"Uncle Mino....bisa anter Lizzy bertemu daddy" Lizzy memohon ke Mino dengan mata berkaca-kaca.
"Bagaimana kalau semuanya mencarimu Lizzy? Terutama mommy mu"
"Lizzy hanya tidak mau menyesal jika setelah ini, Lizzy tidak akan bisa bertemu dengan daddy selamanya" ucap Lizzy membuat Mino membeku ditempatnya.
Mino pernah mengalami penyesalan seperti itu, tidak sempat melihat mamanya untuk yg terakhir kali, dan itu sangat membuatnya tersiksa selama ini bahkan dia harus melewati mimpi buruk setiap malam nya karena tidak bisa memeluk mamanya untuk yg terakhir kali.
.
.
."Apakah...dia...cucuku?" tanya ayah Ruto lirih dengan nada bergetar dan Mino mengangguk.
"Hai cantik..siapa namamu?" tanya ayah Ruto yg mensejajarkan dirinya dengan Lizzy.
"Namaku Lizzy....apa aku boleh bertemu daddy?" lirih Lizzy memegang tangan kakeknya.
"Hai daddy...i miss you" lirih Lizzy memegang tangan daddy nya dan menumpahkan semua air matanya.
"Apa daddy tidak merindukanku, kenapa daddy tidak bangun juga."
"Apa Lizzy nakal dan membuat daddy marah? Jadi daddy tidak mau membuka mata untuk melihatku"Celoteh polos dari seorang anak di samping tubuh ayahnya yg sedang tidak sadarkan diri membuat Mino dan ayah Ruto tidak bisa membendung air mata mereka lagi.
Tidak lama berselang, ponsel Mino berdering, satu panggilan dari Lisa.
"Halo Lisa"
"Halo kak, kau melihat Lizzy?
Aku tidak bisa menemukan
nya dimanapun""Aku bersama Lizzy"
"Dimana?"
"Dirumah sakit. Lizzy memintaku mengantarnya bertemu daddy nya."
.
.
.
"Apa kata Mino?" tanya papa Lisa."Kak Mino bersama Lizzy" jawab Lisa.
"Ada dimana mereka sekarang?" tanya mommy Lisa.
"Di rumah sakit, Lizzy meminta kak Mino mengantarnya ke rumah sakit. Untuk bertemu daddy nya" lirih Lisa menahan sesak di dadanya.
.
.
.
"Maafkan ibu.....Haruto, ibu sungguh meminta maaf" lirih ibu Haruto yg menyesali perbuatan nya pada putranya selama ini.
"Kamu boleh membenciku, memakiku, tapi tolong....bangunlah nak."
"Dan hiduplah dengan bahagia yg selama ini belum pernah kamu rasakan" ucap ibu Haruto yg mulai menumpahkan air matanya.
.
.
.
Lisa masih menatap kosong kearah depan meski kini dia sudah berdiri di altar dengan gaun pengantin cantiknya dan Lizzy yg duduk di sebelah Mino berada tidak jauh dari tempat Lisa berdiri sekarang. Beberapa menit lagi Lisa akan menjadi istri Bambam. Tapi entah kenapa Bambam justru merasa sangat miris melihat Lisa yg menjadi seperti mayat hidup.Selang beberapa saat, pandangan kosong Lisa berubah menjadi kelegaan ketika melihat seseorang yg terduduk di sebuah kursi roda berada diujung tempat pernikahan Lisa, sangat jauh....hanya saja Lisa masih bisa melihatnya. Tidak terasa bulir air mata Lisa kembali menetes. Lizzy yg melihat kemana arah mata mommy nya segera berlari dan memeluk orang itu.
"Appa gwaenchanh-a?" tanya Lizzy pada Haruto...daddy nya yg beberapa saat yg lalu terbangun dari koma nya, tapi belum banyak yg bisa dia lakukan.
.
.
.
"Bambam....gw dateng kesini bukan untuk mengacaukan pernikahan lo" ucap Ruto yg kini ada di hadapan Bambam.
"Gw...gw mau minta maaf sama lo, karna perbuatan gw, tapi malah lo yg melakukan semua yg seharusnya itu tanggung jawab gw"
"Gw...gw nggak perlu bilang tolong jagain Lisa dan Lizzy, karena selama ini lo uda jagain mereka dengan sangat baik dan gw yakin kedepan nya lo akan jadi suami dan ayah yg baik untuk mereka."
"Sekali lagi gw minta maaf....gw pamit ya" ucap Ruto sesaat sebelum beranjak pergi."Gimana lo bisa beranggapan mereka akan lebih bahagia ketika sama gw kalau bahagia mereka itu....lo" teriak Bambam dan membuat semua tamu undangan menatap mereka.
"Dan lo Lisa.....kita uda lama saling kenal, dari kecil Li...gw tau banget lo. Jadi gimana lo bisa coba bohongin gw hmm?" ucap Bambam menatap Lisa tulus.
"Segitu menyedihkan nya gw dihadapan lo Li sampai lo beranggapan kalau gw nggak akan laku sama cewek lain kalau lo nggak mau sama gw gitu?" tanya Bambam terkekeh.
"Bam...." lirih Lisa.
"Lo percaya jodoh dari Tuhan nggak Li?" ucapan Bambam terhenti sejenak.
"Jodoh itu....mau sejauh apapun lo menjauh, tangan Tuhan yg akan mendekatkanya kembali ke lo, dan jika lo nggak berjodoh...mau sedekat apapun lo, tangan Tuhan yg akan menjauhkan nya dari lo. Jadi...menurut lo, antara gw dan lo ada di bagian yg mana Li?" ucap Bambam dengan suara yg mulai mengecil.
"Jadi....bagaimana gw bisa menentang ketetapan Tuhan sedangkan gw adalah hamba Nya. Sebenernya kalau bisa protes sih gw mau protes ke Tuhan....tapi gw sadar yg terbaik menurut kita belum tentu yg terbaik untuk kita menurut Tuhan." ucap Bambam tersenyum."Dan lo Ruto....mau sampai kapan bengong disitu? Buruan kesini...keburu make up Lisa luntur" Bambam terkekeh.
"Bam...maaf" lirih Lisa.
"Jangan minta maaf terus...belum lebaran" Bambam terkekeh.
"Gw ijin peluk Lisa boleh?" tanya Bambam menoleh kearah Ruto dan Ruto mengangguk.Grep....Bambam memeluk erat Lisa.
"Lo mesti janji sama gw buat bahagia terus, jangan pernah nangis lagi...ok" ucap Bambam melepas pelukannya dan menepuk pelan pucuk kepala Lisa, dan Lisa menangis bahagia."Terima kasih Bam...lo sahabat terbaik gw" lirih Lisa.
"Jangan dilepas lagi, soalnya lain kali gw nggak akan pernah ngalah lagi, ngerti!" ucap Bambam, Ruto mengangguk sesaat sebelum mengucapkan janji pernikahan didepan altar dan memasangkan cincin pernikahan di jari manis Lisa.
"Uncle....kalau ada manusia yg boleh di panggil dengan sebutan malaikat, itu uncle Bambam" ucap tulus Lizzy yg menggenggam erat tangan Bambam dan tersenyum.
"Bahagia terus ya Lizzy" Bambam tersenyum.
.
.
.
"Pagi tadi aku dengar dari ayah kamu kalau kamu belum sadarkan diri, Lizzy yg membangunkan mu?" tanya Lisa ke Ruto sesaat setelah mereka sah menjadi suami istri.
Haruto menggeleng...."Ibu yg membangunkan ku" lirih Ruto dan memandang sendu kearah ibunya. Membuat Lisa ikut menoleh kearah ibunya yg berjalan mendekati mereka berdua dan mensejajarkan dirinya dengan Ruto yg duduk di kursi roda.
"Ibu sudah mengurus perceraian ibu dengan Papa Lisa, dan setelah ini tidak akan ada lagi yg memisahkan kalian."
"Maafkan aku Ruto....bahkan aku tidak tau apa aku masih pantas disebut seorang ibu" tangisan ibu Haruto pecah dengan kepala yg bersandar dipangkuan putranya."Aku....menyayangimu ibu" lirih Ruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan (Haruto-Lalisa)
Fanfiction"Iya lo cuma taruhan buat gw, kenapa? Lo baper beneran sama gw?"