gelisah

419 29 2
                                    

Happy Reading💚

Semalaman frea gelisah karena telah meninggal Raymond dan mencoba tidak perduli kepada nya.

"Ah sial aku harus bagaimana ini" Frea terus menopang kepala nya menggunakan kedua tangan nya, ia juga kecewa dengan Raymond walaupun yang dia lihat itu benar atau hanya kesalahan pahaman saja.

Hari mulai malam, frea di kantor ketiduran setelah acara merenung nya. Ia melihat beberapa telfon dari gena yang tidak ia angkat, soal coven ia sedang di berikan cuti sama frea, itu permintaan coven agar ia tidak memberitahu kepada semua orang tentang suami dari ceo perusahaan ini.


"Ah mengapa dia menelfon ku sebanyak ini"  Frea mulai menelfon gena kembali, mungkin ada hal yang penting untuk di sampaikan.

DRTTTTTTT


"KAU CEPAT KE RUMAH SAKIT, RAYMOND SUDAH SADAR DAN TERUS MENERUS MEMANGGIL NAMA MU..!!! "

Baru saja di angkat sudah di teriakin seperti itu.

"Ku bilang aku tidak perduli kepada nya gen, aku ingin pergi kepedesaan saja, untuk menghirup udara segar serta ingin sendiri dahulu"

"Masukkan saja kepala mu kedalam AC fre, aku benar2 kecewa kepada mu"

Gena langsung menutup telfon nya dan Frea memilih untuk tidur saja, kalau ia sudah bilang tidak ya tentu tidak. Frea tersentak kaget saat telfon nya berbunyi lagi.

"Ah sial tidak bisa kah aku tidur malam ini" Saat ia melihat ternyata yang menelfon adalah paman nya sendiri, Frea pasti sudah tau apa yang akan di bicarakan oleh paman nya.

"Iya ada apa paman?.. " Tanya Frea.

"Cepat kau ke rumah sakit Frea, ini perintah paman"

"Aku sudah tidak perduli, mau perintah paman atau yang lain nya"

"KAU SELALU MENURUT KEPADA KU, TETAPI KENAPA UNTUK KALI INI TIDAK!!.. " teriak sang paman, Frea langsung menjauhkan telfon nya dari telinga.

Frea dengan tidak sopan nya memutus telfon itu secara sepihak, dan mematikan nya agar tidak di ganggu.


.......

Pagi hari tiba, hari ini Raymond di perbolehkan pulang asalkan ia tidak melakukan pekerjaan yang berat, dan tidak di perbolehkan untuk memikirkan hal2 yang berat, itu membuat kepala nya mudah pusing dan lemas karena benturan itu.

"Kau tunggu sini aku akan mengambil tas mu dulu dan aku akan memapah mu ke dalam"

"Tidak usah kyro, aku akan membawa tas dan perlengkapan yang lain nya, kau bawa saja duluan Raymond ke dalam"

"Baiklah terimakasih gena" Gena mengangguk dan mengelus lembut surai kyro. Raymond yang melihat itu tentu saja mereasa iri, kapan dia bisa melakukan hal itu, pasti Frea juga masih kesal dengan nya.

Kyro membawa Raymond perlahan ke dalam rumah, tak menyangka saat sudah sampai di ruang tamu Frea sedang memangku seorang lelaki yang tubuh nya lebih mungil dari Raymond. Raymond mematung, mata nya mulai memanas dengan tangan yang menggenggam erat celana nya.


"Sialan Frea" Umpat kyro

"Kyro aku mohon langsung bawa aku ke dalam kamar saja" Raymond menunduk tidak ingin melihat pemandangan itu, Frea kaget melihat Raymond yang di bawa kyro dengan kursi roda, kyro menatap Frea sinis.

"Kyro aku akan pergi set-

-"BRENGSEK KAU FRE, RAYMOND BAHKAN SUDAH MENANGIS SEMALAMAN KARENA KAU TIDAK PERDULI DENGAN NYA, DAN KAU MALAH MEMBAWA SEORANG LINTAH KE RUMAH INI" gena mulai tertawa dan menutup mata nya, ia mungkin akan kehilangan akal habis melihat adegan menjijikkan ini.

"Ah... Dia bukan lintah gen, dia bahkan lebih baik dari pada Raymond"

Gena melemparkan kantong kresek yang ada di tangan nya.

"KAU BAHKAN TIDAK MENGENAL LEBIH TENTANG LINTAH DARAH INI FRE, AKU BAHKAN SERING MELIHAT DIA BERCIUMAN DI DEPAN UMUM, BAHKAN PEREMPUAN NYA MEREMAS BOKONG NYA FRE" gena sudah tidak percaya lagi, dia langsung melempar semua barang2 Raymond di lantai dan pergi ke luar.

Lelaki itu mulai ketakutan, ia berharap Frea tidak percaya apa yang di ucapkan oleh gena, ia memang kenal dengan gena, gena selalu memergoki nya saat melakukan hal negatif.

"Ea~... Aku tidak mengenal nya, ia bohong" Daffa langsung memeluk Frea dan menelusup kan wajah nya kedalam cengkuk leher Frea.

Frea saking bodoh nya percaya dengan ucapan daffa yang jelas2 gena adalah sahabat nya dari kecil, dan gena benar2 jarang berbohong kepada Frea, keuntungan nya berbohong juga apa.

Berbeda dengan Raymond dan kyro yang sedang berada di kamar. Kyro terus memeluk Raymond untuk menenangkan nya.

"Sudahlah pinguin biarkan saja, aku tau ini memang sakit rasa nya, tetapi Frea secara hukum dan agama serta hati, Frea milik mu seorang pinguin"

"Hiks i-iya kyro aku tau, nanti aku akan coba menjelaskan kepada Frea soal kemarin siang itu"

"Yasudah sebaiknya kau sekarang tidur,
nanti abis bangun kau makan lalu minum obat nya"

Raymond mengangguk dan membaringkan tubuh nya di ranjang, saat kyro sudah menutup tubuh Raymond ia ingin pergi, tetapi di cegah oleh Raymond.

"Aku takut kyro"

"Ah baiklah aku akan menutup pintu nya dahulu lalu aku tidur bersama mu" Kyro langsung menutup dan segera berbaring di ranjang, Raymond memeluk kyro begitupun sebaliknya, ntah kenapa Raymond sekarang jadi sering takut dengan hal hal sepele, tetapi kyro tidak merasa di bebani ia sudah menganggap bahwa Raymond adalah adik nya, dan berkat Raymond juga gena bisa jujur kepada isi hati nya begitupun kyro.

Daffa telah pergi saat menerima telfon dari seseorang untuk nya, Frea langsung naik ke kamar Raymond, ia melihat adegan berpelukan Raymond dan kyro.

"ah apakah saat gena tidak ada serta aku tidak ada kau menjadi seorang gay bersama kyro?... "

Mereka berdua bangun dan melihat Frea di ujung pintu sana.

"Apa maksud mu Frea? " Tanya kyro.

"Apakah sudah selesai kau memakainya kyro?... "

"Jaga ucapan mu Frea " Raymond lalu angkat bicara, ia benar2 kesal kepada Frea, ia tidak berselingkuh dan ia menerima dengan sedikit lapang dada nya saat melihat Frea benar2 berselingkuh.

"Kau mulai berani pinguin, apakah sebelum kyro ada lagi yang memakai mu, atau memang sudah longgar?.. "

Raymond bergegas turun dari ranjang dan menampar Frea tepat di pipi nya, ia adalah kepala keluarga di sini, tidak selayak nya Frea berucap seperti itu, apa lagi semua nya adalah fitnah dan kebohongan.

Frea mencengkram lengan Raymond, kyro dengan rasa khawatir nya akan terjadi perang Dunia ke tiga pun langsung melerai nya, ia membawa Raymond pergi. Sedangkan Frea mematung di pintu, ia tidak menyangka Raymond menampar nya.

"Yang di tampar pipiku tetapi kenapa hati ku yang merasakan sakit nya... Hahaha aneh" Frea mulai pergi juga setelah kepergian Raymond, mungkin ia akan menginap di apartemen nya.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BULLYING MY HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang