Lisa yg merebahkan dirinya di tempat tidurnya sepulang sekolah. Menatap room chat dia dengan Ruto, membaca berulang-ulang pesan terakhir dari Ruto.
"Lo sebenernya seperti apa sih, kenapa gw nggak pernah bisa nebak" gerutu Lisa.
Lisa yg merasa bersalah berjalan menuju arah tower 3 tempat tinggal Ruto, untuk meminta maaf...Tapi saat Lisa berjalan kearah lobby tower nya yg terhubung dengan lobby tower 2, sekelebat Lisa melihat Ruto yg berjalan kearah tower 1.
"Mau nemuin kak Arin lagi dia?" sinis Lisa.
Mencoba mengikuti kemana Ruto pergi, saat hampir dekat dengan posisi Ruto samar Lisa mendengar ucapan dari Ruto.
"Ibu..." lirih Ruto."Ibu? Ibunya ada disini?" gumam Lisa dalam hati. Rasa penasaran Lisa yg semakin tinggi mencoba mencari tau seperti apa ibu Haruto.
"Ibu....Ruto rindu ibu" suara Ruto yg bergetar terdengar jelas di telinga Lisa yg bersembunyi di balik tembok.
"Sedang apa kau disini?" suara seorang perempuan.
Deg...."Aku fikir ibu kesini untuk menemuiku" lirih Ruto.
"Aku memang kesini untuk putraku tapi bukan dirimu... Dan untuk aku yg bertemu dengan mu saat ini bolehkah aku menyebutnya sebagai hari sialku?" ucap perempuan tak berperasaan itu.
"Mana ada seorang ibu yg berkata seperti itu pada anak nya." marah Lisa.
"Tapi....seperti pernah denger suara nya, dimana ya?" gumam Lisa dan berusaha mengintip untuk melihat dengan jelas seperti apa ibu Haruto yg tidak berperasaan itu.Mata Lisa membola, tangan nya menutup rapat mulut nya yg ingin sekali berteriak karena saking terkejutnya.
"Ibu Haruto....adalah..."".....mommy tiri gw?" lirih Lisa yg masih tidak percaya.
"Dia meninggalkan Haruto demi menjadi mommy gw?" ucap Lisa miris apalagi melihat Ruto yg diam mematung sesaat setelah ibunya pergi.
Lisa yg segera berlari menjauh...kembali ke apartment nya, mencoba merenungi yg barusan terjadi dan mencoba mengingat semua ucapan Ruto selama ini.
"Dia...nggak bohong" lirih Lisa yg menyesal pernah menuduh Ruto mengarang kisah sedih hanya untuk menarik simpatinya.Lisa yg terduduk di balik pintu masuk apart nya dengan punggung yg bersandar di pintu mencoba acuh saat ada bel berbunyi yg menampakan mommy yg datang berkunjung.
Lisa sungguh sedang tidak ingin bertemu mommy nya saat ini. Hingga sang ibu tiri Lisa pergi karna mengira Lisa dan Mino sedang tidak ada dirumah.Tapi sesaat kemudian bel Apart Lisa kembali berbunyi. Lisa yg merasa kesal dan terganggu mau tidak mau membukakan pintu.
"Lisa sorry....tapi boleh tolong peluk gw sekali lagi, gw janji ini yg terakhir" ucap Ruto dengan suara parau yg menahan tangisnya.
Lisa yg mendengar nya langsung menarik tangan Ruto masuk ke apart nya dan membawa Ruto ke dalam pelukan nya.Memeluk erat tubuh Ruto yg bergetar dan suara isak tangis lirih dari bibir Ruto.
"Gw salah apa Lis, kenapa dia benci banget sama gw" Ruto yg tidak sanggup membendung tangisnya lagi. Dan Lisa yg tidak tau harus berkata apa hanya bisa semakin mengeratkan pelukan nya."Lo nggak salah....seorang anak yg merindukan ibunya itu nggak salah" Lisa yg ikut menangis sesegukan.
Haruto dengan posisi duduk di sofa dan memeluk erat pinggang Lisa yg berdiri dihadapannya. Membuat Lisa harus sedikit membungkuk jika ingin mengatakan sesuatu pada Haruto.
Lisa menyeka air mata di wajah Ruto, menangkup kedua pipi Ruto membuat kedua pasang mata mereka saling menatap.
"Boleh nggak kalo gw bilang gw mulai jatuh cinta sama lo" bisik Lisa tepat dihadapan Ruto yg hanya berjarak beberapa centi di depan nya.
Ruto yg mendengar itu reflex mencium bibir Lisa, menahan tengkuk Lisa agar memperdalam ciuman mereka. Saling melumat satu sama lain meski ada rasa asin dari air mata sama sekali tidak mengganggu kegiatan mereka.
"Lo nggak akan nampar gw lagi kan setelah ini?" lirih Ruto dan Lisa hanya menggeleng.
"Jadi pacar gw ya Lis, dan jangan pernah benci gw atau tinggalin gw lagi." mohon Ruto dan Lisa mengangguk sambil mengalungkan tangan nya di leher Ruto.
"Boleh gw kasih tanda kalo lo punya gw?" Ruto minta ijin.
"Cara nya?" tanya Lisa.
"Nikmati aja" bisik Ruto tepat di telinga Lisa.
"What-are-you-doing?" tanya Lisa terbata.
"Just make a sign if you're mine" bisik Ruto dan melanjutkan membuat tanda di tempat yg tidak terlihat.
.
.
.
"Lisa lo nggak papa?" tanya Kristal yg melihat Lisa agak aneh hari ini."Hm? Gpp kok Kris" jawab Lisa tersenyum.
"Lo beneran nggak diapa-apain sama sepupu gw kan" tanya Kristal penuh selidik.
"Nggak kok" jawab singkat Lisa.
"Lo nggak beneran dengerin nasehat gw ya Lis?" tanya Kristal.
"Nasehat yg mana ya?" Lisa bingung.
"Tanda merah di leher lo termasuk dalam kalimat nggak diapa-apain?" Kesel Kristal.
Lisa cuma cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan (Haruto-Lalisa)
Fanfiction"Iya lo cuma taruhan buat gw, kenapa? Lo baper beneran sama gw?"