Saling terdiam di dalam mobil saat perjalanan pulang. Tak satupun berniat memulai pembicaraan. Lisa yg masih berapi-api dan Ruto yg masih membeku mencerna setiap ucapan Lisa.
Hanya ucapan terima kasih yg Lisa ucapkan sesaat sebelum dia turun dari mobil.Haruto yg terdiam...duduk di balkon kamar hotelnya merenungi setiap perkataan Lisa dengan sebotol wine ditangannya.
Kenapa terasa begitu sesak di dada mengingat setiap ucapan Lisa.
"Semenderita itu dia tapi apa yg malah gw lakuin ke dia...masih panteskah gw dapet kesempatan kedua" lirih Ruto yg sudah menghabiskan botol wine ketiga nya.
.
.
.
Tok tok tok....suara ketukan dari jendela luar rumah Lisa. Tapi jam sudah menunjukan hampir tengah malam. Lisa yg masih terjaga hanya memastikan sekali lagi kalau dirinya tidak salah dengar.Kamar Lisa yg berada di lantai dua, hampir tidak mungkin ada orang iseng yg tengah malam memanjat ke lantai dua dan mengetuk jendela rumahnya.
Tok tok tok....sekali lagi suara ketukan itu di dengar Lisa. Mengambil tongkat baseball sebagai alat pelindung diri sebelum memastikan lebih lanjut.
Ceklek...Lisa yg membuka pintu balkon nya dikagetkan dengan seseorang yg tiba-tiba memeluknya. Nyaris saja Lisa berteriak yg bisa membangunkan Bambam di lantai bawah."Lisa maafkan aku" lirih Ruto yg langsung berhambur kepelukan Lisa.
"Lo mabuk?" tanya Lisa yg mencium aroma anggur yg menyengat.
"Lo kesini naik apa? Trus kok bisa naik kesini? Manjat pagar rumah gw juga caranya gimana? Lo kan lagi teler gini kalo ada apa-apa dijalan gimana?" cerocos Lisa yg sebenarnya sangat khawatir terhadap Ruto."Ssstttt..." cup...Haruto yg tiba-tiba mencium lembut bibir Lisa. Membuat Lisa mematung.
Hanya ciuman menempel bibir beberapa detik.
"I love you...Lalisa" bisik Ruto ditelinga Lisa yg membuat Lisa balik mencium bibir Ruto.
Sedikit memberi lumatan kecil di bibir Ruto."Kenapa terasa asin?" batin Lisa.
"Wait, dia....menangis?" batin Lisa yg samar melihat Haruto meneteskan airmatanya dari pantulan sinar bulan, karena di dalam kamar Lisa lampunya terbiasa padam."Maaf aku terlambat menyadari..."
"Maaf aku terlalu egois, aku hanya tau mencintai diriku sendiri hingga menampik kenyataan kalau aku begitu mencintaimu"
"Aku masih terjebak disana Li, di tempat dimana begitu banyak kenangan tentangmu"
"Caramu tertawa, menangis, bahkan ekspresimu yg kesal terhadapku, semuanya aku ingat" ucap Ruto terkekeh
"Aku membeli apartment lamamu, semuanya masih tertata utuh di tempatnya, bahkan aku masih bisa mencium aroma tubuhmu disana" ucap Ruto yg kembali meneteskan airmatanya
"Aku bahkan masih ingat dengan jelas setiap sentuhanmu....jadi gimana kamu bisa bilang kalau...Lizzy dibuat tanpa cinta." lirih Ruto dengan suara paraunya.
"Aku jadi rapper bukan karena impianku lagi, tapi karena aku ingin bertemu Song Mino, hanya dia satu satunya harapan untuk bisa bertemu kamu. Meski pada akhirnya Song Mino lebih memilih mengaku tidak memiliki adik daripada mempertemukan aku denganmu"
"Aku berkunjung ke makam mamamu setiap ulang tahunmu, berharap kita akan bertemu disana meski tidak pernah terjadi"
"Aku cinta banget sama kamu dari dulu, dari awal kita kenal. Dari awal kamu yg masih suka uring-uringan tiap kita ketemu. Hanya saja aku nggak ngerti gimana cara ngungkapin nya ke kamu."
"Kamu yg udah buat aku percaya kalau aku layak dicintai, tapi malah aku sendiri yg menghancurkanmu, maafkan aku Li" lirih Ruto yg kini berlutut dihadapan Lisa.
"Aku cinta banget sama kamu, tapi...kenyataan bahwa kamu anak tiri ibu ku membuat aku menjadikan mu tempat membalas ibuku"
"Aku tau kamu begitu membenciku, aku nggak tau apa orang seperti aku masih berhak meminta kesempatan kedua."
"Besok aku pulang, aku nggak tau setelah ini kamu akan bersembunyi dimana lagi, dan aku nggak mau menyesal untuk kedua kalinya, aku cinta banget sama kamu Li, aku..nggak mau kehilangan kamu lagi." ucapan Ruto yg terhenti karna tiba-tiba Lisa mencium bibir nya."I love you more...and I miss you" bisik Lisa
"I miss you more than hate you, I miss everything about you." bisik Lisa yg kembali melumat bibir Ruto dan menekan tengkuk Ruto untuk memperdalam ciuman mereka."Lisa...may I?" bisik Ruto.
"Masuklah" ucap Lisa yg mempersilahkan Ruto masuk ke kamarnya. Lisa dan Lizzy memang tidak tidur satu kamar, kamar Lizzy tepat di sebelah kamar Lisa, mereka tidur bersama hanya ketika Lizzy mimpi buruk.
Kamar Lisa yg gelap dan hanya mengandalkan pantulan sinar bulan menjadi saksi dua insan yg sedang melepas rindu.
Ruto yg menghimpit tubuh Lisa ke dinding, saling merciuman dan saling melumat bibir satu sama lain bahkan Lisa yg lebih agresisif menggigit bibir bawah Ruto dan menyesapi lidahnya."Kamu nggak benar-benar mabuk kan?" bisik Lisa saat Ruto mulai menciumi area lehernya dan tangan nya yg mulai meraba perut Lisa dari dalam piyama nya.
"Aku hanya banyak minum, bukan berarti aku mabuk, semua yg aku katakan tadi kenyataan bukan akting" ucap Ruto menatap dalam Lisa.
"Termasuk gerakan tangan nya bukan karena mabuk?" sindir Lisa menatap tangan Ruto yg mulai meraba tubuh Lisa dari dalam pakaian nya. Dan Ruto hanya menunjukan smirk nya.
"Apa ada yg pernah menyentuhmu setelah aku?" tanya Lisa menatap tajam Ruto.
"Entahlah, aku lupa...kenapa nggak kamu cek sendiri aja" bisik Ruto yg membuat Lisa langsung mendorong tubuh Ruto hingga terlentang di ranjang King Size nya. Lisa melepas kancing piyamanya sendiri satu persatu dengan gerakan sangat sexy hingga pakaian atasnya terlepas dari tubuh nya, menyisakan bra berwarna hitam di tubuhnya, membuat Ruto membelalakan matanya.
"Siapa yg ngajarin kamu jadi seagresif ini hm?" tanya Ruto setelah menarik tubuh Lisa hingga jatuh menindih tubuhnya.
"Kamu" sindir Lisa.
"Bambam nggak pernah nyentuh kamu?" tanya Ruto penuh kecemburuan.
"Nope" jawab singkat Lisa.
"Tapi kalian tinggal satu rumah" ucap Ruto yg masih menahan tubuh Lisa menindih nya.
"Tapi Bambam nggak sebrengsek kamu" sindir Lisa terkekeh.
"Tapi laki-laki brengsek ini yg tadi kamu cium duluan disini" tunjuk Ruto di bibir nya yg langsung kembali dilumat Lisa.
Saling berpagutan dan bertukar saliva dan berhenti ketika Lisa mendudukan dirinya diatas tubuh Ruto dan membuka kaitan bra nya sendiri."Shit...." umpat Ruto dalam hati.
"Kenapa? Hmmm?" bisik Lisa seduktif.
"Kamu sexy banget baby....i want to eat you."
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan (Haruto-Lalisa)
Fanfiction"Iya lo cuma taruhan buat gw, kenapa? Lo baper beneran sama gw?"