Koma

649 57 3
                                    

"Kamu harus pulang dan beristirahat" ucap Mino yg ikut mendudukan diri dikursi sebelah Lisa.

"Bagaimana jika ini terakhir kali aku bisa melihatnya" lirih Lisa menatap ruang operasi yg masih belum selesai.

"Saat kamu pergi meninggalkannya 5tahun yg lalu bukankah berarti kamu tak ingin bertemu dengannya lagi?" tanya Mino menatap Lisa.

"Tidak ingin bertemu dengannya bukan berarti tidak bisa melihatnya kan?"
"Aku masih bisa melihat dia baik-baik saja, masih bisa melihat posternya ada dimana-mana, masih bisa mendengar suaranya, masih bisa mendengar dunia menyebut namanya". Lirih Lisa.

"Lalu apa yg kamu inginkan? Kamu bilang ingin dia merasakan sakit, dan Tuhan mengabulkan doamu" ucap Mino.

"Aku....tidak benar-benar ingin Tuhan menghukumnya" lirih Lisa yg mulai menumpahkan air matanya.
"Dia sudah terlalu mendapat banyak luka selama ini, aku....hanya ingin membuatnya berjalan berlawanan arah denganku. Mau berusaha seperti apapun kita tidak akan bisa bersama."
"Aku....ingin dia bahagia tanpa harus bersamaku, bukan malah seperti ini" lirih Lisa.

"Kamu sendiri bisa bahagia tanpa dia?" tanya Mino membuat Lisa menoleh kearahnya.
"Kamu menerima lamaran Bambam bukan karena postingan twitter itu kan?" tanya Mino menatap tajam kearah Lisa.

"Aku tau itu bukan dia, dia nggak akan mungkin melakukan itu aku kenal dia. tapi...karena postingan itu aku jadi tersadar untuk tidak egois, memaksakan kami untuk bersama justru akan membuat sakit banyak orang. Dan aku tidak bisa melakukan itu"

"Dan kamu lebih memilih menyakiti dirimu sendiri dan Lizzy?" tanya Mino.

"Lizzy tidak tau siapa daddy nya" lirih Lisa.

"Dia tau" potong Mino.
"Kamu menjatuhkan foto ini dikamarmu kalau kamu lupa, dan Lizzy yg mengambilnya. Kamu tau apa yg Lizzy ucapkan padaku saat aku mau kesini?" tanya Mino membuat Lisa menatap nya.

"Apa?" tanya Lisa.

"Uncle tolong sampaikan ke daddy ku bahwa aku mencintainya, dan memberikanku foto ini"
"Kamu mau mengulang sejarah hah?"
"Menikah dengan orang yg tidak kamu cintai dan menjadikan Lizzy merasakan apa yg kita rasakan, itu yg kamu mau?" ucapan tajam Mino yg begitu menusuk dirinya.
"Kalau kamu mau meninggalkannya, seharusnya itu dulu..saat pertama kali kamu tau kalau dia saudara tirimu" bisik Mino sesaat sebelum pergi meninggalkan Lisa yg menatap kosong pintu Ruang operasi.
.
.
.
"Maaf....maafkan anak saya" ucap lirih ayah Ruto saat baru saja tiba dirumah sakit dan melihat Lisa yg ada di samping Haruto yg masih belum sadarkan diri.
"Saya tau terlalu banyak kesalahan yg Haruto lakukan ke kamu, dan permintaan maaf tidak akan cukup untuk menebusnya, tapi...saya sungguh-sungguh meminta maaf untuk ketidak-becusan saya mendidik Haruto hingga bisa berbuat seperti itu ke kamu" lirih papa Ruto.

"Saya sudah memaafkan nya jauh sebelum ini om, bahkan saya tidak pernah membencinya"
.
.
.
Saat ini Bambam yg tengah duduk diteras depan rumahnya, menatap lurus kearah jalanan meski sudah menjelang pagi. Fikiran nya kacau...dan menjadi semakin tidak karuan saat melihat Mino kembali sendirian. Tanpa Lisa ikut bersamanya.

"Haruskah gw mengalah lagi kali ini" lirih Bambam menghela nafas.

