3. Thanks, Auryn.

3.6K 431 26
                                    

Happy reading!!

Auryn mengerjapkan matanya berkali kali, melirik sekitarnya dengan alis yang menaut. Ia melirik ke sebelahnya, wajah Jezyan yang terpampang nyata disana. Wajah Jezyan yang sangat dekat dengannya membuatnya sedikit mendongak, bahkan deru nafas tenang lelaki itu pun bisa ia rasakan.

Ia sedikit meringis saat lehernya sedikit berbunyi karena pegal, posisi tidurnya memang benar benar tidak senyaman biasanya. Auryn tidur bersama Jezyan disofa. Lelaki itu memeluk tubuhnya erat, pantas saja rasanya hangat walaupun ia tidur bersempit sempitan dengan Jezyan disana.

Dengan hati hati ia menyingkirkan tangan Jezyan yang masih melingkar dipunggung dan pinggangnya. Helaan nafas kasar terdengar diikuti suaranya yang meringis lagi karena merasa tak nyaman dengan sesuatu dibawah sana.

"Sakit.."

Seperti merasa dibangunkan, Jezyan membuka matanya perlahan. Ia terbelalak saat sadar dengan apa yang ia lihat didepannya.

"Auryn.. astaga"

Dengan cepat ia bangkit dari tidurnya, membiarkan gadis itu mencari posisi nyaman untuknya. "Ryn.. gue.."

"Lepasin"

Auryn menghempas tangan kekar itu secara kasar, ia melirik sinis pada Jezyan "Lo gila. Lo nidurin gue secara paksa!" Bentaknya.

"Lo mabuk, dan pasti semalam lo bayangin gue itu pacar lo kan?!"

Jezyan mengusap punggung wanita itu pelan "Gue emang mabuk, tapi gue sadar yang sama gue semalam itu lo. Gue sadar gue tidur sama lo Ryn"

"Gue gak membayangkan orang lain" balasnya jujur

Auryn mendengus kasar, menepis tangan Jezyan yang lagi lagi ingin meraih tangannya "Jangan pegang gue" katanya dengan nada kesal.

"Ryn maafin gue, gue tau udah kelewat batas..."

"Lo emang harus minta maaf soal itu, tapi gue gak bisa maafin lo"

Jezyan menghela nafasnya, mengusap wajahnya kasar setelah gadis itu pergi dari sana meninggalkannya sendirian dengan tubuh yang masih tak memakai apa apa.

"Arghh gak seharusnya gue ngikutin pikiran kotor gue semalam"

Ia memungut pakaian miliknya yang berserakan dilantai, juga pakaian Auryn tentunya. Ia kembali memakai pakaiannya lalu berusaha mengatur nafasnya, bagaimana pun ia harus meminta maaf pada gadis itu. Jezyan mengaku ia memang salah dan dia harus mendapatkan maaf dari Auryn.

Jezyan akhirnya bangkit dari duduknya, membawa pakaian Auryn yang tadinya berserakan dilantai. Matanya melirik sekeliling apartemen itu dan berhenti saat sadar ada sebuah mesin cuci dipojokkan dekat pintu kamar mandi.

Jezyan memasukkan pakaian itu ke dalam mesin cuci, lalu tersadar suara cipratan air dari kamar mandi. Bisa dipastikan Auryn sedang berada didalam sana.

"Ryn" panggil Jezyan dengan mengetuk pintu itu pelan.

"Ryn gue minta maaf, maafin gue ya" katanya lagi.

Tak berselang lama, perempuan itu akhirnya membuka pintu kamar mandi. Menampakkan dirinya yang baru selesai membersihkan badan dan memakai sebuah bathrobe berwarna merah muda.

Jezyan menggelengkan kepala nya cepat, bentuk tubuh gadis itu membuatnya kembali salah fokus.

"Ngapain masih disini?" Tanya Auryn ketus.

"Gue minta maaf ryn"

Gadis itu berdecak mendorong tubuh Jezyan "Terus setelah lo minta maaf, gue bakal balik jadi perawan lagi gitu?" Balasnya.

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang