"Dari mana saja kamu?"
Mendengar perkataan itu yang ditujukan kepada dirinya membuat gadis itu membalikkan badan kearah sumber suara. Terlihat di depan pintu sudah ada ayahnya sedang bersedekap dada sambil menatap kearahnya."Habis dari rumah teman." jawab Mentari dengan menunduk takut menatap kearah ayahnya.
"Tutup pagarnya lalu masuk, ada yang ingin saya bicarakan."
"Baik ayah"
°°°
Disisi lain
Revan, Daffa, Fajar, dan juga Laksana berada di sebuah caffe milik mereka bersama. Caffe itu di bangun dengan tujuan awal hanya sebagai tempat basecamp atau berkumpul semata. Namun, karna sebuah ide dari Laksana yang menyuruh untuk di buka untuk umum. Mereka pun mengiyakan saja, dan ternyata banyak pengunjung yang tertarik. Hanya saja saat ini caffe sedang tutup karna salah satu dari mereka ada yang berniat kencan."Rapi bener lo Van, mau kemana?" tanya Fajar.
"Kayak ga tau aje lu, biasa kah ngedate."
Revan hanya mengangguk iya, saat ini lelaki itu tengah menunggu pesan dari pacarnya agar tahu kapan dia menjemputnya.Ting!
My love☆
Sayang maaf hari ini kayaknya kita ga jadi ngedate, aku ada urusan mendadak.
Kamu ga marah kan?Me
Ok.Wajah Revan mengetat, bisa-bisanya perempuan itu membatalkan secara sepihak. Bahkan sebelumnya dia harus bertengkar kecil dengan bundanya karena ini. Suara notifikasi masuk mulai terdengar lagi namun kali ini seperti rentetan dengan kesal dia mengheningkan mode ponselnya.
"Napa lu Van? kok muka lo kek sepet banget gue lihat." tanya Daffa
"Ga papa"
"Ga jadi ke Reva, Van?" tanya Laksana, Revan menggeleng tidak. Pantas teman mereka menekuk wajahnya karna gagal ngedate ternyata.
"Oh iya Van lo udah tau apa belum, soal sepupu lo itu?" ucap Daffa mengawali penghibahan.
"Kenapa? sepupu gue yang mana?"
"Halah..sepupu sendiri masa ga tau. Itu lho si Zafran, baru ingat lo?"
"Etdah buset lama-lama lo mirip emak-emak tukang gosip, Daf." ledek Fajar.
"Kenapa dia?" tanya Revan acuh
Sedangkan Laksana hanya diam menyimak dengan seksama."Dia pindah di sini lho, baru-baru ini."
"Lo tau dari mana Daf?" timpal Laksana.
"Story IG dia kemarin."
Revan hanya diam mendengar nama orang itu membuat kemarahan di hatinya kian timbul. Atensi mereka beralih saat suara pintu caffe dibuka oleh seseorang, ya seseorang itu merupakan pemilik nama yang sedang di bicarakan yaitu Zafran.
'Panjang umur tuh orang'
"Gue boleh ikut gabung?" tanya Zafran pada mereka ber empat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTARI [SEDANG DIREVISI]
Roman pour Adolescents❝𝚃𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚑𝚊𝚛𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚔𝚎𝚜𝚊𝚗❞ -𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓷𝓮𝓼𝓴𝓪- ©Glorieux