5. The other side of Jezyan

3.6K 414 50
                                    

Happy reading!!



"Mau langsung pulang atau makan siang dulu?"

Setelah selesai menjenguk ayah Auryna, kedua nya berpamitan untuk pulang lagi ke jakarta, dengan alasan Auryn ada mata kuliah pagi esok hari dan Jezyan juga memiliki jadwal rapat besok pagi dikantor.

"Pulang aja deh Jez, gue ngantuk"

"Tapi kita belum makan siang Ryn"

Auryn tak menjawab, ia memilih menyandarkan kepalanya dipunggung Jezyan. Jezyan yang merasakan hal itu hanya bisa menghela nafas lalu sedikit menarik tangan gadis itu agar mengeratkan pegangan dipinggang miliknya.

"Kalau gue paksain pulang yang ada punggung gue ikutan pegel, masa nyetir satu tangan begini"

"Nih anak kalau gak dipegangin bisa jatuh"

Jezyan melirik jam tangan miliknya, sudah hampir 2 jam mereka berada diperjalanan pulang dan mungkin hanya butuh waktu 30 menit lagi untuk sampai.

"30 menit emang gak lama, tapi punggung gue pegel"

Dengan segala rasa lelah dan juga pikiran yang butuh istirahat, Jezyan membelokkan motor milik Navan yang ia kendarai sekarang, memarkirkannya disalah satu hotel disana.

"Ryn"

"Ngantuk banget apa gimana ini?"

Lelaki itu pada akhirnya membopong masuk Auryn ke dalam hotel, berjalan menuju resepsionis hotel "Saya pesan satu kamar, atas nama Jezyan Novandra" ucapnya.

Jezyan mengeluarkan kartu tanda pengenal nya pada resepsionis wanita disana.

Resepsionis hotel itu tersenyum lalu mengangguk "Baik pak, silahkan isi formulir agar kami bisa memvalidasi data data ya?" Tanya nya.

"Iya"

"Baik pak"

Jezyan yang masih memegang Auryn dengan sekuat tenaganya, menghela nafas lalu mengetuk meja resepsionis lagi "Bisa antarkan saya ke kamar mbak? Soalnya lagi gendong istri saya, dia ketiduran selama perjalanan dari bandung tadi. Kasian kalau dibangunin" ucapnya.

Wanita yang sedang mengetik sesuatu itu mengangguk lalu memanggil seseorang untuk mengantarkan Jezyan menuju kamarnya.

"Mari pak saya antarkan"

Jezyan mengangguk lalu mengikuti nya dari belakang. Sesekali ia melirik Auryn yang masih tertidur di-gendongan-nya, benar benar cantik dan ia akhirnya tersenyum tipis.

Setelah diantarkan, tak lupa Jezyan tersenyum lalu mengucapkan terima kasih pada petugas hotel yang membantunya membuka kan pintu kamar untuknya.

"Makasih mas"

"Iya pak"

Seperginya sang petugas hotel, Jezyan menutup kembali pintu nya lalu membawa Auryn untuk berbaring di kasur kamar hotel itu.

"Gak berat, tapi kalau kelamaan digendong ya tetep aja pegel anjir" gumamnya pelan, berharap gadis itu tak mendengarnya. Jika iya, sudah pasti suara omelan Auryn akan berdengung lagi ditelinganya.

Jezyan menghela nafas beratnya lalu ikut berbaring disamping Auryn, tersenyum hangat menatap bagaimana raut wajah tenang itu bersama dengan nafasnya yang teratur.

"Gak nyangka sekretaris osis yang jadi bahan obrolan di basecamp sekarang bisa tidur sekamar bareng gue" gumamnya.

"Gue baru sadar ternyata lo secantik ini Ryn, biasanya lo suka marah marah gak jelas"

Jezyan meraih selimut lalu menariknya agar nenutupi tubuhnya dan juga tubuh Auryn, ia ikut menutup matanya dan menyusul gadis itu menuju alam mimpi.

-----

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang