"Hai....Lisa"
"I...miss...you" ucap Ruto dengan mata berkaca-kaca nya.I miss you adalah kata yg terucap dari bibir Ruto, tapi berbeda dengan yg di dengar Lisa.
"Iya lo cuma bahan taruhan, dan apapun yg gw ucapin ke lo, itu cuma acting" kalimat itu yg terus terulang-ulang di telinga Lisa yg membuat Lisa sejenak sesak nafas dan matanya memanas.
Tidak, Lisa tidak boleh terlihat lemah dan perlu dikasihani dihadapan nya.
"Duduk dan kita mulai make up nya, gw nggak mau dipecat dihari pertama gw kerja, cuma karna gw nggak bisa nyelesaiin kerjaan tepat waktu" ucap Lisa angkuh.
Lisa memulai riasan nya, mulai memoleskan base ke wajah Haruto. Iya tangan nya menyentuh wajah orang itu, orang yg selama 5tahun ini mati matian dia lupakan, sekarang tepat di hadapan nya dan hanya berjarak beberapa centi dari wajah Lisa. Bahkan Lisa bisa mendengar deru nafasnya.
Memoleskan base make up mulai dari dahi, pipi, hidung, mata, jangan berfikir Lisa akan terbawa perasaan, bahkan Lisa tidak melakukan eye contact sedikitpun. Seperti merias tembok, itu yg ada diotak Lisa.
Hatinya sudah membeku, entah sejak kapan Lisa tidak mengingat nya, yg Lisa ingat hatinya membeku karena orang yg berada di hadapan nya sekarang. Dan mata itu, Lisa tidak pernah merindukan nya, tak perlu repot merindukan mata yg jauh, karena mata itu ada di Lizzy, putrinya yg bisa dia lihat setiap saat.
"Lizzy berhak tau tentang daddy nya" sekelebat kalimat dari Bambam terlintas di fikiran Lisa membuat jari-jari Lisa sedikit bergetar.
Bukan, bukan karena Lisa yg harus memberitahu Lizzy tentang daddy nya, tapi tentang takdir yg mempermainkan Lisa dengan mempertemukan mereka berdua tanpa mereka sadari.Terdengar suara pintu terbuka membuat Lisa dan Ruto menoleh kearahnya.
"Lisa lo uda ketemu belum sama......loh uda di sini ternyata, gw fikir lo nyasar" ucap Bambam menepuk pundak Haruto.
"Iya, sangat sulit menemukan tempat ini" lirih Ruto dengan menatap Lisa beberapa saat.
"Lisa, ini Haruto..mungkin juga lo uda kenal, rapper Korea yg lagi naik daun. Dan Ruto, ini Lisa, perempuan yg kemarin gw ceritain, dan lo bener...Lizzy memang secantik mama nya. Dan Lisa ini calon istri gw, soon." ucap Bambam terkekeh dengan memeluk pinggang Lisa erat.
"Damn....kenapa gw masih nggak bisa melihat yg seperti ini" rutuk Ruto dalam hati.
"Dan Lizzy, benarkah dia putri kecil gw?" gumam Ruto dalam hati."Bagus deh kalo uda mulai make up nya, gw tinggal dulu ya" ucap Bambam memecah lamunan Ruto.
"Bam..bisa tolong tunggu disini? Setidaknya sampai make up nya selesai, tinggal sebentar lagi." pinta Lisa.
"Kenapa?" tanya Bambam bingung.
"Gw cuma nggak nyaman hanya berdua di satu ruangan dengan orang asing." ucap Lisa.
"Gw bukan orang asing buat lo" ucap tegas Ruto yg langsung membantah ucapan Lisa dan langsung membuat Bambam menoleh.
"Maksutnya gimana?" tanya Bambam.
"Gw temen satu SMA Lisa" jelas Ruto.
"Serius?" tanya Bambam terkejut.
"Wah dunia sesempit ini ternyata ya. Tapi sepertinya kalian kurang akrab." ucap Bambam yg melihat tatapan dingin Lisa ke Ruto."Nggak pernah satu kelas, dan nggak ingat pernah bertegur sapa, apakah itu bisa disebut akrab?" tanya Lisa dingin.
"Hmmm...masuk akal sih, tipe kayak Lisa nggak mungkin akrab sama tipe kayak lo Ruto, hehehe. Tapi to mungkin lo kenal sama daddy nya Lizzy, daddy nya Lizzy temen SMA lo juga kan Lis?" tanya Bambam yg langsung membuat mata Lisa membola.
Tatapan tajam membunuh Lisa terhadap Bambam, bisa-bisanya dia berucap hal bodoh seperti itu. Jangan lupakan tatapan mata Haruto yg ikut membola dan menatap minta penjelasan pada Lisa. Karena dari awal memang Haruto tidak tau mengenai kehamilan Lisa, dan perihal testpack itu tidak ada yg tau kebenaran nya siapa pemiliknya. Tapi jika Bambam berkata daddy Lizzy bersekolah di SMA yg sama dengan Lisa itu berarti benar.....
"Finish..." ucap Lisa mengakhiri riasan nya, tetap dengan ekspresi datar dan dinginnya, lalu pergi meninggalkan Ruto begitu saja.
.
.
.
Aku masih ingin mengatakan bahwa aku mencintaimu
Aku merindukanmu lebih dari aku membencimu
Daripada menyesal aku lebih merindukanmu....Haruto
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan (Haruto-Lalisa)
Fanfiction"Iya lo cuma taruhan buat gw, kenapa? Lo baper beneran sama gw?"