12. Broke up

2.1K 313 46
                                    

Happy reading!!




"Jez mau makan gak?!"

Jezyan tersentak, teriakan Auryn dari luar kamar membuatnya hampir kehilangan keseimbangan lagi. Suara perempuan itu memang bisa merusak indera pendengarannya.

Jezyan beranjak dari sana, memastikan barang kecil yang ia ambil tadi sudah tersimpan dengan aman di saku celananya. Ia lagi lagi tersenyum tipis dengan langkah kaki yang baru saja keluar dari kamar tidur Auryn.

"Lo masak apa?" Tanya nya ketika mendapat gadis cantik yang menjadi pujaan hati nya itu sedang sibuk mengatur dua buah piring di atas meja.

"Ada nya sayur doang sama nasi, gue gorengin tempe mau gak?" Tawar Auryn, tangannya masih sibuk mengambil wadah tempat air minum mereka berdua juga dua pasang sendok dan garpu, mengaturnya dengan hati hati di piring.

Jezyan menarik kursi didepannya, mendudukkan dirinya di sana dan tersenyum pada Auryn yang terlihat begitu sibuk dengan benda benda didepannya "Gak usah, ini aja. Lo masih sakit harusnya istirahat bukannya masak kayak gini" balasnya.

Auryn sedikit mendongak, menghentikan aktivitasnya lalu membalas senyuman hangat lelaki didepannya "Pengertian banget, lo mau gak nikah sama gue Jez?" Tanya nya sembari mengambil sesendok nasi dan sayur yang ia masak tadi.

Jezyan lantas melirik perempuan itu "Lo barusan ngelamar gue nih, oke gue mau" jawabnya tanpa ragu.

"Sekarang kita tunangan ya Ryn"

"Biji mata lo tuh tunangan"

"Dih lo yang ngajak nikah duluan"

Auryn memutar bola matanya malas, laki laki didepannya ini memang sangat tidak jelas. Kadang menjadikan hal serius jadi candaan, dan kadang juga sebaliknya hal candaan dianggap serius.

Jezyan menggidikkan bahunya "Nanti gue beliin cincinnya" balasnya.

"Udah gila nih anak"

Kekehan dari Jezyan terdengar diruangan itu, membuat Auryn melirik nya sinis "Gak usah gila deh lo ketawa ketawa sendiri" cibirnya.

Bukannya peduli, lelaki itu justru membalas lirikan Auryn tadi "Lo suka cincin yang ada crystal nya atau polos tapi ada ukiran nama kita?" Tanya nya dengan memasang wajah tanpa dosa.

Auryn membulatkan matanya, bahkan tenggorokannya seperti tertahan. Gadis itu tersedak karena pertanyaan dari Jezyan.

'Anjing nih cowok gak pake aba aba'

Jezyan ikut terkejut, ia mengangkat kedua alisnya lalu dengan gerakan cepat ia menyodorkan segelas air putih untuk Auryn, sekiranya bisa meredakan rasa kurang nyaman karena tersedak makanan.

Auryn meneguk habis air putih itu, lalu mengusap dadanya pelan. Jezyan selalu membuatnya pusing karena ulahnya yang tidak jelas. Belum lagi mulut lelaki itu yang sangat gampang mengucap kan hal hal aneh dan random.

Ini kalau Jezyan mengatakan hal tadi pada perempuan lain mungkin saja mereka akan terbawa perasaan dan berpikir lelaki itu serius ingin membelikan cincin untuk mereka berdua.

Tapi tenang saja, Auryn bisa dengan mudah menepis rasa pede nya jika sedang bersama Jezyan. Melihat dari kelakuan lelaki itu selama ini, bisa ia pastikan Jezyan hanya bercanda mengatakan hal hal seperti itu apalagi yang menyangkut tentang pernikahan.

"Lo kalau becanda jangan bawa bawa pernikahan dongo" ucap Auryn sedikit mendelik tajam.

Jezyan mengernyit, menggeser piring yang sudah kosong dari makanan tadi "Siapa yang becanda?" Balasnya.

"Halah bacot, lo pulang sana, gue mau nyuci piring abis tuh tidur siang bentar"

"Gue bantuin aja deh Ryn, gue juga gak tau mau ngapain di apart sendirian"

Paper HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang