"Naik" perintah Ruto membuka kacanya mobil nya memberhentikan mobil nya dihadapan Lisa.
"Belum lupa sama ucapan gw tadi pagi kan?" Ruto menatap Lisa, dan Lisa langsung berlari kecil masuk ke mobil Ruto."Suka maksa nya masih ternyata" sindir Lisa yg sudah duduk di dalam mobil.
"Keras kepalanya juga masih ternyata" sindir balik Ruto.
"Uncle, kita jadi ke pantai kan?" tanya Lizzy yg duduk dibangku belakang.
"Jadi dong" ucap Ruto membuat Lizzy berteriak bersemangat.
"Yeyyyyy pantai....." teriak Lizzy yg langsung berlari menuju bibir pantai dan bermain air.
"Lizzy jangan jauh jauh nak" teriak Lisa.
"Biar gw aja yg jaga Lizzy" ucap Ruto yg langsung berlari menyusul Lizzy.
"Nggak usah sok akrab kalau ujung-ujungnya cuma mau bilang semuanya cuma acting" sindir dingin Lisa.
"Maaf" Lirih Ruto.
"Nggak perlu basa basi dengan kalimat maaf, gw bukan abg yg mudah diperdaya lagi" ucap Lisa menusuk.
"Gw tau lo benci banget sama gw, gw mesti apa agar lo maafin gw?" lirih Ruto.
"Kalo ada kata diatas kata benci, mungkin itu lebih cocok untuk mendefinisikan tentang lo di mata gw....anggap kita tidak pernah saling mengenal, mungkin itu bisa sedikit mengurangi Luka gw karna lo" ucap Lisa penuh penekanan.
Sama-sama diam beberapa saat.
"Kenapa nggak bilang?" tanya Ruto tiba-tiba yg membuat Lisa menoleh kearahnya.
"Kenapa nggak bilang kalo lo....hamil" lirih Ruto."Dan lo sendiri tau darimana?" tanya balik Lisa
"Jisung nemu testpack bekas di tempat sampah apart lo" lirih Ruto.
Lisa terkekeh "Jadi Jisung yg tau duluan, trus lo kemana aja?" sindir Lisa membuat Ruto terdiam.
"Lagian apa yg gw harapkan kalo gw bilang ke lo, apa yg bisa lo lakuin hm?" tanya Lisa dengan tatapan mengintimidasi.Sama-sama diam menatap pasir pantai dan deburan ombak pantai hingga Lizzy yg terlalu lelah bermain sudah terlelap di pangkuan mommy nya.
"Gw tau lo anak kandung mommy tiri gw" ucap Lisa tiba-tiba membuat Ruto menatap kearahnya.
"Se..jak..kapan?" lirih Ruto.
"Sesaat sebelum malam itu lo tiba-tiba datang ke apart gw dan minta gw peluk karna ibu lo benci banget sama lo, gw lihat waktu kalian bertemu" jelas Lisa masih menatap pasir pantai.
"Waktu kita....malam itu, lo uda tau gw saudara tiri lo?" ucap Ruto terkaget dan Lisa mengangguk.
"Kenapa lo nggak menolaknya?" lirih Ruto."Karena gw cinta....dan gw nggak perduli apapun itu. Lo nggak akan tau rasanya ketika nggak pernah ada yg mencintai lo bahkan keluarga lo, terus tiba-tiba ada seseorang datang membuat lo percaya kalau dia benar mencintai lo. Hanya akan ada dia yg ada dihadapan mata dan di fikiran lo. Dan hanya ucapan nya yg akan lo dengar." ucapan yg begitu menusuk hati Ruto.
"Lisa maaf...."lirih Ruto penuh penyesalan.
"Berhenti bilang maaf, gw muak. Bukan itu yg ingin gw dengar" teriak Lisa.
"Lo pernah bilang ibu lo benci banget sama lo karena kehadiran lo tidak diinginkan nya, tapi setidaknya saat ibu dan ayah lo membuat nya itu atas dasar suka sama suka. Lo tetap dibuat dengan cinta."
"Lo tau nggak gw dibuat...." Lisa menjeda sejenak kalimatnya dan menarik nafas dalam-dalam.
"Gw dibuat atas hasil papa gw yg merkosa ibu gw" ucap Lisa berusaha menahan air matanya
"Setiap gerakan gw di dalam perut mama adalah Luka buat dia. Dan setiap menatap gw mengingatkan seberapa jahatnya yg uda dilakukan papa gw, makanya mama membunuh dirinya dihadapan gw."
"Dan sekarang...setiap gw menatap Lizzy, gw seperti bercermin ke diri gw sendiri. Kami.....sama-sama dibuat tanpa cinta" lirih Lisa yg masih menahan tangis nya.Haruto yg mendengar nya hanya bisa diam membeku.
"Jangan menatap gw dengan pandangan seperti itu, gw benci dikasihani" march Lisa dan segera berdiri dari duduk nya.
"Ayo pulang" ucap Lisa
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruhan (Haruto-Lalisa)
Fanfiction"Iya lo cuma taruhan buat gw, kenapa? Lo baper beneran sama gw?"