"Lisa tidak ikut bersamamu Mino?" tanya mommy nya dan Mino hanya menggeleng.
"Mommy rasa harus kamu yg datang menjemputnya, baru Lisa mau pulang" ucap mommy Lisa menatap kearah Bambam.
.
.
.
"Haruskah sejarah terulang lagi?" Lirih Mino saat Bambam sudah pergi dan membuat mommy dan papanya menoleh kearah Mino.
"Gw nggak nyangka kalian akan seegois ini. Mau berapa banyak lagi orang yg akan kalian korbankan hanya untuk keegoisan kalian hah?"
Teriak Mino yg emosinya sudah diubun-ubun.
"Berhenti bersikap kalau kalian adalah korban. Apa kalian tidak bisa berfikir, Tuhan menghukum kalian dengan membuat mereka berdua saling jatuh cinta. Dan setelah sekian lama mereka berpisah, Tuhan yg kembali mempertemukan mereka dengan takdirnya, kalian fikir untuk apa? Untuk menyadarkan kalian kalau seharusnya mereka bersama."
"Dan lo....." Mino menatap tajam kearah mommy tirinya.
"Lo sumber masalah dari semua kesialan ini. Jadi berhenti bersikap seolah Ruto yg menjadi tersangkanya."
"Lo yg datang ke Ruto dan mengancamnya agar dia menjauhi Lisa. Lo yg bilang kalau dia harus menjauhi putri lo sedangkan lo sendiri sedang berbicara dengan darah daging lo, jadi dimana letak hati nurani lo yg bahkan sekarang dia sedang terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit dan lo...masih bisa di sini dan menyiapkan pernikahan?"
"Gw nggak ngerti orang-orang macam kalian sebenarnya terbuat dari apa" Mino terkekeh.
"Jangan menyesal jika setelah kematian Ruto, akan menyusul kematian yg lain. Kalau mama ku bisa melakukannya, lo yakin putrinya tidak akan melakukan nya?" bisik Mino dengan smirknya.
.
.
.
Bambam berjalan gontai menyusuri koridor rumah sakit, tadinya dia berjalan penuh kepercayaan diri datang ke rumah sakit untuk menjemput Lisa pulang. Tapi saat memasuki ruang rawat Haruto, dan melihat Lisa yg tertidur sambil duduk di sebelah ranjang dengan lengannya sebagai tumpuan. Dan tangannya yg menggenggam erat tangan Ruto dan....air mata yg terus mengalir meski mata Lisa yg terpejam.

"Bam...dari kapan datang?" tanya Lisa lirih saat terbangun dan melihat Bambam ada di sebelahnya.

"Barusan Li.." jawab Bambam.

"Bam....ada yg mau gw omongin"

"Ayo...pulang...Li, dan please jangan katakan apapun" ucap Bambam tersenyum, menggenggam tangan Lisa.
.
.
.
"Uncle Mino bertemu daddy ku?" lirih Lizzy dengan mata yg berkaca-kaca menahan tangisnya.

"Hmm" Mino mengangguk lemah.

"Apa daddy sudah bangun?" tanya Lizzy dan Mino hanya menggeleng.
"Apa daddy tidak akan bangun?" tanya Lizzy yg mulai terisak.
"Apa Tuhan akan mengambil daddy Lizzy?" Lizzy yg mulai memeluk Mino.

"Lizzy mau kemana?" tanya Mino saat Lizzy melepaskan pelukan nya dan berjalan menjauhinya.

"Mommy bilang kalau kita sungguh-sungguh berdoa, Tuhan akan mengabulkannya. Lizzy Mau berdoa agar Tuhan tidak mengambil daddy dari Lizzy."
.
.
.

"Mom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mom...you look so beautiful" ucap Lizzy tersenyum melihat mommy nya yg sedang di rias.

"Thank you my sweetheart, are you happy Lizzy?" tanya Lisa.

"If mom is happy why should I not be happy" Lizzy tersenyum.

"Lizzy, Do you still want to know about your father?"

"No I don't" ucap singkat Lizzy sebelum pergi meninggalkan Lisa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah pesan yg sempat Lizzy kirim ke ponsel Ruto sesaat sebelum kembali ke kerumunan orang-orang dan menunjukan senyum palsunya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah pesan yg sempat Lizzy kirim ke ponsel Ruto sesaat sebelum kembali ke kerumunan orang-orang dan menunjukan senyum palsunya lagi.....

Taruhan (Haruto-Lalisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang