farel mengantar mereka berdua di mana frea berada.

Frea tersentak kaget saat melihat sikel datang ke arah nya. Ia bangun dari duduk nya dan berlari memeluk sikel. Jujur kalau di bilang takut, frea pasti sangat takut.

"B-bunda hiks aku harus ba... Bagaimana" Sikel mengelus punggung frea dan mereka duduk bertiga, fani mengantar Farel dan ia langsung kembali lagi.

"Tenang bunda akan menghubungi yang lain dulu"

"Baik bunda" Frea melepaskan pelukan itu dan ia memakan makanan pemberian fani, fani agak syok ketika melihat penampilan Frea, baju yang robek serta kotor, wajah yang terlihat kusam karena terus menerus menangis, dan Frea terlihat kurusan.

"Bunda sudah menghubungi teman bunda serta kyro dan gena"

"Apakah mereka berdua juga ikut? "

"Ikut sayang"

"Apa yang terjadi Frea sampai2 Raymond di tangkap seperti itu? " Sikel bertanya dengan sangat lembut, ia tidak mau menyalahkan siapapun disini, karena ini semua juga bukan kesalahan Frea atau pun Raymond.

"Wak...hiks... Waktu itu aku pergi mencari rotan dan aku meninggalkan Raymond di rumah yang kami buat berdua, setelah aku pulang, aku melihat mereka telah mengepung hiks... Rumah ku, dan Raymond di situ sudah di tangkap dan di bawa serta di ikat, semalam aku ingin me-menolong nya... Tetapi ia melarang, karena kalau aku melepaskan ikatan itu, batu yang ada di atas nya akan jatuh tepat di kepala nya" Tangis Frea pecah, ia frustasi memikirkan nya, ia tidak bisa berfikir jernih sekarang.

"Baiklah bunda paham... Sekarang frea yang sabar dan berdo'a kepada Tuhan... Bunda akan mencoba segala cara untuk melepaskan Raymond" Ujar sikel. Ia pindah posisi untuk mengintip Raymond, Raymond yang memang sedang ingin melihat Frea pun tersentak kaget, ia kaget yang muncul bukan Frea tetapi sikel dan fani. Sikel melambaikan tangan dan tersenyum begitupun fani, Raymond ikut tersenyum.

'Kenapa kamu begitu kuat sekarang ini Raymond, biasanya kamu akan menangis hal kecil sedikit pun, kamu kalau seperti ini mirip sekali dengan ibu mu sayang' ucap Frea dalam hati.

Tak lama pun gena dan kyro datang, gena langsung memeluk sahabat nya, sedangkan kyro masih tercengang dengan apa yang di lihat nya, ya benar sekarang dia sedang menatap sendu ke arah Raymond.

"Pinguin hikss... Kenapa hiks pin-pinguin b-bisa di sana.. "

"Sudah kyro berhenti menangis, sekarang bukan waktu nya menangis ya sayang, kita susun rencana dulu aja"

"Woii lu pada kaga nunggu gua kalo mau nyusun rencana" Teriak bika. Sikel langsung menutup mulut nya, sedangkan fani memukul ke pala bika, betapa bodoh nya orang ini.

"Diem bik, lo mau gua gedik hah!!?.. Sinis sikel.

" Maaf kali, darah tinggi cepet mati lu"

"Lu nanti duluan"

"Sudah2 tante2 ini kenapa ribut sih, sekarang susun rencana dulu ribut nya belakangan!.. " Tegas Frea. Serentak diam dan duduk memikirkan apa yang akan ia kerjakan nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULLYING MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang